Chapter 77

5.3K 1K 61
                                    

Nasib bisa diubah, tapi tidak dengan garis takdir. Mulut bisa berkata dengan mudah, namun jika garis takdir sudah ditentukan, maka manusia hanya bisa menjalaninya.

Lisa dan Jennie, mereka tidak pernah berencana menikah untuk kedua kali. Keduanya sama-sama ingin menikah satu kali dalam seumur hidup, tapi semua hanya keinginan saja, karena nyatanya kini mereka akan kembali menikah. Takdir mempertemukan dan cinta menyatukan mereka.

Tidak semua hal yang terjadi di dunia bisa diduga-duga dan direncanakan, Lisa dan Jennie mempercayai kalimat itu. Karena mereka tidak berencana untuk bertemu, apalagi menikah seperti yang akan mereka lakukan hari ini.

Ya, hari pernikahan itu akhirnya tiba. Hari bahagia yang amat sangat Lisa nantikan. Gugup dan resah, dua perasaan itu selalu menyiksa Lisa akhir-akhir ini, bahkan semalam dia tidak tidur sedetik pun, sampai saat ini dia belum bisa memejamkan mata karena merasa sangat gugup.

"Apa aku sudah tampan?" Lisa berdiri di depan cermin, dia terus bergerak merapikan penampilannya sedari tadi.

Rosé membuang napas lemah, dia melangkah menghampiri Lisa lalu menepuk bahu kanan Lisa dari belakang sebelum akhirnya dia merangkul bahu Lisa dan berdiri di sisi kanan Lisa.

"Ayolah.. Kenapa kau terlihat sangat gugup? Ini hanya hari pernikahan, Lalisa. Bukan sidang skripsi." Jawab Rosé.

"Aku tahu, tapi.. Entahlah. Jawab aku, apa penampilanku sudah rapi? Apa aku wangi dan tampan?" Balas Lisa cemas.

Entah..
Lisa tahu ini pernikahan keduanya, di mana itu artinya dia sudah pernah mengalami situasi yang sama. Tapi Lisa merasa semua berbeda, dulu dia tidak segugup dan secemas ini.

Rosé terus meyakinkan Lisa jika penampilan Lisa sudah rapi, Lisa sudah tampan dan sudah wangi. Tapi Lisa terus terlihat cemas, membuat Rosé terus berbicara dan mencoba menenangkan Lisa sebisanya.

Di sisi lain...

Kegugupan dan rasa cemas yang Lisa rasakan sangat terlihat jelas, tapi semua berbeda dengan Jennie. Meskipun Jennie merasa gugup di dalam, tapi di luar dia terlihat sangat tenang, seolah dia tidak merasa gugup sedikit pun.

Make up sudah mempercantik wajah Jennie, dan gaun pengantin pun sudah dia pakai. Karena masih ada sedikit waktu untuk menenangkan diri, saat ini Jennie sedang berdiri di dekat jendela seraya menikmati secangkir teh hangat yang di buatkan oleh Jisoo. Ya, Rosé bertugas menemani Lisa, sementara Jisoo bertugas menemani Jennie.

"Bagaimana perasaanmu?"

Jennie menoleh pada Jisoo, dia tersenyum saat melihat Jisoo datang menghampirinya. Dua wanita hamil itu berdiri berdampingan, sama-sama menatap venue pernikahan yang sedikit terlihat dan lautan lepas yang menjadi pemandangan menakjubkan.

"Jujur. Aku gugup, eonni."

Jisoo terkekeh, "Ini kali kedua, Jen."

"Aku tahu, tapi.. Entahlah. Aku masih tidak menyangka, walaupun yaa.. Aku tahu, semua nyata." Jawab Jennie.

"Apa kau bahagia?"

Jennie menunduk menatap teh di cangkir yang dia genggam menggunakan kedua tangan, semenjak dia dan Jisoo dekat, hampir setiap hari Jisoo bertanya hal ini pada Jennie. Alih-alih menanyakan kabar fisik, Jisoo lebih sering bertanya tentang kehidupan dan kebahagiaan Jennie. Jisoo hadir dan menjelma menjadi kakak yang sangat baik dan perhatian.

Tidak berselang lama Jennie mengangkat kepala dan menoleh pada Jisoo, dia kembali tersenyum saat melihat Jisoo pun sedang menatapnya. Keduanya sama-sama saling melempar senyum, seolah berlomba menciptakan senyum paling manis.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang