Chapter 04

7.6K 986 32
                                    

Hari belum berganti walau matahari sudah siap untuk tenggelam. Di bawah kungkungan cahaya merah yang begitu indah, taksi itu melaju perlahan memasuki gerbang dan pelataran rumah sakit.

Setelah taksi berhenti sempurna di depan pintu utama rumah sakit, sepasang suami istri turun lalu melangkah tergesa memasuki gedung bercat putih itu. Mereka terlihat cemas dan khawatir, tidak sabar ingin menemui cucu mereka.

Kim Seon-ho dan Kim Tae-hee. Mereka adalah pasangan suami istri yang tidak lain adalah orang tua Jennie. Keduanya bergegas pergi meninggalkan Busan, untuk menemui cucu mereka di Seoul setelah mendengar kabar yang Jennie sampaikan.

Beberapa saat kemudian mereka sampai di lantai 5, setelah keluar dari lift mereka bergegas melangkah ke sisi kanan lalu berbelok ke kiri seraya menoleh menatap semua pintu yang mereka lewati di koridor tersebut untuk mencari ruangan cucu mereka.

"Ini, 208." Tae-hee menunjuk pintu di sisi kirinya.

Seon-ho menoleh dan mengangguk, untuk memastikan dia mengintip ke dalam melalui jendela kaca kecil yang ada di pintu. Yakin jika mereka tidak salah, Seon-ho segera mengetuk dan membuka pintu ruangan itu.

Jennie, Ryujin, dan Brian menoleh ke arah lorong pintu, saat melihat Tae-hee dan Seon-ho datang Jennie segera berdiri dan tersenyum, niat hati ingin mendapat pelukan ayahnya tapi dia harus mengalah karena Seon-ho dan Tae-hee langsung mendekati cucu mereka.

"Aigo~ aigo~ aigo, cucu tampanku sakit, hm?" Seon-ho mengelus kepala cucunya.

"Mana yang sakit sayang? Katakan pada Halmeoni." Tambah Tae-hee.

Brian tersenyum lemah, "Aku kuat halmeoni, harabeoji." Dia menatap Tae-hee dan Seon-ho bergantian.

Seon-ho mendesah pelan seraya mendudukkan diri di tepi tempat tidur, tepat di samping Brian. Dengan hati-hati dan penuh kasih, Seon-ho membawa kepala Brian ke pelukannya, dia memeluk dan mengelus bahu Brian menggunakan tangannya yang lain.

Tae-hee dan Seon-ho benar-benar merasa shock setelah mendengar kabar yang Jennie berikan. Brian anak yang aktif dan ceria, namun mendadak sakit sampai di rawat jelas membuat Seon-ho dan Tae-hee khawatir. Mereka tidak tahu saja, akhir-akhir ini memang Brian sering sakit namun Jennie tidak mengabari karena tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya. Tapi kali ini Jennie mengabari karena Brian harus rawat inap.

"Sudah berapa hari dia sakit? Bukankah kalian baru pulang berlibur?" Tanya Tae-hee.

"Ya. Baru kemarin dia sakit, tapi karena tidak ingin makan dan minum, bahkan dia muntah-muntah, jadi dokter menyarankan untuk rawat inap." Jawab Jennie.

"Dia pasti kelelahan setelah liburan. Cucuku yang malang." Ucap Seon-ho seraya mengayunkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

"Apa dokter belum memberi tahu tentang kondisinya?" Tanya Tae-hee.

"Belum. Untuk saat ini, kekurangan cairan dan demam tinggi karena bakteri adalah diagnosanya. Selebihnya, kita harus menunggu hasil tes darah besok." Jawab Jennie.

Tae-hee mengangguk mengerti, dia kembali menoleh pada cucunya dan mengelus kepala cucunya dengan penuh kasih. Sementara Jennie segera menoleh pada Ryujin, dia memerintahkan Ryujin kembali ke rumah untuk membawa pakaian dan barang-barang milik Brian yang lain karena mereka tidak membawa apa pun.


Jennie POV

"Dia akan baik-baik saja."

Aku mendongak setelah mendengar suara appa dan merasakan elusan lembutnya di kepalaku. Aku tahu dia bermaksud menenangkan ku, maka dari itu dia mengucapkan kalimat penenang. Tapi rasanya itu percuma, karena nyatanya aku belum bisa benar-benar tenang sebelum mengetahui hasil tes darah besok.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang