Oleh-oleh

462 38 0
                                    

"Tok tok tok."

Boy berjalan lalu membuka pintu rumah saat mendengar ada seseorang yang mengetuknya.

"Kak Mark!" seru Boy senang sambil memeluk Mark yang sedang berdiri di depan pintu.

"Hai bocah kesayangan kakak.
Apa kamu merindukanku Boy?" tanya Mark sambil membalas pelukan hangat Boy.

"Sangat kak." jawab Boy.

Sesaat kemudian mereka saling melepaskan pelukan.

"Dimana ibumu?" tanya Mark.

"Di dalam kak.
Ayo masuk.
Ibu di kamar sama Leo." ujar Boy senang sambil menarik tangan Mark menuju kamar.

Saat ia sampai di kamar, ia melihat ibu Boy sedang membelai rambut Leo dengan lembut yang sedang tertidur di pangkuannya.

"Oh ada nak Mark.
Mari masuk nak Mark." ujar ibu Boy pelan.

Mark hanya mengangguk dan tersenyum lalu ia melangkah masuk dan duduk di kursi yang berada di dekat ranjang.
Ibu Boy menaruh Leo untuk berbaring di sebelahnya dengan perlahan agar anaknya itu tak terbangun.

"Bagaimana keadaan ibu?" tanya Mark.

"Sudah lebih baik nak.
Ini semua berkat nak Mark dan nak Felix.
Terima kasih." ujar Ibu Boy dengan penuh sukacita.

"Tidak apa bu.
Saya hanya sekedar membantu.
Toh, selama ini juga saya sudah menganggap ibu, Boy juga Leo seperti ibu dan saudara-saudara saya sendiri." ujar Mark sambil tersenyum lembut.

"Saya benar-benar bersyukur nak Mark sudah hadir dalam keluarga saya.
Kami bertiga merasa begitu senang memiliki keluarga baru seperti nak Mark.
Nak Mark adalah orang paling baik yang mau membantu keluarga saya.
Saya benar-benar berterima kasih banyak nak Mark." ujar ibu Boy dengan sedikit menitikkan air mata.

"Saya yang lebih senang bu memiliki keluarga baru seperti anda dan anak-anak.
Tolong jangan menangis." ujar Mark sedikit terharu sambil mengusap air mata ibu Boy yang menetes pelan di pipinya yang penuh dengan keriput-keriput halus.

"Kak Mark.
Itu apa?" tanya Boy yang menunjuk pada sesuatu yang dibawa oleh Mark.

"Oh iya.
Ini ada sedikit oleh-oleh untuk ibu dan anak-anak." ujar Mark sambil menyerahkan sebuah bingkisan besar kepada ibu Boy.

"Terima kasih banyak ya nak Mark." jawab Ibu Boy senang.

"Ibu, sudah waktunya minum obat." ujar Boy sambil membawa obat dan segelas minuman di tangan kecilnya.

"Oh iya." jawab Ibu Boy.

Ibu Boy meletakkan bingkisan itu di meja dekat ranjang kemudian mengambil obat dan minuman dari tangan Boy.
Setelah minum obat ia meletakkannya ke atas meja.

"Bu.
Saya pergi dulu ya.
Ada sesuatu yang harus saya urus.
Saya harap ibu cepat sembuh." jawab Mark sambil berpamitan.

"Iya nak Mark.
Sekali lagi terima kasih sudah mau datang menjenguk ibu dan memberi oleh-oleh." ujar ibu Boy lembut.

"Sama-sama bu.
Saya permisi dulu." ujar Mark sambil melangkah keluar kamar.

"Biar Boy antar kak." ujar Boy penuh semangat.

"Oke." jawab Mark sambil tertawa kecil.

Mark melangkah menuju mobil yang terparkir diam di depan pagar.

"Jadi Boy, bagaimana sekolahmu?" tanya Mark.

"Baik kok kak.
Seperti biasa aku masih jadi juara terbaik di kelas lho." jawab boy senang.

"Oh ya? Kalau begitu saat kamu liburan nanti kakak akan ajak kamu jalan-jalan gimana?" saran Mark.

"Beneran kak? Sama ibu dan Leo juga?" tanya Boy sumringah.

"Iya.
Sama ibu dan Leo juga.
Emangnya kamu mau jalan-jalan kemana?" tanya Mark.

"Aku mau ke taman bermain kak.
Boleh kan kak?
Sama di aquariumnya juga.
Aku mau lihat ikan besar di sana.
Kata temanku tempatnya di sana itu bagussss banget kak." ujar Leo polos.

"Hahaha...baiklah.
Kalau begitu kakak pergi dulu ya Boy.
Jaga ibu dan Leo." pamit Mark sambil naik ke dalam mobilnya.

"Iya kak.
Janji ya kita akan ke taman bermain bersama? Janji ya kak?" tanya Boy begitu bahagia.

"Iya.
Kakak janji." jawab Mark sambil melambaikan tangan dan melajukan mobilnya perlahan.

"Hati-hati kak!" ujar Boy sambil membalas lambaian tangan Mark.

Sesaat kemudian mobil Mark melaju semakin menjauh dan menghilang di jalanan.
Boy menutup pagar dan kembali masuk ke dalam rumah.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang