Santura

460 38 0
                                    

Mark dan Michael telah sampai di sebuah kota kecil bernama Santura.
Di ikuti oleh beberapa anak buah Mr.Robert yang akan membantu mereka di sini.
Mark dan Michael memutuskan tinggal sementara di sebuah penginapan yang terletak di ujung kota.

"Entah darimana aku harus memulainya.
Jack, aku minta kamu untuk menyelidiki semua pabrik besar bahkan kecil sekalipun di kota ini.
Apa yang sedang mereka produksi dan siapa saja yang mengendalikannya.
Gali semua informasi yang bisa kamu dapatkan.
Aku butuh cepat informasinya." ujar Mark pada salah satu anak buah Mr.Robert.

Jack mengangguk tegas.

"Dan kita sendiri?" tanya Michael.

"Kita akan menyusuri kota ini dan menyelidiki segala perilaku penduduk kota ini.
Mungkin saja ada transaksi ilegal dan hal tak wajar lainnya yang bisa kita selidiki.
Kita tunggu sampai Jack dan kawan-kawannya menemukan semua informasi yang kita butuhkan." ujar Mark.

"Baiklah kalau begitu tuan Mark.
Saya akan pergi sekarang juga." ujar Jack sambil meninggalkan kamar Mark.

"Mark.
Bukankah lebih baik kita juga harus pergi sekarang." ucap Michael.

"Apa tak lebih baik kau beristirahat dulu? Bagaimana dengan luka pada kepalamu itu?" tanya Mark khawatir.

"Aku tak apa.
Bagiku ini hanya luka ringan biasa.
Ayo kita bersiap.
Kita harus selesaikan ini dengan cepat." ujar Michael.

"Iya.
Kau benar.
Aku akan bersiap.
Kau juga bersiap-siaplah.
Oh ya...jangan mengenakan baju pantai lagi karena aku tak akan mengajakmu ke pantai.
Lagipula di kota ini memang tak ada pantai.
Hahaha..." ujar Mark sambil tergelak.

Michael hanya mendesis sinis.

...
Mark dan Michael berjalan santai menyusuri kota kecil tersebut.
Kota industri yang sedikit ramai penduduk ini pada setiap pinggiran jalannya terlihat banyak anak kecil yang berlarian kesana kemari.

Hiruk pikuk pasar yang diramaikan obrolan para pedagang dan pembeli.
Semuanya tampak normal seperti keadaan di kota-kota lainnya.

Michael dan Mark terus melangkah melewati trotoar jalanan yang terkadang didapati serakan sampah yang bertebaran di sisi jalan.

"Setidaknya kota kita jauh lebih bersih dari tempat ini ya Mark." ujar Michael.

"Ya, kau benar." ujar Mark.

Sesaat kemudian ada seseorang yang menabrak mereka dari belakang.
Mark dan Michael terkejut karenanya.
Tak sampai mereka terjatuh karena yang menabrak mereka adalah seorang anak kecil yang bahkan terus berlari tanpa menggubris Mark juga Michael yang sudah ia tabrak.

"Huh dasar anak kecil jaman sekarang.
Bahkan sudah menabrak orang tak ucapkan kata maaf sekalipun.
Menoleh saja tidak." ujar Michael kesal.

Tiba-tiba beberapa anak kecil yang lain berlari melewati mereka seakan hendak mengejar anak kecil tersebut.
Mereka bahkan mengucapkan sumpah serapah dan ucapan-ucapan kotor lainnya sambil berlari.

"Woiii anjing. Berhenti!"

"Apa-apaan mereka? Ucapan mereka sudah di luar batas.
Bagaimana bisa anak kecil di kota ini bisa mengucapkan kata-kata semudah itu pada temannya sendiri." ujar Mark geram.

Tiba-tiba datang seorang gadis kecil yang langsung berhenti di belakang mereka.
Ia menangis tersedu-sedu.
Salah satu tangannya menggenggam erat sebuah boneka kelinci lusuh yang sudah pudar warna aslinya dan sebelah matanya tergantung rusak.

Tangan lainnya sibuk mengusap air mata yang tak mau berhenti mengalir di pipi tirusnya.
Mark dan Michael menghampirinya lalu berjongkok memadankan tinggi mereka dengan gadis itu.

"Ada apa gadis kecil?" tanya Mark sambil mengusap rambut coklat ikal gadis itu.

"Huuuu...kak..hiks..tolong..hiks...kumohon... tolong Deka.
Hiks...dia kakakku...hiks..tolong dia kak.
Huuu...tolong kak...hiks."

Michael dan Mark langsung saling menatap satu sama lain dengan perasaan gelisah.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang