Chapter 50 [M]

13.5K 1.1K 84
                                    

"Welcome to Incheon International Airport, Incheon South Korea. Please remain seated until the aircraft has come to a complete stop in the parking lot.

Unfasten your seatbelt when the seatbelt light sign has been extinguished. This is our final journey from Changi International Airport, Singapore to Incheon International Airport, Incheon, South Korea. We, the crew of Korean Air with Captain Jo Jung-suk, would like to thank you for flying with us and see you on your next flight.

Please check your luggage before leaving the plane, so that no items are left behind. And for those of you who make a transit, please report to the next flight gate. Thank you."

Announcement terdengar, di sampaikan oleh Jennie sebagai cabin one yang sedang bertugas. Tidak berselang lama, pesawat Airbus A321neo itu berhasil mendarat dengan sempurna, berhenti dan terparkir rapi di Apron bandara Incheon.

Semua sama seperti sebelum-sebelumnya, setelah semua penumpang turun Jennie segera melakukan tugas akhirnya sebelum meninggalkan pesawat. Rasanya cukup melegakan karena semua pekerjaannya berjalan dengan lancar, dari semenjak dia take-off dari Incheon dan kembali landing di Incheon, tidak ada kendala apa pun yang terjadi.

Sementara di sisi lain, atau lebih tepatnya di basemen bandara. Lisa duduk diam di dalam mobilnya, menatap pintu keluar yang mengarah ke basemen, karena dia sedang menanti Jennie keluar. Dia sengaja datang untuk menjemput Jennie, tanpa peduli jarum jam tangan sudah menunjuk angka 11 malam.
 

Lisa POV

Tiga malam. Terdengar singkat memang, tapi aku merasa tiga malam yang berlalu kali ini terasa sangat lama. Mungkin karena Jennie tidak ada? Ya, itu sebuah kemungkinan besar. Aku menanti setiap malam yang berlalu, karena itu semua terasa sangat lama.

Tapi penantianku berakhir malam ini. Tiga malam yang terasa sangat sunyi itu sudah berakhir, dan malam ini Jennie akan pulang. Karena dia akan pulang juga jadi aku berada di sini, di basemen bandara Incheon untuk menjemputnya.

Kami sudah membuat janji sebelum Jennie flight tadi, dia memintaku untuk menunggu di basemen saja. Jadi aku di sini dan tidak mungkin kami keliru. Rasanya sangat tidak sabar, aku benar-benar merindukannya.

Empat hari, tiga malam. Ada sesuatu yang berubah, di mana Brian tinggal bersamaku dari semenjak ibunya pergi bekerja. Rasanya semua sangat membahagiakan, kini aku mendapat sambutan setiap pulang bekerja, ada yang mengganggu dan membangunkan aku tidur, menemani sarapan dan makan malam.

Kenapa Brian bersamaku?

Agar dia aman. Kalian pasti tahu apa yang terjadi sebelum Jennie pergi bekerja, jadi aku dan Jennie mencari aman. Sebenarnya, aku tahu ini salah, karena bagaimana pun pria itu tetap ayah kandung Brian. Tapi aku menuruti aturan yang Jennie buat, karena aku tahu menjadi Jennie tidaklah mudah.

Jika kalian bertanya, apa aku tidak cemburu?
Cemburu, tentu saja aku merasa cemburu. Bahkan aku merasa kesal saat melihat pria itu datang ke rumah Jennie. Tapi sampai detik ini, aku masih bisa mengendalikan rasa cemburuku.

Ini adalah risiko karena mencintai Jennie. Semenjak tahu jika dia pernah menikah, berada dalam masalah seperti ini sudah menjadi risiko yang mungkin saja terjadi, bukan? Aku tidak akan terkejut, karena kasus Jennie dan aku berbeda. Dia bercerai, aku berpisah karena maut.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang