Chapter 43

9K 1K 185
                                    

"Appa, ke mana eomma. Kenapa dia tidak ikut menjemputku?" Tanya Se Jong.

Tae-joon membuang napas lemah setelah mendengar pertanyaan anaknya. Ingin rasanya dia marah karena Se Jong terus menanyakan di mana ibunya, tapi tidak mungkin dia marah pada anaknya yang baru saja sembuh.

Benar, Tae-joon berada di rumah sakit karena Se Jong sakit. Pria kecil itu harus rawat inap setelah tiga hari demamnya tidak kunjung turun. Tapi, hari ini dia akan pulang karena dokternya sudah mengizinkan dia pulang.

Lisa memang dokter anak, tapi dia tidak menangani Se Jong karena sakit yang Se Jong derita tidak ada sangkut pautnya dengan Lisa. Selama 4 hari Se Jong di rumah sakit, baru kali ini Lisa dan Tae-joon bertemu, itu pun secara kebetulan karena sebelumnya mereka tidak pernah bertemu.

Diamnya Tae-joon membuat Se Jong ikut diam, dia duduk nyaman saat ayahnya mendudukkan dia di kursi mobil. Tidak berselang lama, Tae-joon pun sudah masuk ke dalam mobil, tanpa mengatakan apa pun dia segera menyalakan mesin mobil dan mulai menginjak pedal gas mobilnya.

Rumah tangga Na Eun dan Tae-joon jelas tidak baik-baik saja, karena kissmark yang Tae-joon temukan di leher istrinya tempo hari. Padahal sudah lama mereka tidak 'berhubungan', tapi Na Eun memiliki kissmark di lehernya. Na Eun memang tidak mengaku, bahkan dia mengelak dan malah marah-marah.

Sampai sekarang, Na Eun terus menghindar dari Tae-joon. Tidak peduli anaknya sakit, dia malah asyik bersama atasannya. Beralibikan kerja, Na Eun tidak pernah ada di rumah tanpa peduli itu hari libur.

"Appa, aku ingin ice cream."

"Kau baru sembuh, jangan dulu memakan ice cream." Jawab Tae-joon.

"Tapi Appa--"

"CHOI SE JONG!" Bentak Tae-joon.

Se Jong menunduk setelah mendengar bentakan ayahnya, detik berikutnya dia menangis kencang membuat Tae-joon merasa semakin kesal. Perasaan Tae-joon sedang tidak baik karena pertemuannya dengan Jennie tadi, di tambah karena Se Jong terus menanyakan Na Eun, dan sekarang?

Se Jong memang anak yang sangat manja, tidak peduli dia laki-laki, dia selalu menangis dan mengamuk jika ada keinginan yang tidak dipenuhi. Dan sekarang pun seperti itu, dia menangis kencang membuat telinga Tae-joon terasa sakit.

Tapi Tae-joon tidak peduli, bagaimanapun dia menyayangi Se Jong. Dia melarang dan tidak menuruti keinginan anaknya karena dia menyayangi anaknya, Se Jong baru saja sembuh dari sakit, tidak mungkin dia memberikan ice cream untuk anaknya.

Perjalanan pulang itu diisi oleh tangis histeris Se Jong, namun menit-menit berganti akhirnya Se Jong diam, karena dia tidur setelah lelah menangis. Tae-joon membuang napas lega, dia menoleh sekilas pada anaknya lalu dia bergerak mengelus kepala Se Jong.

"Maafkan appa, nak."

Tae-Joon merasa sangat bersalah pada anaknya, dia selalu berusaha memprioritaskan anaknya, namun dia sadar jika Se Jong tidak hanya membutuhkan kehadirannya. Pertengkaran nya bersama Na Eun membuat mereka semakin jauh, hal itu yang membuat Tae-joon merasa bersalah karena Se Jong harus menjadi korban.

Setelah menempuh kurang lebih 45 menit perjalanan, akhirnya mobil yang Tae-joon berbelok memasuki kompleks tempat tinggalnya. Tapi tepat saat dia kembali berbelok menuju ke rumahnya, dia mengerutkan kening karena ada mobil Sehun di depan rumah.

Tepat saat mobil yang Tae-joon kemudikan berhenti di depan rumah, saat itu juga Na Eun keluar bersama Sehun, membawa koper dan terlihat sangat mesra. Tanpa menunda Tae-joon segera turun dari mobil, tidak peduli Se Jong sedang tidur, Tae-joon menutup pintu mobil secara kasar hingga anaknya terbangun.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang