Kebenaran

446 36 0
                                    

Joseph hanya tersenyum dingin menatap pedang yang menyembul panjang dari dadanya.

"Ini sudah berakhir Joseph." bisik Eric tajam.

"Ini belum berakhir Eric.
Ini baru saja dimulai." ujar Joseph serak karena banyak darah yang mengalir di tenggorokannya.

Tiba-tiba perlahan tubuhnya menjadi hitam.
Mulai dari ujung kaki menyebar sampai tubuh lalu ke kepala.
Seperti abu hitam ia pun menghilang berserakan terhembus angin.

Semua anak buah Eric dalam seketika itu juga melupakan apa yang telah terjadi.

"Letnan, dimana anda menemukan pedang itu?" tanya salah satu anak buah Eric yang melihat Letnan mereka memegang sebuah pedang di tangannya.

"Oh...ini tadi dari seorang teroris yang terbaring di sana.
Bereskan mereka semua sekarang juga." ujar Eric sambil menyerahkan pedang di tangannya kepada salah satu anak buahnya.

"Baik Letnan." jawab mereka tegas.

Eric pun melangkah kembali menuju markas.
Ia duduk lelah dalam ruangannya.
Ia menyatukan seluruh jemarinya lalu menyandarkan sikunya di atas meja.
Sambil merenungkan apa yang telah terjadi.

Joseph salah satu iblis penghasut.
Ia membisikkan kata-kata manis pada manusia untuk mempermainkan logika mereka.
Ia terapkan ajaran yang tak pernah ada.
Menjanjikan omong kosong bahwa dengan mati untuk membela kebenaran agama maka yang menantikan mereka di akhirat sana adalah Surga.

Sesungguhnya membela kebenaran memang dianjurkan.
Namun bunuh diri demi membela kebenaran?
Seperti apa kebenaran yang dibela sedemikian itu?
Sampai mereka menjadi bodoh dan melakukan hal yang sia-sia seperti itu.
Di tanya dalam keadaan hidup pun mereka tak akan pernah menemukan jawaban tentang kebenaran yang mereka bela.

Kebenaran agama seperti apa yang mereka bela?
Yang membuat agama adalah manusia itu sendiri.
Mereka menyatakan perbedaan antar sesamanya dengan ajaran-ajaran yang mereka buat sendiri.

Para manusia itu tak sadar bahwa pikiran mereka telah dipermainkan oleh iblis penghasut.
Sesungguhnya yang menantikan mereka di sana bukanlah Surga namun tempat terindah bagi mereka yang tak menghargai kehidupan yang telah Tuhan berikan untuk mereka yaitu tempat gelap dan berapi yang kita sebut juga dengan Neraka Jahanam.

Di sanalah para iblis menunggu dengan gelak tawa.
Di sanalah para iblis mendapatkan hiburan dengan melihat manusia-manusia itu menderita terbakar api neraka.
Dan tertawa bahagia mendengar manusia-manusia itu mengerang kesakitan.
Sambil berkata lantang,

"Hei para manusia bodoh!
Kalian lebih memilih jalanku dan bukan jalan Tuhan-mu.
Kalian lebih memilih mengakuiku dan bukan mengakui kebenaran Tuhan-mu.
Maka di sinilah engkau berada bersamaku.
Menjadi budak-budak neraka yang aku pimpin.
Ketakutan dan kesakitan kalian adalah makanan terlezat juga hiburan terindah bagiku.
Selamat datang di Surga yang telah kujanjikan padamu.
Hahahahaha...."

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang