Istirahat

376 28 0
                                    

Semuanya telah baik-baik saja.
Keadaan Boy semalam sudah berangsur membaik.
Paginya nampak ia tampak sedikit lebih sehat dan ceria.
Tampak senyum dan tawa menghiasi wajahnya saat bercanda dengan Mark juga Michael.
Aku yang melihat mereka, terlebih keadaan Boy yang membaik juga turut ikut bahagia.
Nampak Boy memeluk mereka berdua dengan kedua tangannya sambil tertawa.

"Aku senang kau sudah mulai sembuh Boy." ucap Michael senang.

"Iya.
Jika kau benar-benar sehat nanti kita akan pergi ke taman bermain ya.
Sesuai janji kakak padamu waktu itu." ujar Mark.

"Iya kak." jawab Boy sambil tersenyum senang.

Boy melihatku yang sedang duduk di sofa memperhatikan mereka bercanda.
Kemudian ia tersenyum padaku dan melambaikan tangannya padaku.

"Kak Chiellyn kemarilah." panggil Boy.

Aku mengangguk dan tersenyum.
Kemudian aku beranjak dari sofa dan menghampiri mereka.
Aku menghampiri Boy dan mengusap lembut kepalanya.

"Aku senang kau baik-baik saja." ujarku senang dengan sedikit air mata yang tergenang karena bahagia.

"Iya kak." ucap Boy sambil tertawa kecil.

Kami berempat pun bercanda bersama seperti saat dimana kejadian mengerikan itu belum terjadi.
Kami tertawa dan melupakan kejadian itu yang seakan-akan tak pernah terjadi.

Malamnya,
Mark masih menemani Boy di ruangannya.
Saat ia memeriksa keadaan Boy yang telah terlelap, ia pun menarik selimut tebal menutupi tubuh bocah kecil itu supaya lebih hangat.
Ia membelai lembut rambut Boy sambil tersenyum senang.

Mark pun membaringkan diri di sofa dekat jendela lalu berangsur-angsur ikut terlelap.

...

Mark sadar ia berada di rumah.
Ia mendengar suara berisik dari arah kolam renang.
Ia merasa seperti pernah mengalaminya dan kemudian ia nampak mengingatnya.
Ia langsung berlari ke arah kolam renang.

"Boy!" teriaknya.

Ia pun melihat Ibu Boy, Boy dan Leo bermain bersama.
Berbeda dari sebelumnya, kali ini Boy berada di kolam dangkal bersama Leo.
Saat Mark memanggil Boy, mereka bertiga langsung menoleh bersamaan ke arah Mark.
Mereka langsung tersenyum bahagia melihatnya.

Mark juga ikut tersenyum.
Entah mengapa ia merasa bahagia dengan suasana seperti ini.
Suasana yang begitu ia rindukan.
Tak ada lagi kehilangan dan kesedihan.
Mereka melambaikan tangan ke arah Mark.
Mark melambaikan tangan juga pada mereka.

...

Kedua mata Mark terbuka perlahan.
Ia mencoba sadar dari rasa kantuk yang melandanya.
Setelah ia benar-benar sadar ia melihat seisi ruangan yang sangat terang.
Hari ini ia bangun sedikit siang.
Ia melihat ke arah tempat tidur dimana Boy sudah terbangun dan sedang berbicara dengan Michael juga denganku.

"Kau sudah bangun Mark?" tanya Michael saat ia melihat Mark berjalan menghampirinya.

"Iya.
Aku bangun kesiangan ya?" ujar Mark dengan tersenyum kecut.

"Enggak juga kok kak.
Ini masih jam sembilan pagi.
Jadi kak Mark bangun masih pagi.
Hahaha..." ujarku sambil tergelak.

"Cih...dasar kau ini." ujar Mark sinis.

"Pulanglah dulu.
Aku rasa kau terlalu lelah menyelesaikan semua urusan rumah sakit.
Sekarang kan Boy sudah membaik.
Istirahatlah biar aku dan Chiellyn yang menemaninya." ujar Michael.

"Hufftthh...baiklah.
Aku akan pulang sekarang.
Seperti biasa nanti sore aku akan datang lagi.
Aku titip Boy ya." ujar Mark.

"Beres kak." jawabku.

"Kak Mark!" panggil Boy.

"Kenapa Boy?" tanya Mark.

"Jika kak Mark nanti kembali tolong bawakan aku ice cream coklat ya? Aku ingin sekali makan ice cream coklat." ujar Boy.

"Ya tentu saja.
Aku pasti akan membawakannya untukmu." ucap Mark sambil tersenyum dan membelai lembut kepala Boy.

"Aku juga dong Mark." ujar Michael.

"Aku juga mau kak." ucapku memelas.

"Cih...dasar kalian ini.
Sukanya ikut-ikutan aja." ucap Mark sinis.

"Ayolah Mark, aku sungguh ingin makan ice cream dengan Boy.
Apa kau tega melihat Boy makan ice cream sendirian?" ujar Michael manja sambil memasang wajah melas dan membulatkan mata.

"Iya kak.
Bagaimana denganku?
Apa kamu tega melihatku yang meneteskan air liur karena hanya bisa melihat mereka makan ice cream coklat di hadapanku?" ujarku ikut memasang wajah melas.

"Aisshhh...dasar kalian ini.
Oke oke, aku akan bawa banyak ice cream nanti.
Awas saja kalian sampai tidak menjaga Boy dengan baik!" ucap Mark dingin.

"Beres!" ucap Michael dan aku bersamaan.

Boy hanya terkekeh melihat tingkah kami.
Setelah itu Mark melangkah ke arah pintu.

"Kak Mark!" panggil Boy

Mark menoleh lagi ke arah Boy.

"Iya Boy?" tanya Mark.

"Terima kasih kak." ucap Boy.

"Hahaha...tak apa.
Hanya ice cream saja kok." ujar Mark sambil tertawa kecil.

Mark pun melanjutkan langkah meninggalkan ruangan itu.
Michael menatap Boy bingung karena seakan-akan ia mendengar Boy mengucapkan kata-kata dengan suara pelan seperti berbisik.
Michael menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

"Mungkin hanya perasaanku saja." pikir Michael.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang