Kisah Lama (2)

316 23 0
                                    

"Ekhziel! Tunggu!" panggil Markhiel yang berlari mengejar Ekhziel.

Ekhziel pun berhenti namun hanya bisa menatap kedua mata Markhiel sambil membungkam mulut diam.

"Maafkan aku." ujar Markhiel.

Ekhziel tetap tak ada jawaban sama sekali hingga akhirnya Michael menyusul mereka.

"Ekhziel." panggil Michael lembut.

"Selamat untuk kalian berdua." ujar Ekhziel yang akhirnya mau membuka mulutnya.

"Kesempatan untukmu pasti masih ada.
Teruslah berjuang." ujar Michael mencoba menyemangati.

"Selagi kalian menjadi pemimpin dan aku menjadi bawahan kalian? Begitu?" tanya Ekhziel sinis.

"Apa maksud perkataanmu itu? Tak ada pemimpin dan bawahan di antara kita! Kita ini adalah sahabat dan akan terus begitu selamanya." ujar Markhiel.

"Lupakanlah!" ujar Ekhziel sinis sambil kembali melangkah meninggalkan mereka berdua.

Markhiel yang hendak mengikuti Ekhziel ditahan oleh Michael.

"Mark, dia butuh sendiri saat ini." ujar Michael.

"Kau benar.
Setelah kekecewaannya mereda aku akan kembali berbicara dengannya." ujar Markhiel.

Beberapa hari kemudian nama Ekhziel pun dipanggil oleh salah satu pemimpin Surga.

"Ekhziel, mungkin kali ini mereka akan mengangkatmu menjadi seorang Captain." ujar Markhiel.

"Benarkah?" tanya Ekhziel senang.

"Selamat kawan! Kau akhirnya menjadi seorang pemimpin juga.
Cepatlah masuk sana.
Kami akan menunggu kabar gembiramu ini di sini." ujar Michael.

"Baiklah." ujar Ekhziel senang sambil masuk ke ruangan pemimpin Surga.

Beberapa saat kemudian pintu pemimpin Surga terbuka namun Ekhziel keluar dengan muka masam.
Ia terus berjalan tanpa menggubris kedua sahabatnya yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Ekhziel! Tunggu! Ada apa denganmu?" tanya Markhiel khawatir.

"Jangan ikuti aku!" ujar Ekhziel dengan nada tinggi dan kemudian berlari meninggalkan mereka.

Salah satu bawahan pemimpin Surga juga keluar dari ruangan itu dan melihat Markhiel dan Michael yang masih berdiri di sana.

"Kawanmu akan dikirim ke dunia untuk menjaga seorang Chrierist." ujar bawahan itu.

"Apa?!" tanya mereka bersamaan sambil memasang mimik wajah tak percaya.

Markhiel dan Michael pun mencari-cari Ekhziel dan akhirnya berhasil menemukannya di tempat biasanya.
Di bawah sebuah pohon rindang di padang Surga.
Ia nampak kesal sambil terus melontarkan kepalan tangannya kepada pohon keras itu.

"Ekhziel hentikanlah!" ujar Michael sambil memegang kuat tangan Ekhziel.

Ekhziel menatapnya geram lalu menampikkan tangannya itu.

"Ekhziel, mungkin kali ini adalah ujianmu sesungguhnya." ujar Markhiel.

"Cukup Mark! Cukup kau buat aku melambung dengan harapan-harapan itu! Sudah jelas-jelas aku ini tak akan pernah bisa menjadi seorang pemimpin!" ujar Ekhziel kesal.

"Kau putus asa hah? Setelah sekian lama kita berjuang bersama kau kalah pada keputus asaanmu kah?" ujar Michael dingin.

"Aku sudah kalah Chel! Aku sudah kalah saat hanya namaku yang tak disebut sebagai seorang Captain!" ujar Ekhziel tajam lalu meninggalkan mereka berdua.

Ekhziel pun akhirnya menerima tugasnya dikirim ke dunia untuk menjaga seorang Chrierist.
Seorang nenek tua yang hidup sendiri di ujung kota kecil, itulah Chrierist Ekhziel.
Ekhziel dibantu oleh seorang malaikat pengintai bernama Dellion saat bertugas di dunia ini.

Sementara di Surga, Michael dan pasukannya sedang mengurus anak buah iblis yang mencoba menyusup memasuki Surga.
Salah satu pangeran iblis bernama Mammonth pun menjelma menjadi manusia dan mencoba menemui Ekhziel.

"Engkau kah malaikat bernama Ekhziel?" tanya Mammonth yang berwujud manusia cantik yang belum pernah sekalipun dilihat oleh Ekhziel.

"Siapa kau? Darimana kau tahu aku adalah malaikat?" tanya Ekhziel.

Mammonth menyeringai menunjukkan taringnya dan kedua matanya yang langsung bersinar merah.

"Sial! Kau iblis!" ujar Ekhziel sambil mengumpulkan serbuk cahaya di tangannya dan membuatnya menjadi sebuah pedang panjang untuk pertahanan diri.

"Yach...kau benar.
Aku adalah iblis.
Lebih tepatnya lagi aku adalah salah satu pangeran neraka kesayangan tuanku Shatann sang raja neraka." ujar Mammonth sambil menjilat bibirnya yang seakan haus darah.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Ekhziel.

"Aku hanya ingin memberitahukanmu satu hal.
Tak lama ini anak buahku mencoba menyusup Surga, namun kawanmu bernama Michael dan pasukannya berhasil mengusir anak buahku itu dari Surga.
Ia pun memberitahukan padaku bahwa ia telah menyebut dirinya sebagai pemimpin sejati.
Ia tertawa lantang bersama kawanmu yang satu lagi bernama Markhiel.
Aku rasa mereka sudah benar-benar melupakan kehadiranmu." hasut Mammonth.

"Kau pikir aku akan percaya pada kata-katamu hei kau iblis penghasut!" sahut Ekhziel geram.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang