Tak terasa, besok sudah hari Minggu. Sesuai rencana bahwa pada pukul 08.00, kereta dijadwalkan akan berangkat dari Stasiun Malang. Jadi, pada Sabtu malam, Dhisa hendak pergi mencari oleh-oleh untuk keluarga dan beberapa teman kantornya. Setelah waktu Maghrib, Dhisa memutuskan beranjak dari hotel dengan ojek online yang dipesannya untuk menuju ke toko oleh-oleh.
Dhisa berniat untuk membeli oleh-oleh sesuai pesanan papanya. Jadi, sesampainya di tempat oleh-oleh, ia segera membeli sepuluh bungkus keripik tempe dan lima kotak lapis kukus tugu Malang.
Setelah mendapatkan apa yang dicari, Dhisa merasakan perutnya yang mulai kelaparan karena belum terisi lagi sejak kembalinya dari Bromo. Karena itu, ia berniat sekalian mampir makan malam di warung lesehan Cak Tomo yang berada tak jauh dari tempat oleh-oleh. Ternyata semakin malam terlihat semakin ramai pelanggan. Namun, ia tetap sabar menunggu daripada harus mencari-cari ke tempat lain yang sudah pasti sama ramainya. Di sana Dhisa memesan nasi dengan lauk bebek goreng, tempe penyet, sambal lalapan, dan segelas es teh.
Akhirnya, pesanannya datang. Tanpa berlama-lama, Dhisa langsung melahapnya. Sebelum itu, ia memotret terlebih dahulu makanan yang tersaji walaupun hanya akan abadi di dalam galeri ponselnya. Rasanya nikmat apalagi di saat kondisinya yang sedang kelaparan. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk menghabiskan makanan sembari menunggu makanannya turun, kemudian ia memesan ojek online lagi untuk mengantarnya pulang ke hotel.
***
Pukul 20.35 ia sampai di hotel. Dhisa langsung mencicil untuk packing dengan ditemani oleh tayangan film pada layar TV kamarnya. Ia memilah dan menata barang-barangnya seringkas mungkin agar mudah saat membawanya. Berhubung malam ini terbilang senggang karena tak banyak yang harus dilakukan maka ia dapat tidur agak larut. Namun, besok pagi ia sudah harus check out dari hotel dan segera ke stasiun pada pukul 07.00.
Di tengah-tengah kegiatan packing, nada dering telepon masuk terdengar. Dhisa meraih ponselnya yang masih berada di dalam tas selempangnya. Tertulis nama Raden di layar ponselnya. Sepertinya Dhisa akan membiasakan diri saat ada telepon masuk dari Raden yang tiba-tiba itu. Sebelum menerima panggilannya, Dhisa menghembuskan nafasnya terlebih dahulu.
"Sa? Halo?" Suara berat Raden terdengar.
"Iya, Den. Kenapa?" tanya Dhisa.
"Lo habis dari mana? Gue chat dari dua jam yang lalu, kenapa ngga dibalas?" tanya Raden yang terdengar sedikit panik.
Dhisa membuang nafasnya perlahan.
"Gue habis pergi cari sesuatu sama makan malam aja, kok. Kenapa sih?" tanya Dhisa heran.
"Oh, ya udah. Aman, aman," ujar Raden yang intonasinya terdengar menjadi lebih santai.
"Apa sih, Den? Ngga jelas, deh, lo," sahut Dhisa yang merasa aneh dengan sikap Raden.
"Besok dapat jadwal kereta jam berapa, Sa? Gapapa, ya, biar gue aja yang jemput?" mohon Raden.
"Estimasinya, sih, jam setengah tiga sore udah sampai. Tapi beneran gapapa, kan?" tanya Dhisa memastikan.
"Iya, beneran, Sa. Ya, udah lo istirahat dulu sana. Besok keretanya berangkat pagi, kan?" tanya Raden.
"Hmm, iya. Ini juga habis cicil packing rencananya emang mau langsung tidur," jawab Dhisa.
"Iya, Sa. Hati-hati, ya, besok. Assalamualaikum," pamit Raden untuk mengakhiri panggilan.
"Waalaikumsalam," balas Dhisa.
***
Setelah bangun dan sholat Subuh, Dhisa langsung mandi dan bersiap-siap. Sekarang waktu masih menunjukkan pukul 06.15, tetapi dirinya sudah tampak segar dan berpenampilan rapi agar tak perlu terburu-buru nantinya. Kemudian ia melanjutkan mengemas barang-barangnya yang beberapa masih terpencar. Lalu ia lanjutkan untuk memoles wajahnya dengan tipis-tipis saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
ФанфикDhisa adalah seorang wanita single yang menyukai traveling. Ya, bisa dibilang travelingnya masih yang dekat-dekat aja, sih, di sekitar Pulau Jawa. Dhisa memiliki saudara sepupu yang akrab sejak kecil sampai saat ini, yaitu Noura. Noura ini memiliki...