Sejak kejadian itu Mark selalu termenung sedih dan suka menyendiri.
Ia selalu duduk bersandar di dinding dekat kolam renang sambil menatap langit dengan tatapan kosong.
Aku, Michael juga Mr.Robert yang cemas akan keadaannya hanya bisa menatapnya dari balik kaca.
Jika ada seseorang yang mencoba mendekatinya ia tak akan menggubrisnya sama sekali atau malah mungkin meluapkan emosinya dengan berbagai makian pedas.Ia merasa semua tentang dunia ini hanya omong kosong belaka.
Ia muak dengan semua hal yang berada di hadapannya.
Ia bahkan membanting semua barang-barang di hadapannya secara tiba-tiba.
Sering ia menangis sendiri di balik kamarnya dan mengerang keras karena rasa sakit yang amat teramat menyakitinya.
Michael tak berani mendekatinya, bukan karena ia seorang pengecut hanya saja karena ia tahu bahwa Mark sedang butuh waktu untuk sendiri saat itu.Malam ini semua sudah berkumpul untuk
makan malam.
Aku diajak Michael untuk makan malam di rumahnya.
Di meja makan ini hanya ada aku, Michael juga Mr.Robert.
Namun semuanya hanya menatap makanan dengan wajah lesu tanpa menyentuhnya sama sekali.
Setelah pemakaman Boy, Mark tak pernah berkumpul di meja makan lagi bersama yang lain seperti biasa."Kak Mark dimana?" tanyaku.
"Dia di kamarnya.
Seperti biasa." ujar Michael lesu."Kasihan dia.
Sampai kapan ia akan seperti ini.
Aku takut ia akan seperti Boy kak?" ujarku cemas."Tak mungkinlah.
Mark itu kuat dan aku tahu itu.
Buktinya dua Chrierist yang ia tangani sebelum ini juga sudah meninggal di hadapannya dan sampai sekarang ia baik-baik saja." ujar Michael."Apakah ia juga depresi seperti ini saat ditinggal pergi oleh Chrierist sebelumnya?" tanyaku.
"Ia memang merasa sedih dan kehilangan, namun tak sampai seperti ini.
Dua Chrierist yang ditangani Mark di masa lalu kematiannya begitu indah.
Bukan dengan cara seperti ini." ujar Michael."Maksudnya?" tanyaku.
"Saya dengar Chrierist tuan Mark sebelumnya telah tiada dalam tidur pulasnya.
Sambil bermimpi indah ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat itu tuan Mark sudah mempunyai firasat akan hal itu, maka dari itu saat Chrieristnya tiada ia terus mendekap tangan Chrieristnya itu sambil menahan tangisnya.
Ia mencoba mengikhlaskannya dan juga bagaimanapun ia sudah mampu menjaganya juga membahagiakan Chrieristnya itu selama mereka hidup." ujar Mr.Robert."Dia sudah menceritakan banyak padamu ya." ucap Michael sambil menyunggingkan sebuah senyuman kecil.
"Ya begitulah...sebelum anda datang tuan,
saya dan tuan Mark hanya tinggal berdua dan saling berbagi cerita tentang kehidupan kami." ujar Mr.Robert."Terima kasih Mr.Robert." ujarku sambil tersenyum.
"Untuk apa nona?" tanya Mr.Robert bingung.
"Karena selama ini kau tak lelah menemani dan menjaga kak Mark yang mungkin bagiku ia terkadang menyebalkan.
Juga untuk menjaga kak Michael, malaikat ku ini yang kadang sedikit kurang pintar." ujarku sambil terkekeh geli."Hei! Apa maksudmu kurang pintar hah?" ucap Michael dengan sedikit nada kesal.
"Oh ya dan juga kekanak-kanakan." ucapku lagi pada Mr.Robert.
"Hahaha...saya agak setuju pada pendapat anda nona Chiellyn." ujar Mr.Robert sambil tertawa kecil.
"Aisshhh...dasar kalian ini!
Malah membicarakan yang tidak-tidak tentangku.
Di hadapanku lagi.
Ingat tak cuma aku yang kekanak-kanakan tapi Mark juga tuh." ujar Michael sebal."Hufftthh...kak Mark ya.
Aku tak mendengar tawanya lagi akhir-akhir ini." ucapku dengan nada lirih sambil melihat meja makan dengan tatapan sedih.Michael dan Mr.Robert juga tertegun mendengar perkataanku lalu teringat akan keadaan Mark yang masih kacau.
Mereka pun juga melihat meja makan dengan tatapan sedih tanpa ada nafsu makan sedikitpun itu.
Entah mengapa keadaan yang tadi sedikit membaik kembali lagi menjadi penat karena memikirkan kepedihan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Michael (The End)
FantasyMichael adalah sesosok pemimpin malaikat yang diutus ke dunia untuk menjaga seorang manusia. Manusia seperti apakah yang membuat pemimpin malaikat sampai turun tangan sendiri ke dunia? Simak kisah persahabatan manusia dan malaikat penjaganya. Dimana...