Chapter 75

11.6K 1.1K 106
                                    

Malam berakhir dan hari kembali berganti. Masih dalam suasana natal, tapi berkumpulnya semua orang di ruang rawat inap itu bukan lagi untuk membuka kado atau merayakan natal. Melainkan untuk mengetahui hasil tes lab Brian yang sudah berada di tangan Lisa.

Ada sebagian petugas medis yang masih libur, tapi tidak bagi petugas medis yang bertanggung jawab atas Brian. Lisa meminta semua orang masuk hari ini, karena dia tidak mau hasil tes lab Brian tertunda, dia tidak sabar ingin mengetahui hasilnya.

Orang tua Jennie, orang tua Lisa, semua ada di sana. Rosé dan Jisoo pun ada, bahkan Tae-Joon pun turut hadir karena dia ingin tahu bagaimana hasil tes itu, dia ingin memastikan jika Brian benar-benar sudah sembuh.

"Semua sudah berkumpul--"

"Dad, kau tahu aku tidak suka bertele-tele bukan?" Sela Jennie.

Lisa tersenyum seraya mengelus kepala Jennie, "Aku sangat tahu. Baiklah, aku akan membukanya sekarang."

Jennie hanya mengangguk dan menatap amplop di tangan Lisa. Arah pandang Jennie membuat Lisa terkekeh, dia membuang napas secara kasar sebelum akhirnya dia bergerak membuka amplop berisi berkas hasil tes lab Brian.

Kondisi Brian memang membaik di setiap harinya, meskipun rambut pria kecil itu belum tumbuh, badan masih kurus, dan masih sedikit lemas. Tapi rasa sakit tidak menyiksa Brian lagi, dia sudah ceria seperti dulu. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan sel kanker tidak lagi ada di tubuh Brian.

Selain Jennie, tapi semua orang di ruangan itu terus memperhatikan Lisa, mereka menanti dan merasa tidak sabaran juga. Suasana di ruangan itu terasa sedikit menegangkan saat berkas hasil lab sudah Lisa buka dan baca.

"Bagaimana hasilnya, dokter Manoban? Anakku sembuh, 'kan?" Tanya Tae-Joon tidak sabaran.

Lisa tersenyum meski rasanya dia tidak suka dan cemburu, dia mengabaikan pertanyaan Tae-joon dan fokus membaca hasil tes lab tersebut. Beberapa saat kemudian Lisa menoleh pada Brian, dia terkekeh lalu mengecup pipi Brian sekilas.

"Dad--"

"Menurut hasil pemeriksaan, sel darah merah Brian terus berkembang dengan baik. Kombinasi pengobatan, terapi persiapan dosis tinggi dan transplantasi sel punca yang Brian jalani dinyatakan berhasil. Sel kanker sudah tidak ada di tubuh Brian. Brian 100% sembuh. Rasa sakit itu pergi, dan aku akan memastikan mereka tidak akan pernah kembali."

Lisa melempar hasil tes lab tersebut, dia langsung menggendong dan memeluk erat tubuh mungil Brian. Bahagia. Satu rasa yang sedang Lisa rasakan saat ini. Lisa menangis terisak tanpa peduli semua orang pun tersenyum bahagia. Air mata sebening kristal itu pun menetes membasahi pipi Jennie, dia duduk di tepi ranjang perawatan seraya menunduk dan mencengkram erat ujung jas dokter yang Lisa gunakan.

"Daddy, kenapa menangis? Jangan menangis." Ucap Brian panik.

"Kau sembuh, nak. Anakku hebat, kau memang hebat sayang."

Brian diam termenung, tapi beberapa detik setelah itu dia membalas pelukan Lisa, dia bahagia karena sembuh, tapi dia menangis karena mendengar isak tangis Lisa. Brian tidak suka melihat dan mendengar Lisa menangis, apalagi itu karena ulahnya.

Kebahagiaan kental terasa di ruangan itu. Setelah tersiksa oleh rasa putus asa yang membuat suasana sedikit terasa rumit dan tidak nyaman, akhirnya semua berakhir dengan keberhasilan Lisa menangani anaknya. Lisa tidak akan melupakan jasa semua rekan-rekannya, dia tetap bangga karena merasa berhasil menyembuhkan Brian menggunakan kedua tangannya sendiri, karena sedari awal dialah yang berperan besar dalam kesembuhan Brian.

Karena Lisa asyik berpelukan dengan Brian hingga mengabaikannya, Jennie berdiri lalu dia melangkah menghampiri Jisoo. Kehadiran Jennie di hadapannya membuat Jisoo tersenyum, dia melepaskan gandengannya dari lengan Rosé lalu dia merentangkan kedua tangan.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang