Chapter 46

9.2K 1.3K 176
                                    

Bugh!

Seulgi terpental dan jatuh terduduk di lantai sesaat setelah menerima pukulan kencang yang Lisa berikan. Jennie terbelalak dan terlihat shock setelah melihat kejadian itu, dia berpikir Lisa tidak bisa mengendalikan rasa cemburu jadi Lisa bertindak kasar. Tapi, jelas saja bukan hanya karena cemburu Lisa berani bertindak kasar.

"Tidak usah menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkannya, bajingan!" Lisa menunjuk dan menatap tajam pada Seulgi.

"Apa maksudmu?" Tanya Seulgi, sebenarnya dia merasa terkejut melihat kehadiran Lisa, tapi dia bersikap biasa saja dan mencoba tenang.

"Lalisa!" Tegur Jennie, dia menahan tangan Lisa karena Lisa bergerak untuk menghajar Seulgi lagi.

Lalisa Manoban. Lembut, penyayang, baik hati, dan ramah. Ya, itulah Lisa. Tapi, bukan berarti dia tidak bisa marah, bukan berarti dia tidak bisa bersikap kasar. Lisa mendengar jelas pertanyaan Seulgi, jadi dia bisa menyimpulkan semuanya. Seulgi mengaku-ngaku menjadi malaikat baik hati yang menolong Jennie malam itu? Lisa tidak tahu, dari mana Seulgi mengetahui tentang ini.

Karena mereka menjadi bahan perhatian, tanpa menunda Jennie segera menggenggam dan menarik tangan Lisa. Karena merasa tidak terima Jennie pergi begitu saja, Seulgi segera berdiri lalu mengikuti Jennie dan Lisa. Kesal karena selalu di abaikan dan di tolak oleh Jennie, Seulgi memanfaatkan semua hal yang dia dengar, tapi.. Dia tidak tahu siapa lawannya.

"Ada apa denganmu, hah?!" Jennie melepaskan genggaman tangannya setelah mereka sampai di area parkir bandara, di sana cukup sepi dan tidak jauh dari posisi mereka.

"Aku yang seharusnya bertanya. Kenapa dia bertanya seperti itu? Dia menolongmu malam itu?" Lisa menatap tidak percaya pada Jennie.

Jennie membuang napas secara kasar, dia menoleh ke arah lain sekilas sebelum akhirnya dia kembali menatap Lisa. Jennie meminta maaf karena dia lupa untuk bercerita, tapi setelah itu dia menceritakan semua pengakuan Seulgi.

Lisa menganga setelah mendengar cerita Jennie, jelas saja dia merasa terkejut karena Seulgi mengetahui hal ini. Lisa tidak tahu saja, Seulgi mendengarkan perbincangannya dengan Rosé di bar tempo hari.

"Karena dia orang yang menolongku, bukankah aku harus ramah padanya? Jika tanpa bantuannya, tidak mungkin kita bisa bertemu. Kendalikan rasa cemburumu. Lagi pula, aku menawarkan uang, bukan menawarkan diri." Omel Jennie di akhir ceritanya.

Lisa tertawa hambar seraya menoleh ke arah lain, dia menaruh kedua tangan di pinggang saat dia kembali menoleh menatap Jennie. Lisa menggeleng, dia benar-benar merasa kesal setelah mendengar cerita Jennie.

"Tunggu. Jennie, kau berbicara seperti ini padaku, kau percaya padanya?" Tanya Lisa.

Jennie diam setelah mendengar pertanyaan Lisa, dia menatap lekat mata Lisa dan tidak tahu harus menjawab apa. Jennie bukan orang yang mudah percaya, apalagi dia memiliki trauma masa lalu. Tapi di satu sisi, Jennie takut Seulgi yang benar-benar menolongnya.

Diamnya Jennie membuat Lisa merasa kesal, tapi saat dia akan berbicara dia kembali melihat Seulgi. Tanpa menunda Lisa segera menghampiri Seulgi, tidak peduli mereka di mana, dia segera meraih dan mencengkram kerah seragam Seulgi membuat Seulgi merasa takut, dan membuat Jennie terkejut.

"Jangan mencoba untuk menipunya, bajingan!"

Bugh!

Jennie mendesah frustasi, tanpa menunda dia segera menghampiri Lisa dan Seulgi. Tapi Lisa menepis tangan Jennie saat Jennie meraih tangannya, dia malah menunjuk Seulgi seraya menghimpit Seulgi di salah satu mobil yang terparkir di sana.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang