Chapter 57

7.1K 1.1K 50
                                    

Tidak semua, tapi sebagian besar pohon sudah tampak kosong tanpa dihiasi dedaunan. Semua daun sudah mengering dan jatuh berguguran, diterpa oleh angin yang selalu berhembus kencang hampir di setiap harinya.

Perlahan suhu pun menurun. Matahari selalu terlambat untuk terbit, dan selalu tenggelam dengan cepat. Semua tidak lagi heran, karena peralihan musim benar-benar sedang berlangsung. Di mana sebentar lagi musim dingin akan segera tiba.

Seperti pagi ini. Meski jarum jam sudah menunjuk angka 7, tapi matahari belum muncul dan menunjukan sinarnya. Langit hanya terang, tanpa hiasan matahari. Hanya ada gumpalan awan yang terus bergerak perlahan, karena intensitas hembusan angin yang cukup kencang.

Diiringi oleh kencangnya hembusan angin, Porsche 911 GT3 itu melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota yang cukup padat. Mobil itu milik Jennie, tapi pagi ini mobil itu dikemudikan oleh Lisa, yang semalam diperintahkan pulang oleh Jennie.

Jennie tidak ingin Lisa terus tidur di rumah sakit, jadi semalam dia memerintahkan Lisa pulang. Awalnya Lisa menolak dengan alasan dia ingin menemani Jennie dan Brian, tapi Jennie memberi perintah tegas dan mengancam tidak akan memberi Lisa izin untuk melakukan tes kecocokan tulang sumsum jika Lisa tidak pulang. Alhasil Lisa patuh pada Jennie dan pulang ke unitnya untuk beristirahat.

Beberapa saat kemudian mobil berwarna merah itu berbelok dan masuk ke pelataran rumah sakit, terus melaju hingga akhirnya berhenti di area parkir khusus dokter. Tidak peduli hari masih cukup pagi untuk datang, Lisa terlihat tetap bersemangat untuk datang karena sebelum kerja dia akan menemui Brian dan Jennie terlebih dahulu.

Setelah meraih tas kerja, jas, dan sebuah paper bag yang dia bawa dari unit, Lisa segera turun dari mobil lalu dia melangkah ke arah pintu utama rumah sakit seraya menekan tombol lock di kunci mobil yang dia genggam.

"Selamat pagi, dokter Manoban."

Lisa mengangguk dan tersenyum, "Pagi, sir."

Tidak hanya petugas keamanan yang menyapa Lisa, karena ada beberapa perawat serta rekan sejawatnya yang menyapa, namun Lisa hanya membalas sebisanya tanpa menghentikan langkah kakinya.

Sementara di sisi lain atau lebih tepatnya di ruang rawat inap Brian. Jennie baru saja selesai mencuci tangan, karena beberapa menit yang lalu Brian kembali mengalami pendarahan dari gusinya, jadi Jennie baru selesai mengurus anaknya karena pendarahan sudah berhenti.

"Mom."

Jennie menoleh pada Brian yang sudah kembali berbaring di atas tempat tidur, "Ya, sayang."

"Mom, kapan aku pulang? Aku bosan di sini, aku ingin pergi jalan-jalan." Jawab Brian.

Jennie tersenyum lemah lalu dia duduk di tepi ranjang perawatan, dia sedikit membungkuk untuk merapikan rambut anaknya, lalu dia mengelus pipi Brian yang semakin tirus.

"Kita tanyakan pada daddy hari ini, hm?" Jawab Jennie, tapi Brian hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan ibunya, "Kau ingin jalan-jalan ke mana sayang?"

"Tidak tahu. Aku hanya bosan di sini." Jawab Brian.

Jennie tersenyum seraya menatap lekat wajah anaknya, rasanya sangat sedih setelah mendengar permintaan Brian. Dia sudah mengambil cuti cukup lama, biasanya mereka akan pergi jalan-jalan meski itu hanya ke arena bermain yang ada di mall, tapi sekarang? Jennie cuti, tapi semua karena kondisi Brian yang berat untuk dia tinggalkan.

"Jika daddy mengizinkanmu pulang, kita pergi jalan-jalan." Ucap Jennie.

"Ya, aku ingin pergi jalan-jalan bersama daddy lagi. Jika bisa, aku ingin pergi ke taman hiburan. Aku ingin bermain di sana, berlarian, dan merasakan duduk di pundak daddy saat kita berkeliling, seperti anak-anak lain." Jawab Brian, dia tersenyum seraya menundukkan kepala dan memainkan ujung selimut setelah berbicara.

MY PERFECT STRANGERS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang