45 - He Admitted It

3 2 0
                                    

~~~~~~~~~~

Kelas 11 IPS 1 sedang ada di jam pelajaran Matematika yang diajar oleh Bu Ika.

Begitu semua murid selesai mencatat materi baru yang disampaikan barusan, Bu Ika membagikan hasil nilai ulangan dari beberapa hari yang lalu. Sebelum Bu Ika membagikan kertas ulangannya, beliau pun mengumumkan siapa saja murid yang tuntas dan yang masih belum tuntas di ulangannya.

"Hari ini saya akan membagikan hasil ulangan kalian kemaren. Di kelas ini rata-rata nilainya cukup memuaskan walaupun beberapa ada yang cuma dapat nilai KKM, lalu ada tujuh orang yang masih belum tuntas."

Vicario berharap setidaknya dia bisa tuntas di ulangan MTK nya kali ini walaupun seandainya hanya dapat nilai pas-pasan berkat belajar sama Gracia kemarin. Kemudian, Bu Ika membacakan dan membagikan kertas ulangannya satu per satu.

"Nilai tertinggi di kelas ini adalah Gracia, yaitu sembilan puluh delapan. Silahkan Gracia maju ke depan dan ambil kertas ulangannya." Semua teman-teman Gracia langsung memberi tepuk tangan meriah kepadanya. Gracia pun beranjak dari kursi dan mengambil kertas ulangannya di meja Bu Ika.

"Kemudian nilai tertinggi kedua adalah Elinda, sembilan puluh enam."

Teman-teman sekelas langsung memberi tepuk tangan meriah kembali kepada Elinda.

"Calvin...sembilan puluh lima...Helen...sembilan puluh tiga..."

Andre langsung menyanjung dan meng-toss Calvin atas nilai ulangannya yang tinggi. Begitu juga dengan Elinda yang menyanjung Helen dengan nilai ulangannya.

"Kemudian, Mila...sembilan puluh dua...Febi...sembilan puluh dua...Andre...sembilan puluh..."

Calvin langsung menepuk kedua pundak Andre dengan heboh.

"Beda tipis ajalah ya kita hehehe," lirih Andre kepada Calvin.

"Gak apalah, kan yang penting nilainya sama-sama sembilan puluhan," kata Calvin dengan ekspresi cool.

"Wilson...delapan puluh lima...Benedict...delapan puluh dua..."

Awalnya, Vicario merasa dirinya pasti gak akan tuntas di ulangan Matematika ini. Jelas, Vicario memang lemah pakai banget kalau harus belajar Matematika. Dari jaman SD, Vicario pasti agak susah tuntas sekalipun saja ulangan di pelajaran Matematika. Seketika, begitu Bu Ika mengumumkan nama murid selanjutnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Vicario pun tak menduga-duga dengan keajaiban yang didengarnya barusan.

"Lalu, Vicario..."

Bu Ika tidak langsung menyebutkan berapa hasil ulangannya, namun beliau menatap Vicario dengan agak serius. Vicario pun terkejut lalu mengerinyit penasaran. Seisi kelas pun juga seketika menjadi hening. Carlo pun ikut mengerinyit dan menatap Vicario dengan penasaran.

Vicario sempat terpelongo dan ragu-ragu untuk bertanya kepada Bu Ika. "Iya bu?"

"Kamu mau tau berapa nilai ulangan kamu?" tanya Bu Ika.

"Iya bu. Kenapa bu? Saya gak tuntas kan bu? Terus kapan saya bisa remedial bu?" tanya kembali Vicario dengan tergesa.

Bu Ika tersenyum santai. "Memangnya saya ada bilang kamu belum tuntas?"

"Maksudnya gimana ya bu? Saya gak ngerti." Vicario pun celingukan sambil kebingungan dengan maksud Bu Ika.

"Apa mungkin Vicario tau-tau malah tuntas?" tanya Carlo pelan.

"Sekarang ini kan saya masih membagikan hasil ulangan yang tuntas," lanjut Bu Ika.

"Berarti...Vicario tuntas dong, bu?" tanya Calvin.

A Look Back of ViolettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang