10 - Best Support System

5 2 0
                                    

~~~~~~~~~~~

Malam harinya di kamar, Violetta sedang teleponan dengan Vicario.

["Astaga. Seriusan kak kejadian nya kayak gitu?"]

"Iya benar tuh. Tapi lebih kasian lagi ibu-ibu itu yang udah niat baik nolongin mama gue. Dia sampe rela perut nya ditusuk pakai pisau. Tapi untung aja ada security nya langsung datang tepat waktu. Kalau gak, pasti nyawa si ibu-ibu itu udah gak tertolong."

["Iya, syukur deh kalau si ibu-ibu itu udah terselamatkan. Tapi, gue juga jadi khawatir nih sama mama lo. Dan sebenarnya yang nolongin ibu-ibu itu sampai diantar ke rumah sakit tuh teman-teman IPA aku, kak."]

"Seriusan, Vic? Baik juga teman-temanmu. Aku salut deh sama teman-teman IPA mu. Tapi tenang aja, barang-barang yang ada di tas mama gue masih aman-aman aja kok."

["Aku juga salut sama mereka. Tapi, mama-mu dan adik-mu baik-baik aja kan?"]

"Baik-baik aja kok, Vic. Mamaku cuman masih syok aja, bahkan terbawa sampai sekarang."

["Yang sabar ya, kak. Aku juga titip salam ya, Stay Strong buat mama-mu."]

"Makasih ya, Vic."

["Sama-sama, kak Vio. Oh ya, kakak belum tidur?"]

"Aku sebenarnya sambil kerjain PR nih sekarang."

["Yaudah kerjakan aja dulu PR nya, kak. Aku gak enak jadinya gangguin kakak."]

"Bentar lagi udah mau siap kok. Aku justru mau minta kamu temani aku sebentar aja, makanya aku telepon kamu tadi."

["Oh gitu. Padahal aku juga baru aja mau ajak kakak teleponan, rupanya kakak udah telepon aku duluan. Aku jadi senang deh."]

"Hahaha, bisa aja kamu. Oh ya, kapan kita bisa quality time lagi di sekolah?"

["Gimana kalau besok pas jam istirahat kedua? Tapi jangan di kantin."]

"Boleh tuh. Iya sih, aku malu nanti diledekin temen-temenku. Kan tau sendiri teman-teman seangkatan-ku nih gimana orangnya."

["Iya, apalagi teman-teman aku, kak. Jadi kakak ada ide gak dimana tempat teraman untuk kita bisa ngobrol berdua?"]

Seketika, Violetta tertegun dan mulai berpikir panjang, dimana tempat teraman di sekolah untuk mereka berdua bisa ngobrol. Vicario pun juga ikut berpikir panjang. Hingga pada akhirnya, Violetta menemukan satu tempat yang menurutnya aman untuk bisa quality time berdua.

"Vic, aku udah dapat ide nih. Gimana kalau kita ketemuan di atap sekolah?"

["Nah, tepat sekali tuh. Biasanya jarang sih orang-orang pada lewat situ. Mudah-mudahan aman deh. Jadi besok pas lunch ya kita ketemuan disitu?"]

"Boleh. Kamu biasanya keluar kelas lebih duluan loh dibanding aku. Jadi kalau seandainya kamu udah keluar kelas duluan, kamu tunggu di balkon sebelah tangga ya, biar aku gak celingukan nyariin kamu."

["Iya, Kak Vio cantik. Kalau saja besok aku lebih duluan keluar kelas, aku bakal tungguin di balkon dekat tangga biar kakak bisa kelihatan aku."]

"Yaudah kalau gitu. Oh ya, aku udah mau tidur nih. Udahan dulu ya telepon nya. Good night, Vic. See you di atap sekolah."

["Good night juga, Kak Vio cantik. Semoga mimpi indah. See you too."]

Lalu, Violetta menutup teleponnya dan juga sudah merasa semakin lega setelah mencurahkan semua perasaanya ke Vicario. Violetta jadi tidak bisa berhenti senyum sendiri saat hendak tidur. Suasana hatinya menjadi semakin berbunga-bunga sehingga penglihatan Violetta masih benar-benar jernih dan menjadi tidak merasa ngantuk. Violetta benar-benar sudah jatuh hati kepada sosok cowok itu tanpa dirinya sendiri ketahui alasannya.

A Look Back of ViolettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang