Kawan

1.4K 123 5
                                    

Michael sedang duduk santai di kursi putih di dekat kolam renang.
Ia terus mengamati benda kotak tipis lebar yang ada di tangannya.

"Okay, kata Mark pertama tempelkan jari telunjukku di layar bawah seperti ini," ujar Michael sambil mempraktekkannya.

Saat layar handphone yang ia genggam itu menyala, nampak mata Michael yang berbinar-binar senang.

"Hahahaha.. kalo begini sih aku bisa.
Lalu tekan gambar ini kemudian tekan nomor yang dituju," ujar Michael sambil mengetik nomer dari catatan kecil yang diberikan Mark kemarin.

"Lalu..." ujar Michael terlihat bingung.

Segelintir nada melayang-layang ringan yang berasal dari senar-senar gitar yang kupetik bergantian.
Tiba-tiba sebuah lagu berbahasa asing berputar dengan sendirinya dari handphoneku.

Aku segera menghentikan permainan gitarku dan mengambil handphone yang berada di sampingku.
Aku melihat nomor yang tampak asing tertera jelas di layar handphone sedang memanggilku.
Aku segera mengusap layar dan meletakkannya di samping telingaku.

"Halo?" sapaku.

Michael nampak terkejut saat ia mendengar suara dari benda yang ia genggam tersebut.
Ia masih bingung dan terus mengamati benda itu dari depan, belakang juga samping untuk mengetahui sumber suara itu.

"Heloooo..." ujarku lagi sedikit lantang.

Michael pun mendekatkan telinganya di benda yang disebut handphone itu.

"Haluuuuu..." ujarku lagi dengan nada yang lebih panjang.

"Kok gak ada suaranya sih? Iseng kali ini ya orang," pekikku dalam hati sambil berniat menekan layar handphone untuk mengakhirinya.

Tiba-tiba aku mendengar suara dari balik telepon itu.

"Chiellyn?" tanyanya.

Aku pun memutuskan mendengarnya lagi.

"Ini benar Chiellyn?" tanya Michael.

"Iya.
Ini siapa ya?" tanyaku.

"Kamu gak ingat aku?" tanya Michael.

"Emangnya siapa ya?" tanyaku lagi.

"Aku Michael " jawab Michael.

Aku terhenyak seketika.
Tak mungkin ini cowok yang bertemu denganku beberapa hari yang lalu.
Seingatku aku tak pernah memberikan nomor handphone ku padanya.

"Michael? Michael siapa ya?" tanyaku lagi.

"Sepertinya beberapa hari yang lalu kita minum kopi bersama. Apakah kau lupa? Seperti manusia berumur senja saja, hahaha..." ujarnya sambil terkekeh.

"Ternyata benar ini cowok yang waktu itu.
Beraninya dia mengataiku berumur senja," pikirku.

"Oh kamu.
Kok tahu nomorku? Darimana?" tanyaku dingin.

"Kan sudah aku bilang kalau aku dapat banyak informasi dari teknologi canggih manusia jaman sekarang," ujarnya meyakinkan.

"Ngomong apaan sih nih anak? Gak jelas banget," pikirku.

"Oh gitu," jawabku.

"Lagi apa?" tanya Michael singkat.

"Lagi telpon," jawabku singkat.

"Sama siapa?" tanyanya polos.

"Ya sama kamulah," jawabku dingin.

"Oh gitu.. (Tersadar).
Kau pintar bercanda juga ya.
Oh ya, apa kita bisa bertemu hari ini?" tanya Michael.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang