~~~~~~~~~~
Sambil memungut sampah daun yang terjatuh dari pohon, Vicario dan Carlo pun sempat berbincang. "Kasian banget sih lo, Car. Lo yang dari kemaren gak ada ngapa-ngapain sama sekali malah ikutan kena hukum," kata Vicario sambil termanyun.
"Sebenarnya lebih kasian elo, Vic. Baru aja keluar dari rumah sakit, eh malah kena hukum," balas Carlo.
"Lebih kasian elo harusnya, Car."
"Gue gak masalah kok, Vic. Setidaknya kan kita kemaren udah berusaha lindungin lo dari serangannya Kak Ariana," kata Carlo.
"Tapi kan sama aja. Lo yang seharusnya gak terlibat sama sekali, malah lo yang kena imbasnya juga kan." Vicario menghela nafas.
Tiba-tiba, Gracia datang menghampiri mereka berdua dan memprotes. "Jelas lah gara-gara si kakak-kakak sok polos dan naif itu. Padahal kemaren juga jelas-jelas mereka berempat yang mulai duluan, tau-tau urang teh yang jadi korban na juga ikut kena imbas. Ini kan gak fair. Harusnya kan kakak-kakak itu doang yang kena hukuman."
"Ini kan salah kita berlima juga, Gracia. Karna sebelumnya juga kita udah ngata-ngatain Kak Vio di kantin tanpa ngeliat situasi dulu," ujar Carlo.
"Itu kan emang jelas kenyataannya kakak itu." Gracia menoleh tunjuk ke arah Violetta. "Kalo si eta teh kerja na jadi pelayan restoran. Bisa-bisanya pula tadi dia ngaku-ngaku kalo papa-nya yang punya restoran baru itu. Paling juga dia pura-pura sekalian mau cari simpatik kan sama Bu Lita biar gak sepenuhnya disalahin. Gue tuh juga udah tau liciknya kakak itu yang jago akting sama cari perhatian."
Vicario mendengus. "Udah lah, Grace. Mending sekarang lo pungut dulu tuh sampah-sampahnya. Jangan ngoceh mulu."
"Kok lo malah sewot sih, Vic?" cetus Gracia pelan. "Bilang aja, lo tuh juga sebenarnya masih pengen ngebelain si kakak playgirl receh itu kan? Udah jelas-jelas, kakak itu cuma bisa membawa masalah sama lo dan temen-temen lo. Makanya itu udah gue kasih tau sama lo demi kebaikan lo biar gak usah deket-deket sama kakak itu lagi."
Vicario tak menghiraukan perkataan Gracia dan langsung pergi menjauh dari Gracia. Saat Gracia ingin mengejar Vicario, Carlo menghalang Gracia agar membiarkan Vicario menyendiri sejenak.
Sedangkan di kediaman Violetta bersama Agatha, Ariana, dan Rina...
"Sekali lagi gue bener-bener minta maaf ya guys. Gara-gara gue kemaren, jadinya kalian bertiga malah ikut kena hukum kayak gini," ucap Ariana dengan sesal sambil memungut sampah botol di sebelah bangku taman.
"Gak masalah kok, Ar. Santai aja. Jelas-jelas kan adek-adek itu yang dari awal salah. Karna mereka udah ngata-ngatain Vio, terus ngegangguin mulu," sahut Rina dengan santai. "Bagus juga deh kalo mereka juga ikut kena hukum." Rina tertawa cekikikan.
Agatha juga ikut tertawa cekikikan. "Bener tuh, Rin. Padahal jelas-jelas mereka yang dari awal cari masalah duluan sama kita. Punya masalahnya sama siapa, tapi yang ikut-ikutan heboh siapa."
Violetta yang sedang sibuk menyapu dedaunan di bawah pohon langsung menyahut dengan nada sesal. "Gue juga bener-bener minta maaf sama kalian berenam. Ini semua dari awal gara-gara masalahnya gue sama Vicario, jadinya kalian yang harusnya gak terlibat sama sekali malah ikut kebawa-bawa sama masalah gue dan mereka."
Rina tersenyum sabar. "Vio, lo tuh gak usah minta maaf berkali-kali. Jelas-jelas ini bukan salah lo kok. Kalo yang namanya musibah, pasti gak akan ada yang tau kapan bakal terjadi."
"Bener tuh kata Rina. Lo gak usah terus-terusan merasa bersalah. Kita berenam kan sebagai sahabat-sahabat lo, pastinya harus saling membantu satu sama lain dong. Dari kejadian lo sama Vicario dari awal, lo bisa ambil hikmahnya kok supaya permasalahan tersebut gak akan terus berlanjut," sambung Agatha. Violetta hanya mengangguk tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Look Back of Violetta
Novela JuvenilMenceritakan tentang kisah Violetta Averine (Vio), si gadis anggun yang lugu, cerdas, dan tangguh yang saat ini sudah memasuki tahun terakhir di masa-masa sekolahnya di SMA Madeleine. Kecantikannya mampu meluluhkan seorang adik kelasnya, Vicario yan...