Chapter 08

5.2K 840 43
                                    

Buat yang WA/DM nanyain E-book FF ini..
Kalo di kasih Note itu coba di baca dan di pahami ya.
TERIMA KASIH🙏






Beristirahat, bersantai, dan hangout. Tiga hal yang biasanya Jennie lakukan jika sedang menikmati waktu liburnya. Tapi, libur kali ini berbeda karena kondisi Brian tidak memungkinkan untuk membuat Jennie bersantai apalagi hangout.

Rasa lelah tetap Jennie rasakan, begitu pun rasa kantuk yang terasa hampir di setiap detik waktu berlalu. Sama halnya seperti saat ini, jarum jam baru menunjuk angka 10 pagi tapi mata Jennie benar-benar terasa sangat berat dan sulit untuk terbuka.

Suara televisi menyala tidak membuat Jennie tetap bertahan untuk membuka mata, sesekali dia menunduk saat matanya terpejam, tapi setelah itu dia tersentak karena hampir terjatuh dari kursi yang dia duduki.

Sadar dengan keanehan ibunya, Brian menoleh pada Jennie. Saat Brian menoleh, saat itu juga Jennie memejamkan mata dan menunduk walau pun tanpa sengaja Jennie memejamkan mata, semua terjadi karena kurangnya jam tidur semenjak Brian jatuh sakit.

"Mom?"

Jennie tersentak lalu menoleh pada anaknya, "Ya? Ada yang sakit sayang?" Tanyanya.

Brian menggeleng seraya meraih dan menggenggam tangan Jennie, pria kecil itu tidak tersenyum karena merasa bersalah pada ibunya. Brian tahu, Jennie kelelahan dan kurang tidur karena menjaganya, tapi mau bagaimana lagi? Brian tidak mengizinkan Jennie pulang ke rumah karena jika malam tiba dia hanya mau bersama ibunya.

"Mommy mengantuk?" Tanya Brian.

"Tidak." Jennie tersenyum dan menggeleng, dia mengusap wajahnya sekilas, "Kenapa? Apa kau menginginkan sesuatu?"

"Tidak. Kemarilah." Brian menepuk ranjang perawatannya.

Jennie mengangguk dan kembali tersenyum, dia segera melepas alas kakinya lalu dia naik ke atas ranjang perawatan. Karena infus ada di tangan kiri, jadi Jennie berbaring di sisi kanan Brian, membiarkan Brian menggunakan tangan kirinya sebagai bantalan.

Saat naik ke atas ranjang perawatan, Jennie merasa tidak mengantuk tapi setelah naik dan berbaring nyaman, rasa kantuk itu kembali dia rasakan dan semakin sulit dia kendalikan, dia terus menguap hingga air mata membasahi matanya.

"Mommy." Brian memundurkan kepala, sedikit mendongak menatap ibunya.

"Ya, kenapa sayang?" Jawab Jennie seraya menggosok pelan matanya.

"Maaf aku merepotkan mommy, tapi.. Aku hanya punya mommy, 'kan?"

Jennie tersenyum seraya mengelus kepala anaknya, "Jangan berbicara seperti itu. Mommy tidak merasa direpotkan karena kau anak yang pintar."

"Tapi mommy lelah sekarang, mommy mengantuk, 'kan?" Balas Brian.

"Tidak---"

"Jangan berbohong, mommy."

Jennie mengerucutkan bibir ke depan membuat Brian terkekeh, dia mengecup pipi Jennie lalu memeluk leher Jennie. Layaknya pria dewasa, Brian mengelus punggung ibunya dengan penuh kasih sayang tanpa peduli ada infus di punggung tangannya.

"Tidurlah, aku akan memeluk mommy." Ucap Brian.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Jennie.

"Sebentar lagi halmeoni dan harabeoji pasti datang, tidak apa-apa. Aku tidak akan di culik." Jawab Brian.

"Ya sudah, mommy izin tidur sebentar, hm?"

"Iya, aku akan memeluk mommy." Jawab Brian.

Jennie tersenyum lalu mengecup kening anaknya, dia memeluk Brian seraya memejamkan mata. Brian pun tersenyum, dia tidak berhenti mengelus punggung Jennie sebagaimana Jennie sering mengelus punggungnya jika akan tidur.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang