Her name is Bella

792 68 0
                                    

"Saya rasa mereka sedang mencari Dellion tuan." ujar wanita cantik berambut ikal.

"Untuk apa mereka mencari malaikat tua itu?" tanya seorang lelaki muda yang sedang berdiri menghadap dinding kaca di hadapannya.

"Saya rasa ada hubungannya dengan sebuah ramalan mengapa ia diutus ke dunia." ujar wanita itu.

Lelaki itu tersenyum dingin sambil terus menatap kaca yang membatasinya dengan dunia luar.
Pemandangan dimana bangunan-bangunan tinggi menjulang.
Jalanan yang penuh dengan kendaraan-kendaraan bagai barisan semut yang berjajar.
Cuaca yang sangat cerah hari itu.

"Kapan kau akan menemuinya?" tanya lelaki itu.

"Ada sebuah acara yang akan ia hadiri bersama Chrieristnya tuan.
Di sanalah saya akan memulainya." ujar wanita itu.

Lelaki itu melihat bayangannya sendiri di kaca bening itu.
Ia merapikan kerah tuxedo hitam yang ia kenakan.
Ia sedikit menabur sebuah senyuman dingin.

"Soal Dellion biar aku yang urus.
Kau urus saja dia.
Jangan sampai kedatangannya menghentikan rencana kita." ujar lelaki berambut hitam rapi itu.

Lelaki itu melangkah tegas berjalan melewati wanita itu.

"Baik tuan." jawab wanita itu lirih.

Lelaki itu pun meraih gagang pintu dan menariknya.
Ia pun keluar dari ruangan itu sambil menutup pintu itu kembali ke posisinya semula.

Seorang pemuda berpostur tubuh tinggi dan berbadan tegap mengenakan setelan jas berwarna biru navy menghampirinya.
Kulitnya putih halus dan rambut hitamnya yang lurus dan rapi membuatnya tampak menawan.

"Semua sudah siap tuan." ujar pemuda itu sambil berjalan berdampingan dengannya.

"Bagus.
Pantau semua yang sudah kita siapkan.
Hanya menunggu waktu untuk memulainya.
Aku tak ingin ada kesalahan apapun saat waktunya tiba nanti." ujar lelaki itu tegas.

"Baik tuan." jawab pemuda itu.

"Dan Jack..."

"Iya tuan?" tanya pemuda yang bernama Jackob Deolovard itu.

"Jika ada senggang, bantulah Bella.
Aku rasa ia akan membutuhkannya." ujar lelaki itu.

"Baik tuan. Saya mengerti." jawab Jackob.

Mereka pun melangkah bersama menuju sebuah ruangan rapat.

...

Di sebuah butik mewah, seorang wanita sedang memilih sebuah gaun dari deretan gaun-gaun cantik yang tergantung rapi dihadapannya.

"Bagaimana dengan yang ini?" tanya seseorang sambil membawa sebuah gaun ketat berwarna merah pekat dan menunjukkannya pada wanita itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bella sinis.

"Tentu saja membeli sebuah setelan baju untuk persiapan pesta minggu depan." ujar Jackob sambil tersenyum dingin.

"Aku tak butuh bantuanmu." ujar Bella dingin.

"Aku rasa tuan Evil tak sependapat denganmu akan hal itu." ujar Jackob sambil tersenyum angkuh.

"Seleramu boleh juga." ujar Bella sambil mengambil paksa gaun itu dari tangan Jackob dan tersenyum nakal.

Ia berjalan menjauh meninggalkan Jackob sendiri.
Jackob hanya melihatnya dengan tatapan sinis dan tajam.
Lalu ia sunggingkan sebuah senyuman angkuh.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang