Chapter 39

6.7K 1.1K 91
                                    

"Makan, makan, makan." Seru Brian dan Lisa.

Jennie tertawa melihat tingkah Lisa dan Brian. Bagaimana Lisa dan Brian kompak berseru, kompak mengetuk-ngetuk meja menggunakan alat makan, dan raut wajah bahagia keduanya, membuat Jennie merasa ikut bahagia.

Jennie sempat merasakan kebahagiaan ini, karena sebelum bertemu Na Eun, Tae-joon adalah pria yang manis juga. Tapi kebahagiaan yang Jennie rasakan sekarang jelas berbeda, berbeda karena kehadiran Brian. Katakan, semua lengkap sekarang.

"Aku merasa memiliki dua putra." Ucap Jennie.

"Mommy, makaaaan." Celoteh Lisa seraya menabrakkan jari telunjuk tangan kiri dan tangan kanannya.

Jennie tertawa begitu pun dengan Brian. Karena merasa gemas, Jennie mencubit pelan hidung mancung Lisa. Hidung yang di cubit, tapi hati yang merasakan getarannya. Lisa salah tingkah dan langsung menunduk malu.

Jennie mengabaikan reaksi Lisa, dia memilih untuk menyiapkan makanan untuk Lisa dan Brian. Mood Jennie benar-benar sedang baik, tingkah Lisa dan Brian yang terus memperebutkannya sedari tadi membuatnya merasa senang.

"Kenapa Lili dulu? Aku dulu, mom!" Omel Brian kesal, dia tidak suka karena Jennie mengisi mangkuk Lisa terlebih dahulu.

"Oh, maaf. Astaga.. Baiklah, mommy akan mengulang."

"Tidak usah." Ketus Brian, "Mommy merebut Lilindariku, dan sekarang? Lili merebut mommyku. Aku bersama siapa?" Lanjutnya.

Lisa dan Jennie saling memandang, detik berikutnya mereka tertawa karena tingkah Brian. Lisa berdiri, dia merangkul bahu Jennie begitu saja.

"Kau milik kami."

Lisa dan Jennie kembali saling memandang, keduanya diam setelah mereka berbicara secara bersamaan. Lisa tersenyum, senyum Lisa membuat Jennie kalah, dia terlihat salah tingkah dan langsung menunduk malu.

"Ciee~ Mommy dan Lili berpacaran." Ledek Brian.

Ledekan Brian membuat Lisa tersadar, dia terkekeh malu seraya melepas rangkulannya. Karena malu, dia langsung duduk dan menunduk seraya meraih alat makannya. Jennie pun tidak mengatakan apa pun, dia memilih segera mengisi mangkuk anaknya lalu dia mengisi mangkuknya sendiri.

Kecanggungan sangat kental terasa, Jennie dan Lisa tidak berani untuk beradu tatap lagi. Keduanya hanya fokus makan, meski sesekali mereka berbicara karena Brian membuka suara dan sedikit mencairkan suasana.

Jennie POV

Entah..
Tidak tahu..

Ya. Entah kenapa aku mudah akrab dengan Lisa. Aku jtidak tahu apa alasan yang membuatku cepat membuka diri terhadap kehadiran orang lain. Aku juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi padaku, aku sulit bertindak tegas saat Brian merengek ingin bertemu dengan Lisa.

Rengekan Brian membuatku kalah, rengekan Brian juga yang membuatku datang menemui Lisa atas permintaan Brian. Dan, karena rengekan Brian, aku berada di sini sekarang, di tempat tinggal Lisa dan sedang makan malam bersama.

Aku memasang tembok sangat tinggi sebagai pagar, tapi entah kenapa tembok itu retak, lapisan yang aku gunakan untuk mengokohkan tembok itu mengelupas secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan itu semua ulah Lisa.

Lisa tidak memanjat tembok yang aku pasang, dia hanya diam berdiri di balik tembok, tersenyum tanpa melakukan apa pun tapi mampu membuat tembok yang aku gunakan hampir runtuh. Ada apa denganku? Entah, dan aku tidak tahu.

Belum seharian kami bersama, tapi aku merasa sangat betah. Bukan karena tempat mewah yang Lisa tempati, tapi karena suasana yang membuatku merasa nyaman. Melihat Lisa dan Brian memakan lahap makanan yang aku buat, melihat mereka terus bercanda, melihat mereka terus menggodaku. Aku benar-benar merasa bahagia.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang