Chapter 73

7.2K 1K 47
                                    

Lampu-lampu yang menghiasi pohon natal dan pelataran rumah sudah menyala, berkedip seirama, memberikan keindahan di malam yang penuh suka cita. Suara sorakan dan tawa bahagia pun terdengar samar dari dalam beberapa rumah, meski ada sebagian rumah yang tampak kosong tanpa penghuni.

Keramaian pun terjadi di luar rumah, tidak peduli salju turun di malam natal tahun ini, tidak sedikit orang yang merayakan malam natal di luar rumah. Ya, malam natal itu akhirnya tiba, malam yang penuh suka cita bagi semua orang yang merayakannya.

Salah satu rumah di sebuah perumahan itu memang dihiasi oleh pohon natal dan berbagai macam lampu, namun rumah itu tampak kosong tanpa penghuni. Karena di sisi lain, pemilik rumah sedang bersuka cita di dalam ruang rawat inap salah satu rumah sakit.

Tawa bahagia terdengar, mengiringi perbincangan hangat yang tercipta di sana. Dua keluarga menyatu, merayakan malam natal bersama tanpa peduli mereka belum resmi menjadi satu.

"Brian, sekarang giliran Brian yang membuka kado."

Ya, siapa lagi mereka jika bukan keluarga Kim dan keluarga Manoban? Mereka menghabiskan malam natal bersama di rumah sakit, semua demi Brian yang masih tertahan di sana karena kondisinya belum 100% pulih. Selain untuk menjalin kebersamaan di malam natal, jelas kehadiran semua orang di sana untuk menghibur Brian, agar pria kecil itu tidak bersedih meski keinginannya untuk merayakan natal di rumah tidak terwujud.

Seruan Lisa beberapa waktu lalu membuat Brian tersenyum senang, dia mengangguk seraya meraih sebuah kotak kado berukuran sedang. Layaknya anak yang lain, Brian tampak sangat bahagia karena bisa mendapat banyak kado. Dengan penuh semangat, Brian membuka kotak hadiah tersebut.

"Kado dari siapa itu?" Tanya Jennie.

Brian mengerutkan kening, menunda untuk merobek kertas kado yang membungkus hadiahnya. Karena sudah bersekolah, Brian sudah bisa membaca meski pun memang belum sangat lancar. Dengan sangat teliti, Brian membaca ukuran nama di kotak kado tersebut.

"Oh, ini dari grandma Kyo." Seru Brian.

"Kau sudah bisa membaca? Pintar sekali cucuku." Jawab Hye-kyo.

Brian terkikik malu, "Boleh aku buka kadonya sekarang, grandma?"

"Tentu, buka sayang."

Brian mengangguk cepat setelah mendengar jawaban Hye-kyo, tanpa menunda dan tanpa ada yang mengganggu, Brian membuka kotak kado tersebut. Lisa mencoba membantu saat melihat anaknya kesulitan, tapi dia membiarkan saat Brian bisa melakukannya sendiri.

Semua orang duduk bersila di lantai yang di alasi karpet tebal itu, mereka sama-sama tersenyum melihat antusias Brian. Rasanya tenang karena Brian semakin membaik, dan mereka merasa ikut bahagia melihat Brian bahagia meski hanya merayakan natal di rumah sakit.

"Wow, pesawat mommy.. pesawat." Seru Brian.

"Wow.. itu keren sekali, sayang." Jawab Jennie.

Brian mengangguk, "Daddy, tolong Daddy." Pintanya pada Lisa.

Lisa tersenyum dan mengangguk, dia segera membantu Brian mengeluarkan pesawat mainan dari malam box-nya. Ukuran pesawat mainan itu tidak terlalu besar, tapi bisa terbang dan dikendalikan oleh remote control.

Brian terlihat sangat bahagia, dia berdiri dan bertepuk tangan bahagia. Ingin rasanya Brian melompat, namun dia kesulitan karena tenaga di kedua kakinya hanya mampu membantunya berdiri saja, tidak lebih.

"Ayo mainkan dad, mainkan."

"Di sini sempit sayang, nanti terkena lampu. Kita mainkan pesawatnya besok, di taman." Jawab Lisa.

Brian membuang napas lemah, dia ingin memainkan pesawat mainan itu sekarang tapi ucapan Lisa dia benarkan. Melihat anaknya tampak kecewa, Lisa mencoba menghibur dengan memberi saran untuk membuka kado yang lain.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang