Selesai acara akad dan resepsi pernikahan Mas Dhika dan Mbak Eva, semua keluarga Dhisa segera kembali ke penginapan. Kebetulan sore harinya, sebagian keluarga akan kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara itu, Dhisa beserta orang tuanya dan juga Noura rencananya akan pulang ke Jogja besok saat pagi hari agar dapat beristirahat terlebih dahulu malam ini. Mengingat jika Dhisa dan mamanya yang hanya mengandalkan Papa Adi dalam hal menyetir mobil. Meskipun sebenarnya Dhisa dan Noura bisa, tetapi mereka belum berani untuk membawanya untuk jarak jauh.
Saat ini, Oman dan Raden ikut berkumpul di penginapan yang disinggahi oleh keluarga Dhisa karena mendapat ajakan dari orang tua Dhisa. Mereka turut bergabung dan berbincang dengan Papa Adi serta kedua omnya Dhisa di cafe yang berada di dalam area penginapan.
"Mas Raden sama Mas Oman mau balik ke Jogja kapan?" tanya Papa Adi.
"Rencananya kami pulang nanti malam, Om," jawab Oman.
"Oh iya, kalian cuma berdua, ya?" tanya Papa Adi.
"Iya, Pak," sahut Raden.
"Maaf Mas, ini kebetulan saya dan mamanya Dhisa baru ingat kalau kami masih mau berkunjung ke rumah bulik saya yang tinggal di sini. Beliau sudah sepuh dan tadi waktu acara ngga bisa datang. Belum lagi kami mau berkunjung ke rumah besan dulu karena kemarin belum sempat. Terus, teman sekolah saya waktu datang ke acara tadi malah ajak reuni dadakan sama beberapa teman yang tinggal di sini. Mungkin saya sama mamanya masih harus di sini dulu beberapa hari. Jadi, kalau ngga keberatan, Dhisa sama Noura bareng sama kalian, boleh ngga, Mas? Soalnya, mobil keluarga yang lain sudah penuh. Tadinya, saya mau suruh mereka buat pesan tiket kereta atau pesawat aja buat besok," ucap Papa Adi pada dua orang laki-laki di hadapannya.
"Oh, boleh, Pak. Biar bareng saya sama Oman aja kalo gitu. Lagian mobilnya juga kosong, kok, tapi gapapa kalau nanti malam berangkatnya, Pak?" ucap Raden.
"Lho, ya, gapapa, Mas Raden. Biar besok mereka masih ada waktu istirahat juga di rumah. Bapak malah berterima kasih banyak," kata Papa Adi.
"Ya udah, aman kalo gitu," sahut Oman.
"Sebentar, Mas, saya bilang ke anaknya dulu," ucap Papa Adi lagi. Ia berdiri dari duduknya untuk menghampiri anak-anaknya itu di kamar.
***
Malam harinya, Dhisa dan Noura berpamitan dengan orang tua dan beberapa saudara yang masih tinggal. Mereka akhirnya setuju dengan permintaan Papa Adi untuk pulang bersama Raden dan Oman. Setelah momen perpisahan itu, Dhisa dan Noura mulai memasuki mobil milik Oman dan menempati di kursi belakang.
Perjalanan malam ini cukup santai karena anggap saja sembari menikmati road trip pertama bersama kekasih. Noura dan Oman, maksudnya. Dan di awal keberangkatan ini mobil akan dikendarai oleh Raden. Mungkin nanti di tengah perjalanan ia akan bergantian dengan Oman.
"Sayang, aku laper, deh. Tadi belum sempat makan malam soalnya buru-buru packing," keluh Noura pada kekasihnya yang tengah asyik bersenandung.
"Ya udah, kita mampir rest area dulu, ya, Den" perintah Oman yang disetujui oleh Raden.
"Bentar, ya, Sayang. Sepuluh menitan lagi sampai, kok. Makan camilan dulu mau ngga? Aku bawa, nih," ucap Oman.
"Ngga usah, aku masih bisa tahan, kok," jawab Noura.
Setelah itu, Raden refleks melihat Dhisa dari kaca spion tengah. Ia ingin memastikan apakah Dhisa juga sedang menahan lapar atau tidak. Namun, ternyata Dhisa sedang memejamkan matanya dengan headphone yang menempel di kedua telinganya. Pantas saja, beberapa menit terakhir ia tak mendengar suara perempuan itu. Lalu Raden tersenyum tipis dengan fokus yang terbagi untuk melihat jalanan depan juga mencuri-curi pandangan untuk melihat Dhisa di kursi belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/374696246-288-k714638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
FanfictionDhisa adalah seorang wanita single yang menyukai traveling. Ya, bisa dibilang travelingnya masih yang dekat-dekat aja, sih, di sekitar Pulau Jawa. Dhisa memiliki saudara sepupu yang akrab sejak kecil sampai saat ini, yaitu Noura. Noura ini memiliki...