~~~~~~~~~~
"Kira-kira gue bakal kesampaian gak ya buat kuliah di Bandung? Kalo aja misalnya gue gak jadi di Bandung, setidaknya sanggup untuk kuliah deh dimanapun gue berada. Sementara, keadaan keuangan keluarga gue aja gak disangka-sangka bakal merosot kayak gini. Mau sampe kapan ya masalah finansial ini bakal terus bersarang? Masa iya gue jadi terpaksa harus terus bersandiwara didepan teman-teman seakan-akan gue bisa kuliah di tempat elit?"
Sambil sibuk mengerjakan latihan soal Mathematics, Violetta terus bergumam memikirkan keyakinan agar keinginan untuk kuliah di Bandung bisa tercapai. Namun, hal itu belum sepenuhnya pasti akan tercapai olehnya karena keadaan finansial keluarganya yang tak disangka-sangka telah jatuh drastis semenjak bangkrutnya bisnis papanya Violetta sejak dua bulan yang lalu.
Violetta berusaha untuk tidak merasa gengsi kepada teman-temannya kalau saja dirinya hanya akan kuliah di kampus yang tidak se-elit teman-teman lainnya. Namun, dirinya masih ada perasaan sedikit minder setiap teman-temannya bertanya tentang hal itu, sehingga hal itu membuat Violetta terpaksa harus bersandiwara dengan mengatakan seakan-akan Violetta akan berkuliah di kampus favorit dan elit. Violetta merasa dilema dan tidak tau harus bagaimana.
"Hey, Vio!" sampar Faustine yang sedang duduk di sebelah kirinya Violetta.
"Eh, Faustine. Lo ini bikin kaget gue aja, hehehe," sontak Violetta.
"Hahaha, latihannya dikerjain dong, soalnya nanti lunch udah harus kumpul loh. Kok malah bengong, lo lagi mikirin apa sih?" tanya Faustine dengan heran.
"Gak mikirin apa-apa kok. Gue cuma masih bingung aja sama soal nomor empat, makanya mikir dulu caranya biar dapat jawaban."
"Yang bener? Kalau ada yang gak ngerti, lo gak usah sungkan-sungkan nanya sama gue, biar gue bantuin."
"Hmm ya udah deh, gue pengen minta bantu lo buat soal nomor empat." Violetta langsung menggeser kursinya ke samping meja Faustine. Lalu, Faustine menjelaskan semua cara pengerjaan soal yang Violetta minta.
Begitu Violetta selesai mengerjakan latihan soal Mathematics, Violetta berterimakasih kepada Faustine karena sudah membantu Violetta mendapatkan jawaban. Kemudian, Violetta mengumpulkan buku latihannya ke Ms Lucy untuk dinilai. Begitu latihan soal Violetta selesai dinilai, dia langsung dengan sepenuh hati memberi semua jawaban dan cara kepada Agatha dan Ariana.
"Kalo kalian ada yang masih belum ketemu jawabannya, nih liat punya gue aja," kata Violetta sambil menyerahkan buku latihannya ke meja Agatha.
"Nah gitu dong baru namanya sahabat kita yang terbaik, yaitu mengamalkan jawaban, hahaha," celetuk Agatha.
"Sssttt...jangan kencang-kencang ngomongnya, entar kedengaran sama Ms Lucy loh," lirih Violetta dengan ekspresi geregetan.
"Hehehe, maaf kalau gue kelewatan," kata Agatha dengan cengingisan.
"Tau nih Agatha, tapi sih yang penting ada malaikat baik yang mau kasih jawaban sama kita berdua, ya kan?" kata Ariana sambil tersenyum lebar.
"Iya dong. Yuk lah kita salin jawabannya," kata Agatha.
Sementara itu, Violetta melanjutkan obrolannya dengan Faustine.
"Oh ya Vio, ngomong-ngomong lo nanti mau kuliah dimana?" tanya Faustine.
Violetta berusaha menjawab dengan optimis. "Insya allah gue bisa kuliah di Bandung. Kalo gak, mungkin bisa aja di Surabaya."
"Amiiinn...lo rencananya mau ambil jurusan apa?"
"Kalo jurusan sih yang pasti Akuntansi. Kalo lo mau dimana rencananya?"
"Gue sih kemungkinan bakal kuliah di Tangerang, biar masih dekat sama Jakarta. Kalau mengenai jurusan, gue bakal ambil perhotelan"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Look Back of Violetta
Teen FictionMenceritakan tentang kisah Violetta Averine (Vio), si gadis anggun yang lugu, cerdas, dan tangguh yang saat ini sudah memasuki tahun terakhir di masa-masa sekolahnya di SMA Madeleine. Kecantikannya mampu meluluhkan seorang adik kelasnya, Vicario yan...