Pesawat

517 41 1
                                    

Michael dan Mark tiba di sebuah bandara terbesar di kota itu.
Mereka pun berjalan masuk lalu menuju Apron dimana pesawat Mark diparkirkan.

Di sana ada sebuah pesawat yang sudah disiapkan oleh Mr. Robert.
Pintu sudah terbuka dan tangga sudah terulur menurun.
Michael menatap benda itu dengan terdiam dan tatapan kagum.

"Mark, mobilmu besar juga ya." ujar Michael terkagum-kagum.

"Ini namanya bukan mobil tapi ini namanya pesawat." jawab Mark sambil menggelengkan kepala.

"Oh pesawat.
Jadi benda besar ini bisa ngapung di laut gitu?" tanya Michael polos.

"Kita terbang bukannya mau berlayar di laut." ujar Mark.

"Benda ini bisa buat kita terbang?" tanya Michael heran.

"Tanya aja sendiri!" jawab Mark kesal.

"Tanya siapa?"

"Pesawatnya lah!" ujar Mark dingin.

"Emang pesawatnya bisa ngomong?" tanya Michael tak yakin.

Mark tak menggubris ucapan Michael.
Ia terus berjalan dan menaiki undukan tangga dan masuk ke dalam pesawat disusul oleh Michael.

Mark langsung duduk di sebuah kursi yang berbahan kulit berkualitas premium berwarna putih di dekat jendela.
Michael menyusulnya duduk di hadapan Mark dengan batasan sebuah meja kecil di antara mereka.

Sesaat kemudian pesawat pun lepas landas.

"Tak kusangka ya perkembangan manusia bisa secepat ini.
Mereka sudah bisa menciptakan mesin terbang sendiri untuk melawan gravitasi bumi." ujar Michael sambil menatap pemandangan di balik jendela.

"Bukankah itu ajaran Fallen Angel yang mengajari manusia untuk menciptakan semua kecanggihan ini." jawab Mark.

(Fallen Angel adalah 200 malaikat yang dulu dihempaskan ke bumi karena pengkhianatannya kepada Tuhan.
Mereka lah yang memperistri para anak perempuan manusia dan mengajarkan pada mereka untuk menciptakan pedang, senjata api, bangunan, bahkan semua peralatan modern yang sudah ada kini.
Dan pemimpin para malaikat pemberontak itulah yang disebut iblis.)

"Tak kusangka mereka berhasil membuat dunia menjadi seperti ini.
Karena itulah sekarang manusia berkawan akrab dengan ketamakan." ujar Michael dingin.

"Seperti kamu tak tahu saja bagaimana para iblis dan pengikutnya masih bersikeras memberontak melawan Tuhan melalui manusia." ujar Mark sambil tersenyum sinis.

"Mereka benar-benar tak punya rasa lelah ya." ujar Michael dingin.

"Dan kita sekarang akan menemui Dellion untuk mencari tahu tentang rencana Evil kali ini.
Aku punya firasat ia telah merencanakan hal besar untuk membuat hubungan manusia dan Tuhan semakin hancur." ujar Mark.

"Tenang, aku akan membantumu.
Aku juga ingin tahu hubungan masa lalu tentangku dan Chiellyn." ujar Michael.

Mark hanya mengangguk pelan dan tersenyum renyah.

...

Suara ketukan pelan menggema di ruangan dingin yang sedikit gelap.

"Masuk." ujar seorang pria dengan suara sedikit berat.

Daun pintu pun terbuka sedikit lebar dan seorang yang tadinya mengetuk pintu itu pun masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa Jackob?" tanya pria itu.

"Saya rasa mereka sudah menemukan keberadaan Dellion tuan." ujar Jackob.

"Hmm..kalau begitu terus pantau mereka.
Lakukan apapun supaya mereka tak bisa menghalangi rencanaku.
Jika perlu kita buat rencana cadangan.
Suruh Bella melakukannya secepatnya." ujar Evil.

"Baik tuan.
Saya permisi." ujar Jackob sambil menunduk hormat kemudian melangkah ke luar ruangan.

Jackob melangkah menyusuri lorong gedung kantor megah itu.
Ia mengambil handphone dari sakunya kemudian memulai sebuah panggilan.

"Halo."

"Halo Bella.
Tuan Evil memerintahkan kamu untuk bergerak secepatnya." ujar Jackob.

"Baiklah. Saya paham."

Panggilan terputus.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang