Chapter 60

8.9K 1.1K 78
                                    

Dilamar. Jelas bukan menjadi sesuatu yang baru untuk Jennie. Tapi, karena yang melamar adalah orang yang berbeda, semua terkesan sesuatu yang baru. Kehidupan baru, bahtera cinta yang baru, pelabuhan baru, kebahagiaan yang baru, dan yang pasti.. Semangat yang baru.

Hari-hari kembali berganti, terhitung satu minggu sudah semua berlalu. Satu minggu yang terasa sangat menyenangkan, membahagiakan, dan selalu dipenuhi dengan cinta. Entah itu cinta dari Lisa untuk Jennie, dari Jennie untuk Lisa, dan dari Jennie dan Lisa untuk Brian.

Selain Jennie dan Lisa, pria kecil itu merasa kebahagiaan berbeda akhir-akhir ini. Memang sebelumnya dia merasa bahagia setelah bertemu Lisa, tapi satu minggu ini rasa bahagia itu semakin terasa. Brian merasa lengkap, Jennie dan Lisa selalu bergantian menjaganya. Bahkan Ryujin merasa, pekerjaannya berkurang akhir-akhir ini.

Namun, rasa bahagia yang dirasakan membuat Jennie dan Lisa lupa jika kehidupan masih terus berputar. Lisa berhasil mengganti air mata Jennie dengan pelangi yang indah, tapi dia lupa bagaimana sifat pelangi. Di mana semua keindahannya selalu sementara.

"Sudah dari semalam, dad. Demamnya tidak kunjung turun." Ucap Jennie cemas, dia menatap Brian yang terlihat sangat lemah di atas tempat tidur.

"Mengerti. Siapkan semuanya, aku akan membawa Brian ke rumah sakit."

Jennie menggigit bibir bawah seraya menganggukkan kepala, "Aku akan menyiapkan semuanya."

"Iya, jangan cemas dan cobalah untuk tenang. Aku ada, aku di sini, Jennie."

"Iya sayang, cepatlah."

Lisa hanya menjawab dengan gumaman singkat di ujung sana, karena tahu Lisa sedang mengemudi jadi Jennie segera mematikan panggilan itu dan segera menyiapkan semua keperluan Brian. Jennie memanggil Ryujin untuk membantunya, karena meski Lisa memintanya untuk tenang, jelas dia tidak bisa tenang karena merasa khawatir pada anaknya. Rasa khawatir yang selalu membuat Jennie bingung untuk melakukan apa pun.

"Hiks~"

Jennie menoleh pada Brian, dia membiarkan Ryujin bersiap sementara dia sendiri segera menghampiri Brian. Rasa khawatir Jennie semakin menjadi, karena Brian terus merengek, meringis kesakitan, dan terus menggeliat pelan di atas tempat tidur.

"Sayang." Jennie mengelus kepala Brian.

Brian membuka mata, "Sakit mommy."

"Mana yang sakit sayang?" Tanya Jennie, dia berusaha tetap tegar meski pun tenggorokannya sudah terasa sakit karena air mata yang dia tahan.

"Semuanya. Badanku sakit semua."
 

Jennie POV

Bisakah semua cepat berakhir?

Tidak, aku tidak berharap Brian menyerah, tapi maksudku.. Bisakah Brian segera sembuh? Segera berlari dan tertawa ceria lagi?

Satu minggu yang lalu, kebahagiaan berpihak padaku. Kalian pasti tahu dari mana kebahagiaan itu berasal, bukan? Benar. Dari Lisa. Jujur, aku menerima lamaran Lisa setelah aku melawan semua kekhawatiran yang aku rasakan, aku mencoba percaya jika bahagia akan selalu berpihak kepadaku setelah aku menerima lamaran Lisa. Tapi, semua hanya dalam anganku saja, karena kebahagiaan itu kembali terusik dan kesedihan kembali menghampiri.

Aku tidak akan memungkiri atau mengaku jika aku tidak bahagia, nyatanya aku sangat bahagia karena resmi menggaet gelar sebagai calon istri Lisa. Namun kebahagiaan itu terus saja diselingi oleh rasa sedih, bukan karena Lisa menyakitiku, tapi karena kondisi Brian yang terus saja naik turun.

Setelah beberapa hari ini kondisi Brian membaik, tadi malam dia kembali mengalami pendarahan dari gusi dan hidung, lalu dia demam. Demamnya terus naik turun dari semalam, bahkan sampai detik ini dia masih demam dan terus menggeliat kesakitan. Katakan padaku, bagaimana caranya agar aku tidak merasa sedih? Itu mustahil, bukan?

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang