Kakak

426 36 0
                                    

Mark, Michael dan juga gadis kecil itu berlari mencoba mengejar anak-anak kecil itu bersama-sama.
Mereka pun terhenti di sebuah tikungan jalan sempit dan melihat segerombolan anak kecil sedang mengeroyok salah seorang di antaranya.
Anak kecil yang dikeroyok itu tak lain adalah Deka, kakak dari gadis kecil yang sedang bersama Mark dan Michael.

"Kakaaaakkkk!!"

Teriak gadis kecil itu sambil berlari menghampiri gerombolan itu.
Ia melihat kakaknya tersungkur sambil dipukul juga ditendang oleh beberapa anak kecil lainnya.
Darah segar mengucur dari kepala dan ujung bibirnya.

"Hentikan!" cegah Michael.

Mark dan Michael pun menghampiri mereka dan mencoba membubarkan kejadian tersebut.

"Hei! Apa yang sudah kalian lakukan! Pergi sana!" bentak Mark tajam.

Anak-anak kecil itu menghentikan tindakan brutalnya lalu menatap Mark juga Michael dengan tatapan tajam.

"Apa urusan kalian!" jawab salah satu anak kecil tersebut.

"Dasar! Kalian ini sudah keterlaluan!
Lihat apa yang sudah kalian lakukan terhadapnya!" ujar Mark penuh emosi.

"Cih...cecunguk-cecunguk gila ini sok ikut campur masalah orang lain saja.
Sudahlah, ayo kita pergi.
Toh juga dia sudah dapat pelajaran dari kita." ujar salah satu anak itu sambil berbalik badan dan membuang ludah tepat ke arah anak kecil yang terbujur lemah di tanah.

"Iya.
Apa-apaan sih.
Sok ikut campur segala.
Ganggu kesenangan kita aja.
Sok keren!"

"Sok ganteng!"

Seru anak-anak itu sambil meludah juga ke arah Deka dan gadis kecil yang merengkuhnya.
Mereka pun angkat kaki dari tempat itu sambil terus menggerutu.
Michael merasa geram atas tindakan mereka.

"Emang aku lebih keren juga lebih ganteng kali dari kalian!" seru Michael tak mau kalah.

Mark hanya menatap Michael dengan tatapan heran sambil memicingkan salah satu matanya.
Michael menoleh lalu menatap Mark yang melihatnya dengan aneh.

"Apa? Kenapa?" tanya Michael heran.

"Anak kecil aja diladenin.
Emangnya kamu keren dan ganteng darimana coba? Keren juga aku, ganteng juga banyak aku." ujar Mark sambil tersenyum jahil.

"Cih..." desis Michael kesal.

Mark dan Michael segera menghampiri anak-anak itu dan membantu mereka.

"Hei, kau tak apa?" tanya Mark.

"I..iya kak.
Aku tak apa.
Te..terima kasih sudah menolongku dan juga adikku." ujar Deka sambil memegangi dadanya yang terasa sakit karena tendangan anak-anak itu.

"Ayo.
Aku bawa kamu ke rumah sakit." ujar Mark.

"Tak usah kak.
Aku baik-baik saja kok." ujar Deka sambil meringis kesakitan.

"Kakak." ucap gadis kecil yang tak mau berhenti merengkuhnya itu sambil menangis.

"Hei...kakak gak papa.
Jangan menangis." ucap Deka sambil mengusap air mata di kedua sisi wajah adiknya yang basah.

"Kakak jangan sakit.
Aku gak mau kakak sakit." ucap adik Deka yang bernama Delli itu sambil mengusap lembut darah segar yang mengalir di wajah kakaknya.

"Aku tak apa Delli.
Tenanglah, jangan takut." ujar Deka pada adiknya.

"Jangan pernah tinggalin Delli sendiri kak." ucap Delli sedih.

"Kakak tak akan pernah meninggalkan kamu.
Kakak akan selalu menjaga kamu.
Kakak janji." ucap Deka sambil mengusap lembut rambut hitam adik tersayangnya itu.

Tiba-tiba sebersit cahaya putih tampak menyilaukan di mata Michael.
Bersamaan dengan itu tersirat rasa sakit yang teramat di kepalanya.
Ia memejamkan mata sambil menahan keras kepalanya yang sakit itu.

Dalam pikirannya tersirat sesosok gadis muda yang tak nampak wajahnya karena silauan cahaya itu.
Ia hanya bisa melihat bibir tipisnya yang bersemu merah dan tersenyum.
Lalu gadis itu mencoba mengatakan sesuatu padanya.

"Jangan pernah tinggalkan aku sendiri kak."

Tiba-tiba ia pun menghilang dalam cahaya.
Begitu juga rasa sakit di kepalanya pun ikut menghilang.
Michael kembali membuka kedua matanya perlahan dan melihat Mark yang panik meneriakkan namanya.

"Hei Chel.
Kamu kenapa? Kamu tak apa?" tanya Mark panik.

Michael hanya menggeleng pelan dan tersenyum.

"Iya aku tak apa.
Cuma sakit kepala sebentar." ujar Michael meyakinkan.

"Cih dasar kamu ini.
Bikin aku panik saja.
Ayo kita bawa Deka ke rumah sakit." ajak Mark.

"Tapi kak..." ucap Deka terpotong.

"Tak ada tapi-tapian.
Ikut kakak sekarang ke rumah sakit.
Kamu mau melihat adikmu terus menangis melihat keadaanmu seperti ini." ujar Mark.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Deka pun mengangguk mengiyakan.
Mark membopong Deka sedangkan Michael berjalan sambil menggandeng tangan Delli, adik Deka itu.
Mereka pun berjalan menuju rumah sakit terdekat.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang