83 - Revealed

4 2 0
                                    

~~~~~~~~~~

Begitu Violetta, Agatha, dan Ariana memasuki kelas, seisi kelasnya yang awalnya bising kini tatapannya langsung pada tertuju ke mereka bertiga. Seisi kelas pun seketika juga tercengang. Begitu Violetta berjalan kembali ke tempat duduknya, Erlina dan beberapa langsung mengekori langkah Violetta dengan gelagat penasaran.

"Vio, coba lo jelasin mengenai permasalahan lo sama cowok-cowok kelas 11 pas di kantin tadi," pinta Erlina. Beberapa temannya pun juga ikut meminta penjelasan Violetta secara berdesakan.

"Guys, sebenarnya ini ada apa sih? Terus ini kenapa pada sampe ngerumunin Vio?" tanya Fanny dengan bingung.

Erlina berdesis. "Sssttt...kalian semua tenang dulu ya, guys. Sekarang ini lagi waktunya Vio untuk menceritakan semua kronologi tadi." Kemudian Erlina kembali menatap Violetta. "Ok, Vio. Sekarang lo coba jelasin dong."

Violetta masih terbata dan bingung harus menjelaskan dari mana. Nafas Violetta naik turun terus. Tenggorokan Violetta terasa seperti tercekik karena berusaha menahan sisa isakannya. "Jadi...sebenarnya itu..."

"Gue tuh heran deh sama adek-adek itu yang sampe berani ngatain Vio yang enggak-enggak. Gue yakin itu pasti semua gak bener kan?" sela Faustine sambil menatap Violetta dengan tegun.

"Gak," ringis Violetta singkat. "Ini semua hanya salah paham. Terlalu panjang untuk gue ceritain mengenai semua yang sebenarnya terjadi sama gue. Gue juga sampe bingung harus mulai dari mana, apalagi kalian yang masih belum benar-benar tau dengan kenyataan yang tersembunyi ini."

"Ya udah, gapapa kok. Santai aja, Vio. Kita bisa cerna kok cerita lo perlahan-lahan," kata Desti.

"Mungkin kita bisa bahas lagi nanti abis selesai ujian. 5 menit lagi udah mau mulai nih," ujar Violetta dengan dingin.

"Tadi Pak Rafi ada dateng ke kelas bilang, ujian kita diundur 15 menit. Soalnya guru-guru lagi pada rapat mengenai masalah smart watch nya Jeff yang disita," papar Nardo.

Jeff yang awalnya duduk terdiam di tempatnya langsung memutar badannya ke belakang. "Guys, sekali lagi, gue bener-bener minta maaf ya mengenai masalah gue tadi kalo udah bikin suasana kelas kita jadi makin keruh. Serius, gue bener-bener khilaf tadi," sesal Jeff sambil merunduk.

"Kita gak masalah kok Jeff. Lagian kejadian lo tadi kan bukan kasus pertama di sepanjang sejarah SMA ini," kata Sofia dengan santai.

"Hahaha, iya juga kan. Tapi yang bakal jadi sorotan nih ya, Jeff nih ketahuan nyonteknya pake smart watch. Pasti bakal greget banget tuh kalo udah dirumorin satu sekolah. Kalo cuma sekedar secarik kertas sih mungkin sekarang udah terlalu mainstream kali ya," kekeh Desti.

"Dulu kan adek kelas kita juga ada yang ketahuan nyonteknya pake HP. Jadi mungkin kalo kasus begituan mah bakal udah jadi hal yang biasa di SMA ini," celetuk Harto dengan enteng.

"Hadeh. Lagian Jeff sih, pake pamer-pamer segala. Jadinya melayang deh tuh uang jutaan nya," celetuk Alvero. "Makanya jangan songong ye jadi orang." Alvero menepuk pundak Jeff sambil berkelakar. Teman-temannya pun ikut berkelakar.

"Oh ya guys, sekarang back to the topic of Vio," Erlina tersenyum lebar sambil menyambut. "Vio, silahkan lanjutin kisah lo."

"Kisah cinta dengan Alvero ya?" celetuk Harto sambil tertawa meledak.

"Dih, gak usah ngaco lo Har," cetus Alvero sambil menapik lengan Harto.

Violetta menghela nafas dan menegakkan duduknya. "Jadi...rumor pertama mengenai gue yang kerja sebagai pelayan di restoran, sebenarnya gue disitu bukan sekedar kerja jadi pelayan restoran di Deventer Resto. Itu emang restoran yang baru dibuka pada beberapa hari yang lalu. Kemaren mama gue udah suruh gue buat jagain restoran karna karyawan-nya masih dikit, sedangkan pengunjungnya lagi se-rame-rame nya. Kebetulan juga, ada satu ibu pelayan tiba-tiba gak enak badan, jadi gue yang bantu gantiin posisi ibu pelayan restoran itu."

A Look Back of ViolettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang