Pencarian

568 44 1
                                    

"Tuan Mark, saya sudah mendapatkan beberapa informasi melalui anak buah saya tentang keberadaan Dellion." ujar Mr.Robert.

"Jadi dimana dia sekarang Mr.Robert?" tanya Mark penasaran.

"Dia ada di Sergion. Negara kecil di seberang benua." jawab Mr.Robert.

"Kalau begitu persiapkan secepatnya perjalananku ke sana .Aku harus segera menemuinya." ujar Mark serius.

"Dan tuan Mark, perlu anda tahu.
Saya rasa sang Evil juga sedang mencarinya." ujar Mr.Robert.

"Benarkah?" tanya Mark tenang.

"Sepertinya begitu, karena saya mendengar anak buah Evil diam-diam mencari sang peramal." ujar Mr.Robert.

"Sudah kuduga.
Dia akan menjalankan rencana busuknya.
Besok persiapan harus sudah selesai.
Bagaimanapun juga besok aku harus sudah sampai menemuinya.
Sebelum dia yang mendahuluiku menemuinya."

"Baik tuan Mark.
Akan segera saya siapkan pesawat pribadi tuan dan keperluan lainnya."

Mark melangkah perlahan menjauhi Mr.Robert.

"Oke.
Aku serahkan semuanya padamu Mr.Robert."

Mark melangkah keluar dari ruangan tersebut.
Ia dikejutkan dengan keberadaan Michael yang tampak sedari tadi menunggunya di luar ruangan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Mark sinis.

"Jadi kau sudah menemukannya?" tanya Michael.

"Ya begitulah.
Besok aku akan segera berangkat menemuinya." ujar Mark.

"Aku harus ikut." jawab Michael tegas.

"Bagaimana dengan Chiellyn?" tanya Mark.

"Aku yakin dia akan baik-baik saja.
Memangnya apa yang akan terjadi kalau aku pergi?" tanya Michael.

"Maksud aku apakah Chiellyn masih di sini atau sudah kau antar pulang?" tanya Mark terkekeh geli.

"Aisshhh...dasar kamu itu.
Ini juga mau aku anterin pulang kok.
Emangnya kamu mau ikut?" tanya Michael sambil mencebik sinis.

"Tidak usahlah.
Kamu saja.
Aku mau istirahat saja.
Rasanya badan manusiaku ini sakit semua sehabis jatuh dari sepeda tadi pagi." ujar Mark sambil mengusap-usap tengkuknya.

"Oke baiklah.
Terserah kamu saja." ujar Michael sambil menepuk pundak Mark sekali lalu berjalan menjauhinya.

...

Sore itu Michael mengantarkan kami pulang.

"Chiellyn tunggu.
Ada yang mau aku bicarakan." ujar Michael sambil menarik tanganku saat aku hendak masuk ke dalam rumah.

"Ada apa?" tanyaku.

"Aku akan pergi untuk beberapa hari lamanya." jawab Michael.

"Kemana?" tanyaku.

"Ke tempat yang jauh.
Ada urusan yang harus aku selesaikan." jawab Michael.

"Apakah? Ke Surga?" tanyaku tak yakin.

"Bukanlah.
Aku ini kan sekarang sudah berwujud manusia.
Jadi urusanku ada di dunia.
Aku tak bisa lagi mengurusi urusan di Surga.
Kecuali tubuh manusiaku ini dinyatakan telah mati." jawab Michael sambil terkekeh geli.

"Oh gitu...kirain.
Emangnya kemana?" tanyaku penasaran.

"Entahlah, Mark yang tahu tempatnya." jawab Michael.

"Berapa lama?" tanyaku.

"Hanya beberapa hari. Mungkin tak sampai seminggu." ujar Michael meyakinkan.

"Oh..." ujarku.

"Hahaha....kamu kangen ya sama aku? Belum pergi juga udah kangen sih? Emang sih aku ganteng banget.
Aku akuin muka tampanku ini." ujar Michael percaya diri sambil terkekeh.

"Apaan sih? Narsis banget.
Siapa juga yang kangen.
Udah pergi aja kalo mau pergi.
Dasar!" ujarku sedikit dingin.

"Hahaha...kamu lucu sekali sih kalo lagi sebel gitu.
Kayak anak kecil tahu gak.
Imut-imut gimana gitu.
Hahahaha..." ujar Michael sambil tergelak.

"Kak Michael!!!" teriakku sebal.

"Tuh kan imut!" jawabnya sambil terus tertawa.

Entah mengapa saat ia mengatakan hal itu tiba-tiba wajahku mendadak menghangat dan membuat pipiku bersemu merah.

"Hahaha...maaf ya udah buat kamu sebal. Aku pergi." pamit Michael sambil mengelus lembut kepalaku dan tersenyum hangat.

"Iya. Hati-hati." ujarku lembut sambil membalas senyumannya.

Michael pun berbalik dan melangkah menuju mobilnya.

"Kak!" panggilku.

"Ada apa?" tanyanya.

"Jangan lupa oleh-olehnya. Hehehehe..." ujarku sambil tertawa jahil.

Michael hanya menatapku sambil nyengir kuda. Ia langsung mengendarai mobilnya menjauh.

Esoknya.

Mark sudah membawa segala persiapan begitu juga dengan Michael.
Setelah semua barang-barang dimasukkan ke dalam bagasi mobil, Michael kembali ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu.

Beberapa saat kemudian ia keluar sambil memakai helm dan langsung menaiki sepeda motornya.
Ia duduk manis di atasnya.
Mark melihatnya begitu heran.

"Mau kemana kamu bawa itu segala?" tanya Mark.

"Kamu naik mobil aja aku pakai ini biar lebih mahir lagi." jawab Michael polos.

"Hei bodoh.
Kita itu mau ke luar negeri.
Melewati lautan dan pulau-pulau.
Mana bisa pakai begituan.
Emangnya tuh sepeda bisa ngambang di laut hah!" jawab Mark dingin.

"Emangnya mobil kamu bisa ngambang di laut?" tanya Michael polos.

"Aisshhh..."

Mark hanya menggeleng lalu menepuk jidatnya pelan.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang