Tamu Tak Terduga

334 28 0
                                    

Malam yang begitu menyenangkan.
Para bintang pun ikutan berkumpul mendengarkan semua ocehan-ocehan kami.
Bulan tak mau kalah, ia pun membiaskan sinar yang sangat indah supaya kami bisa menyadari kehadirannya.

"Nampaknya sudah larut malam.
Jika kalian masih mau di sini terserah kalian.
Aku ngantuk mau kembali ke kamarku dulu." ujar Mark sambil beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Oke kak.
Selamat malam." ujarku.

"Udah tidur sana.
Dasar tukang tidur!" ejek Michael.

"Aissshhh...dasar nih anak.
Awas saja sampai besok pagi kau tak bangun.
Tak akan kusisakan sarapan untukmu." ujar Mark sambil mendesis sinis.

"Selamat Malam Chiellyn." ujar Mark sambil melangkah menjauhi kami.

"Udah malam lho, kamu gak tidur?" tanya Michael lembut.

"Nanti kamu bilang aku tukang tidur lagi?" ujarku.

"Hahaha...ya enggak mungkinlah.
Itu kan berlaku buat Mark aja." ujar Michael sambil terkekeh.

"Cih dasar.
Baiklah kalau begitu aku kembali ke kamar.
Angin malam ini buat mataku ingin terpejam juga." ujarku sambil beranjak dari sofa.

"Ayo, aku akan menemanimu sampai kamar." ujar Michael.

Aku dan Michael pun melangkah santai menuju kamarku yang letaknya tak jauh dari tempat kami bersantai tadi.
Sesaat kemudian kami pun sampai di depan kamar.

"Ya udah.
Kak Michael cepat tidur sana gih.
Besok pagi beneran gak kebagian breakfast lho ya." ujarku sambil tertawa kecil.

"Iya iya.
Kalau gitu selamat malam.
Jangan lupa nanti malam mimpiin aku.
Jadinya 24 jam kamu dan aku selalu bersama.
Hahaha..." canda Michael.

"Cih...dasar.
Aku masuk dulu kak." ujarku sambil membuka pintu kamar.

"Oke.
Mimpi indah." ujar Michael sambil melangkah menjauh dari kamarku menuju kamarnya.

...

Malam begitu larut.
Setiap manusia sudah sangat pulas dalam lelap tidurnya.
Begitu pun aku, hingga aku merasakan ada sebuah angin yang menyentuh wajahku lembut namun begitu dingin menusuk kulitku.
Aku pun mengerjapkan mataku perlahan mencoba bangun dari rasa kantukku.

Aku melihat pintu kaca terbuka dan korden putih berkelebatan karena bertarung dengan angin malam.

"Aisshh...apa aku lupa menutup pintu kacanya tadi ya? Ganggu tidurku saja." ujarku sambil beranjak malas dari ranjang hendak menutup pintu kaca itu.

Saat aku hendak menutup pintu kaca itu, nampak di ekor mataku seseorang sedang berdiri di samping kolam renang.
Karena rasa kantukku yang sangat jadi aku sedikit buram melihatnya.
Aku pun memutuskan menghampirinya.

Aku melihat seorang pria berdiri menghadap kolam.

"Kak Michael? Kamukah itu?" panggilku.

Namun tak ada jawaban.

"Ah...jangan-jangan kak Mark ya?" tanyaku lagi.

Masih tak ada jawaban sama sekali.
Aku pun memutuskan menghampirinya lebih dekat.
Seorang pria itu pun menoleh ke arahku dan tersenyum dingin padaku.
Aku belum pernah melihatnya sebelumnya.
Sosok yang begitu menawan namun sangat dingin dan angkuh.
Entah mengapa melihatnya malah membuatku bergidik ngeri.

"Selamat malam Chiellyn." ucapnya dengan nada berat.

"Siapa kamu! Kenapa bisa masuk kesini?" tanyaku sedikit ketakutan.

"Aku adalah kawan lama dari malaikatmu.
Maaf jika aku mengganggu tidur pulasmu.
Maka dari itu kembalilah tertidur lagi." ujarnya sambil tersenyum dingin.

Tiba-tiba nampak sekelebat kabut hitam muncul darinya lalu mendekatiku dan mengelilingiku.
Aku merasakan sesuatu yang sangat berat pada tubuh dan kedua kelopak mataku.
Sesaat kemudian aku pun sudah terbius olehnya yang berhasil menghilangkan kesadaranku.
Sebelum aku sempat terhuyung jatuh ke lantai kayu dingin, ia sempat menangkapku.

"Aku datang untuk menepati janjiku.
Menghancurkan malaikat-malaikat keparat itu."

Bulan purnama nampak sangat terang malam itu.
Cahayanya berhasil menembus mulus ke dalam kamarku yang terbuka.
Ranjang yang sempat kubuat tidur pulas tadi nampak kosong tak berpenghuni.
Alam pun nampak diam dalam sunyinya.
Suara angin pun terdengar begitu lirih.
Di samping kolam renang itu, sudah tak nampak lagi sosok orang asing itu bahkan diriku.
Hanya langit malam yang menjadi saksi bisu atas menghilangnya diriku kini.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang