Aku kembali ke meja makan dengan langkah malas dan memasang wajah masam.
Michael dan Mr.Robert seakan sudah menduga apa yang telah terjadi.
Aku pun duduk di kursiku semula di samping Michael."Kau tak apa?
Apa ada kata-kata Mark yang menyakitimu?
Bilang saja padaku jika memang iya, akan kuhajar dia nanti." ucap Michael tegas."Siapa yang mau kau hajar hah?!" celetuk Mark yang berjalan pelan menuju meja makan.
"Mark? Benarkah itu dirimu?" tanya Michael tak percaya melihat Mark di hadapannya.
"Anda sudah baikan tuan Mark?" tanya Mr.Robert dengan wajah senang.
Mark memutuskan duduk di kursi dekat Mr.Robert lalu meletakkan piringnya di atas meja di hadapannya.
"Tapi kenapa Chiellyn wajahnya kusut banget? Habis kau apakan dia?" tanya Michael dingin.
"Dia tak berbuat apa-apa padaku.
Aku hanya ingin mengerjai kalian berdua.
Hahaha..." ujarku sambil tertawa renyah."Apa yang telah anda lakukan nona Chiellyn sampai tuan Mark bisa kembali lagi seperti ini?" tanya Mr.Robert.
"Aku tak melakukan apa-apa.
Hanya saja sedikit memperbaiki pola pikirnya yang sedikit gila.
Hahaha..." ujarku sambil tertawa kecil."Apa maksudmu gila hah?" tanya Mark sinis.
"Itu karena kau tak memakai akal sehatmu lagi kak Mark.
Dan juga tak sadarkah kau begitu banyak orang yang kau sakiti dengan tingkah dan makian-makian pedasmu itu." ujarku.Mark terdiam dan menghembuskan nafas berat.
"Maafkan aku yang selama ini menyakiti kalian dan bertingkah gila." ujar Mark penuh penyesalan.
Suasana seketika nampak begitu canggung.
"Sudah sudah, ayo kita makan." ujar Michael mencoba mengembalikan suasana.
Saat mereka kembali makan, Mark melihat ke arah piring-piring di atas meja makan serta piring kami bertiga dengan tatapan heran.
"Tunggu!
Bukankah seharusnya ada lauk lain kesukaanku yang tersisa?
Kenapa tak ada sama sekali di piringku ini? Dan kenapa juga tinggal sayuran saja? Dimana ikan-ikan yang lain?
Chiellyn?
Kenapa kau hanya mengambilkan sayuran dan nasi di piringku?" tanya Mark bingung sambil menatapku."A..ah...itu ya.
Aku pikir aku tak akan bisa membujukmu makan jadinya aku hanya mengambilkanmu nasi dan sayuran.
Kan sayang kalau kau benar-benar tak memakannya." ujarku sedikit tergagap merasa bersalah."Lalu dimana lauk yang lain?" tanya Mark sambil menatap Michael dan Mr.Robert bergantian.
"A..ah...itu karena aku pikir kau tak akan makan jadi kami menghabiskannya saja.
Iya kan Mr.Robert?" tanya Michael sedikit gagu."Iya tuan.
Oh iya ada pekerjaan penting yang harus saya kerjakan saya permisi dulu." ujar Mr.Robert sambil beranjak dari meja makan."Eh...oh...pekerjaan yang itu ya Mr.Robert.
Kau bilang butuh bantuanku.
Tu...tunggu aku." ujar Michael sambil beranjak dari meja makan dan mengikuti Mr.Robert.Mark menatap mereka berdua dengan heran lalu kemudian ia menatapku.
Aku yang kebingungan pun mencoba memutar otak mencari alasan."A..aduh.
Perutku sakit sekali.
Aku ke toilet dulu kak." ujarku sambil berpura-pura memegangi perutku dan beranjak dari situ.Mark yang ditinggal sendirian pun bingung dan seakan mengerti dengan semua alasan kami pergi dari situ.
"Michael! Mr.Robert! Chiellyn!
Kalian mau kemana hah?!
Cepat kesini!
Kalian sudah menghabiskan semua ikanku dan sekarang mau kabur gitu aja!
Awas kalian nanti!" teriak Mark dengan suara tinggi hingga menggema di seluruh penjuru rumah.Kami bertiga yang mendengarnya pun terkekeh geli dan juga bersyukur atas keadaannya saat ini.
"Aku senang Mark kau sudah normal kembali." ujar Michael dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Michael (The End)
FantasíaMichael adalah sesosok pemimpin malaikat yang diutus ke dunia untuk menjaga seorang manusia. Manusia seperti apakah yang membuat pemimpin malaikat sampai turun tangan sendiri ke dunia? Simak kisah persahabatan manusia dan malaikat penjaganya. Dimana...