"Tok tok tok."
"Masuk!" ujar Mark dari dalam kamar.
Mr.Robert masuk ke kamar Mark dengan tergesa-gesa dan nafas terengah-engah.
Mark pun menatapnya heran."Ada apa Mr.Robert?" tanya Mark bingung.
"Tuan Mark.
Harap anda lihat berita sekarang juga di televisi." sahut Mr.Robert.Mark langsung mengambil remote dari samping kasurnya dan langsung menyalakan tv yang ada di hadapannya.
Ia tercengang akan berita peledakan bom yang ada di televisi.
Menghancurkan sepuluh gereja sekaligus dalam waktu beberapa jam saja.Beberapa dari gereja itu telah dibantu tetap oleh perusahaan yang dikelola Mr.Robert dan Mark saat ini dan bekerja sama untuk berbagi sumbangan-sumbangan kemanusiaan di berbagai wilayah.
"Tunggu." Mark dengan cepat meraih handphonenya dan memulai panggilan.
"Halo." jawab seseorang dari balik telepon.
"Kamu dimana? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Mark khawatir.
"Iya.
Aku dan Chiellyn tak apa-apa.
Kami berada di gereja yang berbeda.
Jadi kau sudah mendengar beritanya." ujar Michael."Iya.
Ini semua pasti ulah Evil.
Aku akan segera mengurusnya." ujar Mark penuh kekesalan."Tunggu aku." ujar Michael.
"Cepatlah!" jawab Mark sambil menutup telepon.
Saat Mark hendak melangkah cepat meninggalkan kamar, salah satu pergelangan tangannya di cengkeram erat oleh Mr.Robert.
Mark segera menoleh cepat ke arahnya.
Mr.Robert begitu terpaku melihat ke arah televisi dan itu membuat Mark melihatnya juga.* "Pelaku bom bunuh diri telah ditangkap saat hendak meledakkan sebuah bom di gereja daerah Mujiz.
Ia mengaku pada kepolisian setempat bahwa masih ada bom lain yang akan diledakkan saat itu juga."* "Baru saja meledak lagi sebuah bom di gereja wilayah Karen. Belum dikonfirmasikan berapa jumlah korban jiwa. Kepolisian setempat masih menyisir tempat kejadian dan terus mencari informasi yang ada untuk menemukan jaringan kelompok teroris tersebut."
Mark termangu diam.
"Gereja wilayah Karen?" ujarnya pelan.
"Tuan, itu adalah gereja tempat tuan Michael dan Nona Chiellyn saat ini beribadah." ujar Mr.Robert sedikit gemetar.
"Sialan!" bentak Mark marah sambil berlari ke garasi menuju mobil gray yang terparkir diam di sana.
Ia melaju cepat meninggalkan rumahnya dan menyusuri jalanan....
"Ayo kita segera pulang." ujar Michael sambil menarik tanganku.
Aku hanya mengangguk dengan raut wajah sedih.
Kami berjalan menuju parkiran mobil di samping gereja.
Sesaat kemudian kami mendengar suara keributan seorang petugas keamanan yang berteriak histeris memanggil seseorang yang berlari dengan mengenakan cadar hitam yang hanya memperlihatkan sorot mata kosongnya saja.Ia hendak berlari ke dalam gereja, entah mengapa Michael segera berlari sambil berteriak mendekatiku dan langsung merengkuhku erat.
Lalu kami menunduk di samping mobil sambil memejamkan mata.Sesaat kemudian aku mendengar suara ledakan yang begitu keras.
Begitu memekakkan telinga.
Aku tak bisa mendengar apa-apa.Perlahan aku mengerjapkan mata dan mencoba membukanya perlahan.
Aku melihat asap putih menyamarkan udara di sekitar kami.
Puing-puing bangunan berserakan memenuhi tempat itu.Telingaku masih sangat sakit untuk mendengar apapun.
Michael masih mengeratkan pelukannya.
Aku mencoba melepaskan rengkuhannya perlahan lalu melihat apa yang terjadi."Aaaaaaaaaa......!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Michael (The End)
FantasyMichael adalah sesosok pemimpin malaikat yang diutus ke dunia untuk menjaga seorang manusia. Manusia seperti apakah yang membuat pemimpin malaikat sampai turun tangan sendiri ke dunia? Simak kisah persahabatan manusia dan malaikat penjaganya. Dimana...