Chapter 01

8.5K 1.1K 107
                                    

Lima tahun kemudian...

8.00 pm

Tidak peduli langit sudah menghitam, bergantinya siang ke malam tidak membuat suasana di area bandara itu sepi oleh para pengunjung. Masih sangat banyak orang-orang yang berlalu-lalang, entah itu orang-orang yang baru mendarat, atau pun orang-orang yang sedang menunggu waktu terbang.

LAX international airport, bandara internasional yang terletak di barat daya Los Angeles, kota Westchester. Bandara yang melayani kota Los Angeles, California, Amerika Serikat ini adalah salah satu bandara tersibuk di dunia, wajar saja jika hampir setiap waktu bandara itu selalu ramai.

Di area apron atau tempat parkir pesawat. Sebuah pesawat jenis Airbus A220-300 milik maskapai Korean Air sudah terparkir rapih, pintu pesawat terbuka dan beberapa penumpang sudah mulai masuk ke dalam pesawat yang akan mengudara dari LAX ke Incheon International Airport, South Korea.

"Selamat malam. Seat berapa, tuan?"

"3F, miss."

"3F, Window seat sebelah kiri, silakan."

Pria paruh baya itu tersenyum dan mengangguk, terlihat lega setelah dia menemukan tempat duduknya. Pandangan Jennie kembali terfokus ke arah galley depan, ada puluhan penumpang lagi yang harus dia sambut dengan ramah. Secara spesifiknya, masih ada 11 orang penumpang lagi yang harus dia tunggu karena hari ini dirinya bertanggung jawab kepada 12 orang penumpang kelas bisnis.

Jennie Kim. Untaian nama yang tersemat di name tag yang terpasang di seragam area dada sebelah kirinya. Jennie adalah pramugari senior yang berkandang di business class dan telah mengudara kurang lebih sepuluh tahun lamanya. Hamparan gurun sahara adalah wujud representasi dari segala prestasi mentereng yang membuatnya digunjing oleh rekan sejawat yang merasa iri dengki. Selain itu, Jennie berhasil menyabet posisi sebagai Cabin one (pimpinan pramugari dalam suatu penerbangan). Tidak main-main, dirinya pun diakui sebagai pramugari dengan kinerja terbaik. Hal itu bukan satu-satunya pencapaian, karena Jennie pun berhasil menjadi salah satu wajah maskapai.

"Mommy!"

Jennie POV

Runway is the best place to run away!

Setidaknya, sebagain besar pramugari dan sebagian besar orang yang bekerja di dunia penerbangan mempercayai pemikiran tidak berdasar yang satu itu. Ah, aku akan mengakui jika aku adalah salah satu pramugari yang mempercayai pemikiran konyol itu. Bukan tanpa alasan, tapi karena aku sering menjadikan landasan pacu sebagai tempat teraman untuk melarikan diri.

Melarikan diri dari apa?

Dari kejamnya dunia. Benar, suka tidak suka, terima tidak terima. Kejamnya dunia adalah fakta mutlak yang tidak mungkin bisa dipungkiri oleh semua manusia yang hidup di dunia. Aku percaya jika satu di antara kalian mengatakan hidup kalian sempurna, namun perlu diingat.. Takdir tidak akan pernah baik selamanya.

Benar, aku adalah seorang pramugari senior berusia 35 tahun yang sudah cukup lama dibercandai oleh turbulensi. Bertahun-tahun terlewati dengan terbiasa terombang-ambing pada ketinggian puluhan ribu kaki. Tapi aku belum memiliki niat untuk melepaskan seragam berwarna biru muda ini, aku sudah terlalu nyaman di sini, di tempatku bisa menyembunyikan kesedihan di sela-sela jendela pesawat. Apa yang membuatku bersedih? Ah, terlalu malas bagiku untuk membahas hal yang sensitif seperti ini. Intinya, kisah hidupku tidaklah secantik parasku.

Eh, apa aku cantik? Hihi.. Katakan saja aku cantik.

Aku pernah mengalami sebuah kegagalan, kegagalan yang membuatku hancur dan terluka, kegagalan yang membuatku hilang arah dan tidak tahu harus melakukan apa. Tapi, kegagalan itu tidak membuatku berhenti melangkah, jika aku menyerah mana mungkin aku bisa menyabet semua gelar dan prestasiku saat ini. Sombong? Tidak apa, terpenting aku meraihnya atas usahaku sendiri.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang