19

763 100 18
                                    

Sekitar pukul dua dini hari, Dhisa dan Noura tiba di rumah. Sesaat setelah ketibaannya itu, mereka tak langsung beristirahat atau merebahkan diri. Namun, mereka sibuk membereskan semua barang bawaannya dan dilanjut dengan bebersih diri. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 03.20 pagi dan Noura baru saja terlelap karena sudah menahan kantuk sejak ketibaannya tadi. Kebetulan, ia sedang berhalangan untuk sholat sehingga tak menunggu waktu Subuh datang.

Dhisa yang sudah terlelap selama perjalanan itu tak perlu repot-repot menahan rasa kantuk seperti Noura. Ia akhirnya memutuskan untuk menonton film setelah beberapa waktu ini tak dilakukannya karena beberapa kesibukan yang datang. Dhisa memilih film bergenre romance-comedy. Ia sedang tak ingin mengikuti alur cerita yang berat karena hanya untuk menyegarkan pikirannya saja sembari menunggu waktu Subuh datang.

***

Kedua perempuan itu baru terbangun sekitar pukul 10 pagi. Rencananya, nanti siang Noura akan kembali ke rumahnya dan Dhisa akan menikmati sisa hari liburnya ini dengan me time di rumah saja. Saat ini, mereka sedang memasak menu ala kadarnya untuk sarapan yang sekaligus akan menjadi makan siangnya. Dhisa hanya mengikuti ide Noura yang lebih lihai dalam urusan dapur.

Noura memutuskan untuk memasak capcay dan telur dadar saja. Menurutnya, ini menu yang enak, mudah, dan kebetulan sesuai dengan stok bahan makanan yang tersedia di kulkas. Dhisa hanya membantu Noura untuk memotong-motong sayuran, lalu sisanya biar nanti menjadi urusan Noura.

"Sa, udah kasih kabar Mama sama Papa?" tanya Noura yang fokus meracik bumbu.

"Udah, tadi sempat teleponan sebentar, kok," jawab Dhisa yang fokus dengan kegiatan memotong wortel.

"Pacar lo juga udah?" tanya Noura lagi.

"Bukan pacar, Ra. Please, deh," jawab Dhisa.

"Ya udah, calon, deh. Semalam gue denger dikit, dia minta dikabarin, kan?" ucap Noura meledek.

"Hmm, mulai. Orangnya belum gue chat, sih. Nanti ajalah," ucap Dhisa santai.

"Iya, nanti aja, Sa. Kalo udah kangen baru, deh, telepon atau chat pacar. Gue juga gitu biasanya," ucap Noura meledek.

"Udahlah. Tuh, sayur kapan matangnya? Keburu lapar gue," kata Dhisa.

"Sabar. Itu juga lo potong wortel lama banget, sih, padahal cuma dua biji doang," ujar Noura.

"Ya, potong wortel, kan, juga butuh tenaga dalam, Ra," sangkal Dhisa.

***

Noura sudah pulang ke rumahnya. Sekarang saatnya Dhisa menikmati me time di rumah. Tadi sebelum Noura pulang, mereka sudah menjemput Beno di tempat penitipan kucing. Jadi, sekarang Dhisa hanya bersama kucing peliharaan satu-satunya itu di rumah. Ia sedang temu kangen dengan Beno karena beberapa hari sudah ia tak menjahilinya, lantas inilah waktunya untuk bermain dengan Beno hingga puas.

Lelah bermain dengan Beno, Dhisa beralih menyalakan TV di ruang tengah rumahnya. Namun, tiba-tiba Dhisa teringat kalau dirinya belum memberi kabar pada Raden. Tapi biarlah, pikirnya. Dhisa tetap melanjutkan kegiatan menonton film di layar TV.

Menjelang sorenya, Dhisa mulai merasa bosan di rumah. Seketika ia memiliki ide untuk pergi melihat sunset. Kemudian Dhisa lekas bergegas untuk siap-siap ke Puncak Sosok, tempat yang akan menjadi tujuannya. Letaknya lumayan jauh dari rumahnya, sekitar satu jam, tapi tak masalah bagi Dhisa.

***

Pukul 15.45, Dhisa mulai mengendarai sepeda motornya. Ia menikmati perjalanan yang cenderung macet karena bertepatan dengan akhir pekan. Dengan lihai, ia menyalip beberapa mobil dan bis yang berjalan lambat di depannya. Minggu sore, jalanan Jogja memang padat dengan kendaraan dengan plat luar. Entah mereka datang untuk suatu urusan, berwisata, atau hanya melewati jalanannya saja.

BINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang