Chapter 25

6.2K 1K 130
                                    

Jennie POV

Ada yang mengatakan; Jika belum merasakan, tidak akan pernah mengerti dan memahami.

Ya, aku setuju dengan kalimat itu. Kenapa? Karena, dinginnya aku sekarang, lebih tertutup pada orang asing yang berniat masuk ke dalam hidupku. Semua dinilai kejam dan berlebihan. Tapi tidak ada yang tahu, aku melakukan semuanya demi melindungi diriku, berjaga-jaga karena aku tidak ingin terluka dan sakit lagi.

Pengkhianatan..

Orang yang berselingkuh tidak pernah berpikir apa efek dari perselingkuhan itu sendiri. Setelah menyesal, orang yang berselingkuh akan sangat mudah mengatakan maaf, namun mereka tidak akan tahu bagaimana efeknya.

Trust issue, merasa buruk, kehilangan rasa percaya diri, dan lebih parah adalah frustasi. Percaya tidak percaya, semua bisa terjadi. Memang, aku memang tidak sampai mengalami frustasi, tapi yang lainnya? Aku menjadi keras dan terkesan tidak memiliki hati setelah mengalami semuanya.

Bahkan aku sempat kehilangan rasa percaya diri, seperti; Apa aku kurang? Aku tidak pantas dicintai karena sangat buruk. Jangan mencintaiku, aku tidak pantas. Jika aku baik, tidak mungkin pasanganku berselingkuh. Ya, aku pernah merasakannya, dan percayalah.. Ada orang yang mengalami hal itu juga bahkan lebih parah dariku.

Selain itu, jelas percaya pada orang lain menjadi tidak semudah itu. Dan itu bertahan sampai sekarang meski hari menyakitkan itu sudah berlalu sangat lama. Aku tahu orang baik ada, tapi tidak semua orang bisa aku percaya. Seperti orang yang saat ini ada di hadapanku, Lisa.

Aku tahu Lisa orang baik, tapi aku tidak percaya padanya. Aku tidak percaya dia tidak akan menyakitiku, aku tidak percaya dia benar-benar baik. Dia sempat memintaku untuk percaya padanya, aku pun ingin percaya padanya, tapi semua sulit karena aku takut rasa percayaku berbuah rasa sakit yang sulit untuk di obati.

"Kau meminta maaf padaku?"

Ya. Keras hati yang aku miliki membuatku melakukan kesalahan. Tapi ucapan appa semalam membuatku merasa bersalah, mungkin aku salah menilai? Entah, aku hanya mencoba untuk waspada. Appa memintaku untuk meminta maaf pada Lisa, jadi di sinilah aku sekarang, di ruangan Lisa, sedang menghadap padanya dan sudah meminta maaf padanya.

"Ya." Kataku.

Dia tersenyum tanpa aku tahu kenapa dia tersenyum. Sudah berkali-kali aku bertemu dengan Lisa, tapi baru kali ini kami bertemu dalam kondisi tenang. Maksudku, bukan karena Brian, aku tidak sedang merasa emosi, hati dan perasaanku pun sedang sedikit tenang. Karena itu juga aku baru benar-benar memperhatikannya, menatap lekat senyumnya.

Sial.. Kenapa manis sekali? Eh..

"Bagaimana jika aku tidak mau memaafkanmu?" Tanyanya.

Aku mengangkat kedua alis, "Tidak masalah, terpenting aku sudah meminta maaf." Kataku.

Dia mengangguk-anggukan kepala, mengetuk-ngetuk meja kerjanya. Rasanya dia sedikit menyebalkan, ck!

"Aku akan memaafkanmu, tapi aku memiliki syarat."

Kan?
Lihatlah senyum itu, tadi senyumnya terlihat sangat manis, tapi kenapa sekarang senyumnya terlihat sangat menyebalkan. Ya Tuhan, sabar Jennie, sabar.

"Apa itu?" Kataku.

Lisa tidak langsung menjawab, dia malah berdiri dari duduknya lalu dia melangkah keluar dari area meja kerjanya, dia menghampiriku lalu dia berdiri di sisi kiri ku, menghadap padaku dan menyandarkan bokongnya di tepi meja kerjanya seraya menunduk dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Gugup!

Sial, perasaan apa ini? Kenapa saat aku mendongak menatap wajahnya aku merasa gugup? Tatapan mata itu, rasanya seperti aku pernah melihat tatapan mata itu meski buram, aku tidak ingat kapan dan di mana, tapi rasanya aku pernah melihat.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang