Chapter 27

6.3K 1K 79
                                    

Satu dua kendaraan berlalu-lalang di area perumahan itu. Di dalam sebuah rumah yang tampak cukup besar dan mewah, suara anak kecil menangis tampak samar terdengar. Ibu dari anak itu ada, namun dia tidak mencoba menenangkan tanpa peduli nafas anaknya sudah tersenggal.

Choi Tae-joon dan Son Na Eun. Pasangan suami istri yang sedang berdebat karena kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Emosi tampak jelas menghiasi raut wajah keduanya, mereka sama-sama kesal dan terus berdebat tanpa peduli anak mereka menyaksikan semuanya.

"Kau itu seorang ibu! Kenapa kau terus saja bertingkah seperti seorang gadis dan selalu mengutamakan bekerja, bekerja, dan bekerja, hah?!" Bentak Tae-joon.

Bekerja, hangout, dan berbelanja. Tiga kegiatan yang membuat Na Eun selalu saja mengabaikan anaknya, terus mengandalkan baby sitter dan Tae-joon untuk mengurus anak mereka.

Tae-joon sudah lelah menghadapi tingkah istrinya, lima tahun menikah namun keharmonisan rumah tangga itu hanya terjadi di dua tahun pertama saja, setelah menginjak tahun ke-3, semua sedikit kacau karena Na Eun diangkat menjadi sekretaris pribadi atasannya. Semenjak memiliki jabatan baru, Na Eun semakin sibuk dan waktu untuk keluarga kecilnya terus saja berkurang.

"Lalu aku harus bagaimana? Kau ingin aku diam di rumah dan mengurusmu, begitu? Apa kau tidak sadar diri? Jika aku hanya diam, apa gajimu cukup untuk menunjang rumah tangga ini?" Omel Na Eun.

Kedua tangan Tae-joon terkepal erat, emosi yang sedari awal sudah memeluknya, kini semakin menjadi setelah mendengar ucapan Na Eun. Tae-joon merasa usahanya selama ini tidak pernah terlihat, padahal semua sudah Tae-joon berikan pada Na Eun.

Saat masih bersama Jennie, Tae-joon adalah seorang direktur keuangan di perusahaan, namun satu tahun setelah bercerai dengan Jennie dan menikah dengan Na Eun, dia dipecat secara tidak hormat karena tertangkap basah menggelapkan dana perusahaan.

Tae-joon bermain curang untuk gaya hidup, untuk memenuhi semua yang Na Eun inginkan. Awalnya Na Eun menerima walau pun suaminya pengangguran, hingga akhirnya mereka kembali bekerja di satu perusahaan yang sama.

Saat ini mereka berada di Seoul, baru saja pindah sekitar dua minggu lamanya. Menjadi sekretaris pribadi membuat Na Eun harus ikut bersama atasannya yang memilih menetap di kantor pusat yang berada di Seoul, Tae-joon pun ikut karena mereka bekerja di perusahaan yang sama meski pun Tae-joon hanya karyawan biasa.

"Setidaknya perhatikan anakmu!" Tae-joon menunjuk Se Jong yang masih menangis tersedu, "Karena kekurangan perhatianmu, dia tumbuh menjadi anak yang nakal dan terus saja berbuat onar--"

"Apa hanya aku yang wajib memperhatikan dan mengurus anak, hah?! Kita membuatnya berdua, kau tidak mungkin melupakan itu. Jadi mengurus pun jelas saja harus berdua." Jawab Na Eun menyela ucapan Tae-joon.

"Aku tahu! Aku sangat tahu itu Son Na Eun, tapi peranmu lebih penting. Dia membutuhkan kasih sayangmu juga." Balas Tae-joon, dia terlihat gemas dan kesal pada istrinya.

"Aku bekerja untuknya, Choi Tae-joon. Apa itu tidak cukup, hah?! Kau bisa memberinya kasih sayang, aku yang menanggung urusan finansial nya." Jawab Na Eun tidak mau kalah.

"Tapi---"

"Sudahlah, aku lelah. Aku harus menemani atasanku bertemu client nanti malam, berhenti berbicara dan berhenti membuatku muak!"

Selesai berbicara Na Eun berlalu begitu saja, dia tidak peduli pada anak dan suaminya. Tae-joon mengusap wajah secara kasar, dia mendongak sejenak seraya menaruh kedua tangan di pinggang. Karena Se Jong masih menangis, Tae-joon menoleh menatap anaknya lalu dia melangkah dan duduk di sofa seraya menggendong dan mendudukkan Se Jong di pangkuannya.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang