Chapter 51

7.7K 1.1K 71
                                    

Ting!

Tanpa bergandengan tangan atau mengatakan apa pun, Lisa dan Jennie berlari ke arah pintu unit Lisa sesaat setelah mereka keluar dari dalam lift. Tidak peduli masih ada di jam kerjanya, Lisa kembali meninggalkan rumah sakit untuk memeriksa kondisi Brian.

Jennie terus membisu sedari tadi, panik dan rasa khawatir membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tenggorokan pun terasa sakit, karena tangis yang berusaha dia tahan.

Tiba di depan pintu, Lisa langsung men-tap access card, lalu dia membuka pintu dan masuk begitu saja. Jennie menyusul Lisa, dia berlari lebih dulu menaiki anak tangga untuk pergi ke kamar yang diisi oleh Brian.

"Andwaeee~"

Jeritan Ryujin menyambut kedatangan Lisa dan Jennie di lantai dua, membuat Jennie semakin kalut dan panik. Tiba di kamar Brian, Lisa yang melangkah cepat menghampiri Brian, sementara Jennie hanya diam di ambang pintu karena melihat Brian terus muntah-muntah, mengenai lantai, sprei, dan selimut.

Lisa tidak mengatakan apa pun, dia langsung membantu Brian yang terus muntah, sementara Ryujin segera berdiri dan berlari ke kamar mandi untuk mengambil lap atau apa pun yang bisa dia gunakan untuk membersihkan muntahan di lantai.

"Lili-- Hueekk~"

"Jangan di tahan." Ucap Lisa.

Jennie bergerak cepat menghapus air matanya, lalu dia melangkah menghampiri Brian dan Lisa, mereka berkerja sama untuk membantu Brian mengeluarkan semua isi perutnya. Beberapa saat kemudian Brian berhenti muntah, dia langsung jatuh dan berbaring di atas tempat tidur.

"Sakit mommy~" Brian merengek dan menangis kencang seraya memegang perut bagian kanan atasnya.

Lisa segera meraih stetoskop yang menggantung di lehernya sedari tadi, dia kembali bungkam meski dia fokus memeriksa kondisi Brian. Tidak berselang lama Lisa menggeleng, selain keluhan yang Brian sebutkan tapi suhu tubuh Brian benar-benar tinggi.

"Kita ke rumah sakit."

Belum sempat Jennie menjawab, Lisa bergerak lebih dulu menggendong dan membawa Brian ke arah pintu. Jennie segera berdiri dan berlari kecil mengikuti Lisa, begitu pun dengan Ryujin. Dia mengurungkan niat untuk membersihkan muntahan, dan memilih mengikuti yang lain lebih dahulu.
 

Lisa POV

Kanker..
Membuat kondisi pengidapnya selalu naik dan turun tanpa pernah di duga-duga. Aku sudah mengatakan, kemarin Brian demam saat ibunya tidak ada, tadi pagi dia kembali demam meski tidak terlalu tinggi, jadi Jennie tetap ikut denganku. Tapi sekarang?

Di luar mungkin aku terlihat kuat, tegar, dan tenang. Tapi di dalam? Hatiku ikut hancur melihat bagaimana Brian terus menangis dan menggeliat kesakitan. Ditambah lagi oleh tangis Jennie. Semalam aku dan Jennie bersenang-senang, tapi hari ini? Aku benar-benar merasa sedih untuk kondisi Brian.

"Cepat, Dad."

Aku mengangguk, "Iya, tenang sayang." Kataku.

"Bagaimana caranya aku bisa tenang, Lisa?!"

Aku memilih diam tanpa mengatakan apa pun setelah mendengar ucapan Jennie, dia sedikit membentak tapi tidak aku permasalahkan, aku mengerti karena dia benar-benar sedang merasa panik. Bagaimana tidak panik jika anak terus memekik kesakitan di pangkuan sendiri?

Kabar tidak baik Jennie dengar hari ini, dimana dia tidak bisa mendonorkan sel tulang sumsum nya karena hasil tes menunjukan sel tulang sumsumnya tidak cocok dengan Brian. Dan ini? Aku yakin, perasaan Jennie sangat kalut dan tidak baik-baik saja.

Diiringi oleh tangis Jennie dan Brian, aku berusaha untuk tetap fokus mengemudi, meski aku menunjukan keahlianku dalam mengemudi agar kami cepat sampai tapi semua tetap aman terkendali.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang