Chapter 58

6.9K 1.2K 96
                                    

Sudah melepas pakaian bagian atas, sudah bertelanjang dada, dan sudah berada di kamar mandi. Ya, itulah Brian sekarang. Brian bulat dengan keinginannya, karena dia percaya dia akan lebih tampan jika sudah memotong rambut.

Selain Brian, tapi tentu saja Jennie dan Lisa pun sudah berada di dalam kamar mandi. Lisa sudah melepas jasnya, dan lengan kemejanya sudah Jennie lipat sebelumnya. Mereka sedang saling menatap di pantulan cermin, karena Brian berjongkok di meja wastafel, menghadap pada cermin berukuran cukup besar yang ada di sana.

Brian tetap merasa bahagia, tapi Jennie dan Lisa? Keduanya merasakan rasa sakit yang sulit mereka jelaskan, tapi jelas saja mereka menutupi itu semua, yang ada mereka tetap terlihat ceria untuk menutup semua rasa sakit dan kesedihan yang mereka rasakan.

"Kau siap?" Tanya Lisa.

"Ya, aku siap, dad. Ayo mulai." Jawab Brian.

Lisa mengangguk seraya menundukkan kepala, dia menggenggam erat clipper di tangannya. Rasanya tidak rela dan tidak tega, tapi mau bagaimana lagi? Tangan yang tampak sedikit gemetar itu bergerak, menyalakan clipper yang akan digunakan untuk memotong habis rambut Brian.

Setelah clipper menyala, Lisa menoleh pada Jennie. Tidak ada reaksi apa pun yang Jennie berikan, dia hanya diam menatap Lisa. Karena tidak ingin Brian curiga jika orang tuanya bersedih, dengan segera Lisa menoleh dan kembali menatap Brian.

"Tidak akan sakit, 'kan?" Tanya Brian.

"Tidak akan." Jawab Lisa singkat.

Brian hanya mengangguk dan tersenyum, dia terus menatap pantulan dirinya di cermin. Beberapa detik kemudian, Lisa mulai memotong rambut Brian, dia mengambil bagian atas terlebih dahulu, dari depan dia tarik pelan ke belakang. Perasaan Lisa benar-benar campur aduk, sementara Brian? Pria kecil itu malah tertawa.

"Daddy, kau hebat." Puji Lisa.

"Oh, tentu saja. Manoban." Lisa tertawa setelah berbicara.

Jennie pun mencoba untuk tertawaa, meski diam-diam dia menghapus air matanya saat dia menoleh ke arah lain karena enggan melihat semua prosesnya.

"Aku ingin mencobanya, dad." Ucap Brian.

"Apa kau bisa?" Tanya Lisa.

Brian mengangguk, "Ya, aku bisa."

Brian segera meraih clipper dari tangan Lisa, setelah itu dia bergerak memotong rambutnya sendiri. Brian memang tertawa, tapi tiba-tiba saja setetes air mata jatuh membasahi pipinya, membuat Jennie berjongkok seraya menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Mommy, aku hebat kan, mommy?" Tanya Brian.

"Ya." Jennie mengusap wajah nya secara kasar lalu dia berdiri, "Kau hebat, sayang. Kenapa kau menangis?"

"Karena aku tahu, rambutku habis karena aku sakit, 'kan?" Jawab Brian.

Jennie menahan tangan Brian, dia menangis seraya memeluk Brian dari belakang. Rasanya benar-benar sangat perih. Lisa menggigit bibir bawahnya, dia mendongak untuk menahan air mata karena dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Brian.

"Jangan menangis, mommy." Bisik Brian.

Jennie mengangguk dan melepas pelukannya, dia menghapus air matanya dan kembali tertawa. Lisa mencoba membuat lelucon, untuk mengalihkan kesedihan yang kental terasa di kamar mandi itu.

"Mom, potong rambutku." Pinta Brian.

Jennie mengangguk seraya mengusap pipinya, meski ini pengalaman baru untuknya, tapi dia mencoba melakukan yang terbaik untuk memotong rambut anaknya. Diiringi tawa hambar dan air mata, Jennie memotong rambut anaknya. Tapi karena dia tidak bisa dan takut menyakiti Brian, jadi dia kembali memberikan clipper di tangannya pada Lisa.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang