~~~~~~~~~~
Disaat Violetta hendak mengerjakan latihan soal Sosiologi, dia masih teringat dengan momen kesedihan yang dilewatinya kemarin disaat sekeluarga mengantar papanya ke bandara. Sehingga Violetta menjadi sedikit tidak fokus untuk mengerjakan latihan soalnya.
"Vio, lo udah dapat jawaban nomor empat belum?" tanya Agatha.
Violetta tetap terdiam melamun dan tidak menghiraukan pertanyaan Agatha.
Agatha langsung menepuk bahunya Violetta. "Hey, Vio."
"Ya ampun, Tha. Maaf. Gue masih belum ketemu jawaban nomor empat nih, jadi gue skip ke nomor lima," sahut Violetta.
"Lo kenapa sih dari tadi melamun mulu? Lagi mikirin apa sih? Pasti si doi ya?"
"Enggak kok," jawab Violetta dengan sedikit lesu. "Sebenarnya sih ada yang pengen gue ceritain, tapi cukup kita bertiga aja ya yang boleh tau."
"Lo mau cerita apa, Vio?" lirih Ariana.
"Gue gak ngerti deh sama keadaan gue saat ini. Disaat yang belum tepat, tau-tau usaha bisnis papa gue bangkrut. Ternyata papa gue ditipu sama direkturnya. Uang perusahaan dikorupsi semua sama dia sampe gaji karyawan gak dibayarkan selama berbulan-bulan. Semua hasil pendapatan papa gue hangus ratusan juta. Jadi sekarang papa gue terpkasa harus kerja di Kalimantan sebagai trainer HSE," jelas Violetta dengan nada minder.
"Ya ampun, Vio. Kita turut prihatin ya sama papa lo. Jangan sedih ya, mungkin ini cobaan untuk keluarga lo," kata Ariana.
Agatha langsung merangkul bahu Violetta dengan rasa simpatik. "Lo yang sabar ya, Vio. Kita ngerti kok keadaan keluarga lo. Gak nyangka aja bisa sampai separah itu. Terus bagaimana dengan direktur nya yang udah nipu papa lo? Gak diselidiki lalu dituntut ke pihak pengadilan?"
"Gak bisa, Tha. Karena pegawainya dari awal udah menghilangkan jejak dan kabur dari Jakarta."
"Setidaknya papa lo kan pasti ada simpanan rekaman CCTV dan bisa dijadikan bukti untuk dibawa ke pihak kepolisian biar direkturnya dilacak," kata Ariana.
"Gapapa deh, papa gue udah ikhlas kok dengan semua kejadian itu. Jadi, papa gue juga dengan bijak gak perlu menuntut massal agar pelaku penipuan gak usah dicari."
"Loh, kok cuma diikhlasin begitu doang? Ratusan juta itu kan gak sedikit, Vio. Penipuan kan juga termasuk pelanggaran hukum, sanksinya juga bakal berat, gak mungkin lah hanya tinggal diam begitu saja. Ini semua demi keadilan, Vio," cetus Ariana.
"Habis mau gimana lagi. Semua udah berlalu, biar jadi amal aja buat keluarga gue. Biar keluarga gue yang menanggung semua cobaan yang diberikan saat ini."
Agatha yang mendengar curhatan Violetta langsung matanya berkaca-kaca. "Ya ampun, Vio. Se-mulia itu ya hati papa lo. Gue salut deh sama papa lo."
"Vio, lo jangan khawatir. Kita ngerti keadaan lo sekarang. Kita gak peduli mau level lo udah turun, kita ber-enam pasti tetap akan selalu ada buat lo," sahut Ariana.
Violetta langsung berpelukan dengan Agatha dan Ariana. "Makasih ya guys udah mendukung dan selalu ada buat gue bahkan walaupun gue juga ada kekurangannya."
Violetta pun akhirnya berderai air mata setelah berjam-jam selalu ingin menahan tangisannya. Violetta merasa lega disaat dia sudah mencurahkan semua perasaan dan keadaannya kepada Agatha dan Ariana. Violetta juga merasa lega ketika mengetahui teman-temannya masih bisa menerima kekurangan Violetta dan tetap selalu ada untuknya.
"Ya ampun, kompak sekali kalian sampai berpelukan gitu. Terus Violetta sampai nangis. Ada apa dengan lo, Vio?" tanya Harto.
"Gak ada apa-apa kok. Tadi tuh kita kan lagi sama-sama cari jawaban nomor empat, dari tadi kan gak ketemu-ketemu. Terus tadi Ariana sudah ketemu jawabannya. Jadinya gue terharu dong karena Ariana bisa dapatin jawabanya," dalih Violetta.
"Oh jawabannya D ya. Makasih guys." Harto tersenyum lebar karena sudah mendapatkan jawaban di latihan soal.
"Harto, Jangan coba-coba buat nyontek ya. Kerjakan sendiri. Sebentar lagi kita akan bahas bersama," tegur Bu Ika.
"Baik, bu. Saya udah siap kok, tadi cuma mau bandingin jawaban saya sama mereka aja bu," kilah Harto.
"Sekarangkamu kembali ke tempat duduk. Baik anak-anak, mari kita bahas soal nomor satusampai sepuluh." Bu Ika mengajak semua murid di kelas untuk membahas bersamalatihan soal Sosiologi selama satu jam kelas pemantapan.
~~~
_____________________________________
Mama
Kakak, tolong. Kita barusan dijambret pas mau masuk ke gerbang sekolah._____________________________________
Violetta terbelalak begitu melihat pesan whatsapp dari mama nya barusan saat jam pulang sekolah tiba. "Astagfirullah. Mama...Viona... kok bisa?"
"Guys, gue balik duluan ya. Soalnya ada urgent nih. Bye," sapa Violetta kepada Agatha dan Ariana.
"Bye, Vio," salam Agatha dan Ariana.
Lalu, Violetta langsung jalan dengan terburu-buru menuju ke parkiran dan mencari keberadaan mobil mamanya parkir. Violetta berharap mamanya dan adiknya tidak terjadi apa-apa didepan matanya. Begitu Violetta menemukan mobilnya dan masuk ke dalam mobil, atmosfer nya terlihat cengang.
"Mama...Viona...kalian gapapa?" tanya Violetta dengan polos.
"Mama benar-benar gak nyangka, kak Vio. Tadi tuh pas mama mau jemput kalian berdua, tiba-tiba tas mama sempet dijambret sama 2 orang yang naik motor. Terus untung ada ibu-ibu yang nolongin mama sampe ngejar-ngejar ke dalam sekolah. Tapi pas udah berhasil dapetin balik tas mama, dia sampe rela ditusuk sama penjambretnya."
Violetta langsung terbelalak. "Astagfirullah allazim. Ditusuk? Terus penjahatnya kemana, ma?"
"Beruntung 2 penjambretnya udah ditangkap sama satpam nya dan udah diamankan kok sama para orangtua murid ke kantor polisi."
"Ya allah, ma. Seram banget kejadiannya. Terus bagaimana keadaan ibu-ibu yang ditusuk tadi itu, ma? Dibawa ke rumah sakit ya ma?"
"Bisa jadi, kak Vio. Soalnya beruntung di waktu yang tepat tadi, satpam nya langsung datang nolongin ibu-ibu itu. Lalu, ada beberapa anak SMA tadi juga nolongin ibu-ibu yang tertusuk itu dan membawanya ke rumah sakit."
"Alhamdulillah kalau ibu-ibu itu selamatin mama. Tapi pasti luka nya parah sekali tuh."
"Benar sekali, kak. Mama benar-benar syok dan sempat kosong pikiran mama pas ngelihat kejadian itu didepan mata, kak. Bayangin kak, mama cuma fokus lihat jalanan terus tiba-tiba ada motor yang nyerempet dari samping terus tas mama diambil gitu aja. Lalu, begitu ibu-ibu itu bantu kejar, malahan ditusuk di perut bagian kanannya."
"Astagfirullah. Kejam banget ya mereka. Tapi untung mama sama Viona gak kenapa-kenapa. Kakak tuh juga syok tau pas baru selesai jam pelajaran tiba-tiba mama ngirim pesan ke kakak," keluh Violetta sambil mengusap lengan mamanya kemudian memeluk adiknya.
"Alhamdulillah juga kalau mereka gak ada apa-apain kita. Tapi ya kalau namanya tragedinya bakal seperti itu, pastinya kita syok sekali. Maafin mama ya kalau mama udah bikin kakak panik gitu."
"Iya ma, gapapa kok. Kakak yang cuma bisa ngebayangin aja udah serem, apalagi mama dan Viona yang udah melihatnya secara langsung. Yang penting kita terus berdoa aja ya ma supaya kita selalu diberi perlindungan."
"Iya, kak. Oh ya, hari ini mama masakin ayam kecap kesukaan kamu buat makan malam nanti."
"Wah, pas kebetulan hari ini kakak lagi pengen makan ayam kecap. Makasih ya ma. Love you, ma." Kemudian Violetta mencium pipi mamanya dengan penuh kasih sayang.
~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
A Look Back of Violetta
Roman pour AdolescentsMenceritakan tentang kisah Violetta Averine (Vio), si gadis anggun yang lugu, cerdas, dan tangguh yang saat ini sudah memasuki tahun terakhir di masa-masa sekolahnya di SMA Madeleine. Kecantikannya mampu meluluhkan seorang adik kelasnya, Vicario yan...