Michael (The End)

Percobaan

"Pagi om." sapa Michael dan Mark bersamaan.

"Iya pagi.
Temen-temennya Chiellyn ya? Ada apa ya kok pagi-pagi datang?" tanya om Eros.

"Itu om, kami mau minta diajarin mengendarai sepeda om." jawab Michael tegas.

Dari belakang om Eros, aku terkekeh pelan.
Om Eros langsung menoleh ke arahku.

"Kok kamu ketawa? Kamu kan juga belum bisa." ujar Om Eros tegas.

Michael dan Mark yang sekarang terkekeh menertawakanku.
Aku hanya tersenyum kecut dan berlagak canggung.

"Boleh.
Sekarang?" tanya om Eros.

"Iya om.
Tapi di dekat rumah saya saja om soalnya jalanannya sepi dan luas." ujar Mark menyarankan.

"Kalo deket rumah kenapa dibawa kesini segala sih?
Ribet amat." desisku.

Michael dan Mark saling berpandangan satu sama lain.
Mereka pun tertawa kecil menertawakan kebodohan mereka sendiri.
Om Eros juga ikut tertawa kecil menertawakan mereka.

"Sudahlah, tak apa.
Kita berangkat sekarang?" tanya om Eros.

"Iya om." jawab Michael sambil membukakan pintu belakang mobil.

Aku dan om Eros masuk ke mobil begitu juga Mark dan Michael.
Kami pun melaju cepat ke daerah perumahan mereka.
Setelah sampai Mark dibantu oleh om Eros menurunkan sepeda dari mobil belakang.

"Oke.
Jadi ini sebenarnya mudah sekali kok.
Perhatikan ya." ujar om Eros.

Aku duduk-duduk di trotoar jalan berumput di samping pohon pinus yang meneduhkanku dari sinar matahari pagi.
Aku mengamati mereka sambil tersenyum senang.

"Ternyata masih banyak pelajaran kehidupan manusia yang harus dipelajari oleh malaikat seperti kalian ya." bisikku dalam hati.

Sstelah om Eros mengajarkan bagaimana menyalakan sepeda motor itu dan menjelaskan cara mengendarainya maka mulailah mereka bergantian belajar untuk mengendalikannya.

Pertama adalah Mark yang merasa paling bisa daripada Michael.
Ia pun melakukan apa yang telah di ajarkan om Eros padanya.

Ia mulai menyalakan mesin lalu perlahan menarik gas dan sepeda itu pun mulai berjalan perlahan.

"Yess..aku bisa Chel.
Lihat ini!
Hahaha..." ujar Mark penuh kemenangan.

Ia pun menarik gas lebih kuat lagi dan melaju sedikit lebih kencang lagi.
Sambil tertawa ia terus melaju ke jalanan sepi itu.

"Woiii Mark.
Jangan jauh-jauh donk.
Aku kan juga mau nyoba." ujar Michael.

"Hahahaha....aku bisa kan.
Cuma gini doang."

Sesaat ia sadar ia terlalu jauh dan ia lupa bagaimana cara untuk mengerem.

"Huwaaa...Michael tolong aku.
Ini gimana ngeremnya?" ujar Mark panik.

Lalu Mark mencoba mengingat yang dikatakan om Eros tentang tuas rem.

"Pasti yang ini." ujar Mark.

Ia langsung menarik tuas kanan yang membuat kendaraan itu berhenti mendadak dengan sangat cepat dan membuat tubuhnya terlempar ke depan.

"Huwaaa..." teriak Mark.

Mark jatuh terjerembab ke rerumputan di sebuah taman dekat situ.
Michael menyusulnya dengan mobil dan mencari keberadaan Mark.
Michael hanya melihat sepeda motor yang tergeletak di jalan tanpa ada pengemudinya.

"Mark?" seru Michael.

Tiba-tiba di balik rerumputan yang sedikit tinggi muncullah Mark dalam kondisi berantakan.
Baik rambut dan bajunya yang kotor.

"Hahahahaha...ngapain kamu di situ.
Katanya mau belajar.
Hahahaha..." tawa Michael tak berhenti.

"Bukannya nolongin malah ngetawain sih." ujar Mark kesal sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"Hahaha...ya udah gantian.
Kamu bawa mobil ini aku yang bawa sepeda ini." ujar Michael.

"Good luck aja deh." ujar Mark pada Michael sambil masuk mobil dan mengendarainya.

Michael pun melakukan hal yang sama yang telah di ajarkan om Eros.
Ia pun melaju perlahan ke arah kami.

"Rem kiri Chel buat berhenti pelan-pelan.
Rem kanan buat berhenti cepat." ujar om Eros pada Michael yang berkendara melewatinya.

"Ok om." jawab Michael.

"Akh...capek ah." ujar Mark yang langsung duduk di sampingku.

"Kenapa lusuh gitu kak?" tanyaku.

"Habis jatuh dari sepeda.
Aku lupa kalo rem kanan buat rem mendadak." jawabnya.

"Bwahahahahaha..."

Aku langsung tertawa tanpa henti.

"Apaan sih? Kayak Michael aja bisanya cuma nertawain aku." ujar Mark kesal.

"Sorry, sorry...abisnya kok bisa jatuh gitu sih.
Ngebayanginnya aja udah buat aku ngakak apalagi ngelihatnya langsung.
Hahaha..." ujarku tanpa bisa menghentikan tawaku.

"Terus aja ketawa." ujar Mark sinis.