Chapter 20

5.1K 922 46
                                    

Cuaca tidak bersahabat dengan semua warga kota Seoul pagi ini. Rintik hujan turun tanpa di undang. Hanya segelintir orang yang membawa payung untuk melindungi diri agar tidak basah kuyup. Laju kendaraan pun melambat karena jalanan yang licin, mereka mencari aman karena tidak ingin membahayakan diri sendiri atau pun orang lain.

Setelah melaju pelan di jalanan kota, sebuah mobil akhirnya berbelok dan melaju perlahan memasuki gerbang salah satu sekolah TK terbaik di Seoul. Tidak berselang lama mobil itu berhenti di area drop off untuk menurunkan penumpangnya.

Pintu mobil bergeser dan terbuka begitu saja, detik berikutnya Brian turun dari dalam, diikuti oleh Ryujin yang membawakan barang-barangnya, dan Seon-ho yang akan menemui kepala sekolah untuk meminta maaf karena cucunya baru masuk sekolah lagi dan menjelaskan kondisi Brian agar pihak sekolah mengerti jika suatu hari Brian tidak masuk sekolah lagi atau mengurangi kegiatan di sekolah.

"Ranselku, Yujin." Ucap Brian.

Bukan tidak bisa memanggil Ryujin dengan nama lengkap, tapi Yujin adalah panggilan kesayangan Brian pada Ryujin. Sudah bukan rahasia, dan Ryujin pun menyukai panggilan itu.

"Kau yakin tidak perlu aku antar ke dalam?" Tanya Ryujin.

"Iya," Brian mengangguk seraya memakai ranselnya, "Biasanya aku sendiri, sekarang pun aku bisa sendiri. Kenapa kau aneh?" Tanyanya.

Brian tahu dirinya sakit, tapi dia tidak tahu sakit apa yang dia idap. Bukan ingin merahasiakan, tapi diberitahu pun belum tentu Brian mengerti. Intinya Brian hanya tahu jika dirinya sakit, jadi ia tidak boleh kelelahan dan terlalu memforsir diri untuk belajar.

Ryujin hanya tersenyum setelah mendengar jawaban Brian, biasanya dia akan pulang setelah mengantar Brian ke sekolah, tapi kali ini dia akan menunggu di sana karena takut sesuatu terjadi pada Brian meski memang dia hanya menunggu di area luar sekolah, tidak masuk ke dalam.

Seon-ho tersenyum setelah melihat cucunya semangat untuk sekolah, mengabaikan udara dingin pagi ini, mengabaikan wajahnya yang selalu pucat, Brian tetap ingin bersekolah karena memiliki cita-cita setinggi langit. Ya, Brian ingin menjadi seorang pilot agar bisa mendampingi Jennie mengudara.

Anak-anak, Brian tidak berpikir usia ibunya akan bertambah dan akan ada masanya ibunya berhenti mengudara. Yang dia pikirkan hanya; Jika menjadi pilot, dia dan Jennie akan selalu berkeliling dunia bersama.

"Sudah, ayo." Ucap Seon-ho.

"No, Harabeoji," Brian menggeleng dan menolak uluran tangan Seon-ho, "Ada aturan, orang tua dilarang mengantar anak ke dalam jika tidak ada acara khusus, jadi aku akan masuk sendiri." Tolaknya.

"Tapi harabeoji akan masuk ke dalam untuk menemui kepala sekolahmu." Jawab Seon-ho.

"Jika begitu, harabeoji masuk duluan saja, aku akan masuk sendiri."

"Brian!"

Seon-ho, Ryujin, dan Brian menoleh ke arah suara. Seorang gadis kecil berlari menghampiri Brian seraya membetulkan tali ransenya dan menenteng sebuah travel bag kecil berisi kotak bekalnya. Brian tersenyum dan tampak berbinar saat melihat kehadiran si gadis kecil, dia merasa senang karena bisa bertemu teman sekelasnya lagi.

"Ri Na." Sapa Brian.

Park Ri Na, gadis kecil yang cantik dan imut. Teman sekolah Brian dari semenjak mereka masuk ke sekolah itu bersama. Orang tua mereka hanya saling mengenal jika ada acara di sekolah, tapi di luar sekolah mereka tidak saling mengenal apalagi berteman.

"Brian, kau sakit?" Tanya Ri Na khawatir, dia melihat bagaimana pucatnya Brian.

"Tidak," Brian tersenyum dan menggeleng, "Eh, sakit tapi sudah sembuh." Lanjutnya.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang