Merpati putih (2)

602 63 0
                                    

"Belum selesai?" tanyaku bingung.

"Iya.
Merpati itu pun dengan kedua kakinya berkeliling di sekitar pohon itu berharap ada makanan yang terjatuh untuknya.

Suatu hari di atas ranting tak jauh dari tempat ia berdiri, ada sekelompok burung-burung kecil yang sedang bertengger santai tanpa menyadari keberadaan merpati putih itu.
Mereka semua tak pernah menyadari keberadaan merpati itu karena ia selalu berada di bawah dan seluruh tubuhnya yang kusam juga begitu kotor.
Burung-burung kecil itu pun berbincang ria dimana perkataan mereka itu mampu didengar oleh sang merpati.

"Aku rindu merpati putih yang biasa terbang di atas kita."
"Iya. Aku juga.
Ia sangat cantik apalagi saat terbang di atas kita. Ia begitu menawan."
"Dimana dia sekarang ya?"
"Aku tak pernah melihatnya beberapa hari terakhir ini."
"Padahal aku sangat menyukainya."

Begitulah perbincangan para burung-burung kecil yang didengar merpati itu.
Saat selama ini ia begitu memandang rendah mereka ternyata mereka selama ini malah mengagumi merpati itu tanpa tahu betapa angkuh dirinya selama ini.
Tanpa sadari ia kembali menitikkan air mata penyesalan.

Setiap malam ia selalu kedinginan di selimuti oleh rasa ketakutan seakan-akan ada yang mengincar nyawanya.
Hidupnya sengsara, tak pernah merasa tenang dan begitu penuh penyesalan.

Suatu malam ia berseru pada langit.
"Inilah aku.
Hidup akan kesombonganku dan inilah tuaianku.
Aku pantas menerimanya karena keangkuhanku selama ini.
Aku sangat menyesal atas semua keegoisanku.
Maafkan aku."
seru merpati itu sambil terus menitikkan air mata penyesalannya.

Suatu hari, saat ia sedang berjalan dengan gontai, tiba-tiba ada seorang manusia yang menangkapnya.
Ia tak mampu berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah akan keadaan.

Ternyata manusia itu adalah seorang dokter hewan yang mengawasinya selama ini.
Dokter itu pun berupaya menyembuhkan merpati itu dan merawatnya sepenuh hati.

Beberapa bulan berlalu, sang manusia itu kembali ke tempat ia menemukan merpati itu.
Di dekapan tangannya ada seekor merpati putih yang begitu cantik.
Manusia itu pun melepaskan merpati itu ke udara.

Merpati itu mencoba mengepakkan sayap barunya itu. Ia kini mampu terbang lebih tinggi dan merasakan lagi melayang di langit biru.
Ia menatap langit di hadapannya dan tersenyum.

"Terima kasih." serunya.

Sejak saat itu merpati itu pun sering berkawan dengan burung-burung kecil itu dan saling berbagi makanan juga tempat.
Ia tak suka ranting tingginya kini.

Itulah Akhirnya." ujar Michael mengakhiri cerita.

"Pengampunan." ujarku.

"Tepat sekali.
Tuhan adalah Maha pengampun.
Ia akan mengampuni mereka yang benar-benar mau menyesali semua kesalahannya dan mencoba untuk hidup lebih baik.
Tuhan tak memilih siapapun itu.
Karena Tuhan sayang kita semua." ujar Michael.

"Cerita yang luar biasa." ujarku sambil tersenyum kagum.

"Bukankah aku sudah bilang aku akan menceritakan banyak kisah kehidupan padamu." ujar Michael sambil menghentikan mobilnya.

Ia menoleh padaku dan tersenyum lembut.
Aku juga menatapnya sambil tersenyum.

"Sudah sampai." kata Michael.

"A...baiklah.
Terima kasih atas hari ini dan juga ceritanya." ujarku sambil melepas safety belt dan hendak membuka pintu mobil.

"Sampai bertemu lagi, Lyn." ujarnya.

"Emm..(sambil mengangguk)." jawabku sambil tersenyum lembut dan turun dari mobil Michael.

Aku menatap mobil Michael yang menjauh sampai menghilang, lalu baru kuputuskan melangkah memasuki rumah sederhanaku.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang