99 - You're Simple But Unique

3 2 0
                                    

~~~~~~~~~~

Keesokan harinya, Drian mengajak Violetta berekreasi ke Pantai Ancol untuk menikmati akhir pekan mereka sekaligus menyambut awal liburan semester seiring selesainya minggu Ujian Semester.

Violetta berjalan di sekitar pasir putih yang lembut dan disambut oleh deburan air laut yang membilas sekujur kakinya. Angin laut yang menghembus pun juga menyejukkan jiwa raga Violetta hingga menerbangkan helaian rambutnya di kala terik matahari yang posisinya hampir berada di atas kepala menusuk kulitnya. Ditambah lagi dengan suara deburan ombak dan kicauan burung laut yang membuat suasana hati Violetta semakin rileks daripada sebelumnya. Langkahnya terhenti sejenak. Violetta menghadap ke depan laut berwarna biru tua yang kinclong sambil mencoba untuk meringankan beban pikiran yang terus menyerangnya dalam beberapa waktu ini.

Teringat kembali, Pantai Ancol, tempat yang selama ini juga begitu berkesan bagi Violetta, terutama di masa-masa masih bersama Vicario. Haduh, lagi-lagi bayangan kenangan saat bersama Vicario sempat berputar di kepala Violetta. Kenapa harus sosok Vicario yang selalu muncul di kepalanya dimanapun dia berada? Apakah sosok Vicario tak akan bisa luput dalam kehidupannya hingga sepanjang waktu? Rasanya seolah-olah ada suara yang mengisi ke dalam kepala Violetta mengenai pertanyaan tersebut.

Drian yang melihat Violetta melamun dengan raut wajah sedikit termurung langsung mengagetkannya dengan cipratan air. Violetta sedikit tersentak dan langsung seolah-olah sudah tersadar dari lamunannya.

"Hey, bengong aja nih kakak dari tadi. Awas entar hanyut loh diculik ombak," seloroh Drian.

"Iih, lo nih apa-apaan sih? Gangguin momen gue aja," ujar Violetta dengan cemberut.

"Lagi bengongin apa hayo?" cengir Drian.

"Gak ada kok," dalih Violetta sambil berpura-pura mengayunkan telapak tangannya ke air laut. Kemudian, Violetta langsung mencipratkan air ke wajah Drian sebagai balasannya. Violetta pun tertawa geli.

"Masa sih? Tadi gue perhatiin kakak bengong sambil murung tuh. Hayooo pasti ke-flashback nih sama masa lalu. Ehem..." ledek Drian.

Violetta mengangkat bibir atasnya. "Beeh...sotoy lo, Dri. Mana ada ya ke-flashback sama mantan. Gue cuma lagi menghayati arus ombak kaliii," kilah Violetta dengan tersipu sambil mencipratkan air hingga membahasi sebagian baju Drian.

Drian membalas kembali mencipratkan air ke wajah Violetta. "Wah, raut wajah tuh gak bisa bohong loh kak. Gue tau kok kalo kakak pasti ke-flashback pas masih sama si itu kan," cengir Drian sambil memberi kode.

Pada akhirnya, Violetta pun mengakui dengan salah tingkah. "Hehehe. Iya sih, Dri. Sebenarnya, tadi gue seketika teringat dengan momen pas gue kesini sama Vicario. Gak tau aja gitu kenapa bayang-bayangnya masih belum bisa gue lupain."

Drian langsung mendekat dan menyandarkan kedua tangannya di bahu Violetta. "Gue ngerti kok kalo lo mungkin belum bener-bener bisa move on dari dia. Apalagi kalo lo sampe harus menginjak ke suatu tempat yang dimana disitu juga ada banyak banget kenangan pas masih sama dia. Maaf ya kalo gue agak lancang ngajak lo kesini. Padahal gue niatnya cuma mau ngajak refreshing."

"Memang lumayan banyak sih kenangan gue sama dia disini meskipun kita cuma pergi satu kali. Ada makna tersirat juga di pantai ini ketika gue masih sama dia. Mulai dari saat kita saling bertatapan seperti langit dan lautan biru yang saling berhadapan, lalu ketika gue sama dia saling tersenyum seperti hembusan angit laut yang membuat kita terasa sejuk, hingga dirinya yang setidaknya pernah membuat kehidupan gue yang awalnya hanya hitam putih menjadi penuh warna seperti pekarangan indah berwarna-warni yang menghiasi pasir dan sekitarnya," papar Violetta.

"Wow, menarik banget tuh perkataannya kakak. Siapa yang bikin tuh puisi nya?" sanjung Drian tertakjub.

"Gue sih yang karang puisi itu sendiri. Meskipun kedengaran absurd, tapi ada kaitannya juga sih sesuai dari apa yang gue amati," kata Violetta dengan tersipu.

A Look Back of ViolettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang