**********Sorry for Typo***********"Awaaaassssss!!!!!" Teriak Suzy memakai sepeda ugal-ugalan dipagi hari lalu sekarang ia akan menabrak seseorang didepannya.
Brak!
Pemuda itu membuka matanya, memeriksa tubuhnya yang baik-baik saja. Ya Tuhan~~ mimpi apa dia semalam? Hingga seorang pengendara sepeda mau menabraknya, tidak keren sama sekali.
"Yyak! NEO! Aku sudah berteriak awas, kenapa kau malah menutup matamu dan berjongkok hah?" Pekik seorang gadis menunjuk wajahnya, pemuda itu bangun laku berkacak pinggang.
"Siapa yang salah disini? Jelas-jelas kau. Kalo kau tak bisa memakai sepeda, sebaiknya kau jangan memakai sepeda." Sahutnya dingin
"Yyak! Sudah salah, setidaknya minta maaf lah," lirihnya mencoba berdiri namun sepertinya kedua kakinya terilir karna tertindih sepeda dan membentuk batu besar juga.
"Aku minta maaf, bye~" ujarnya laku berbalik
"Tu.. tunggu!"
"Apalagi? Aku sedang sibuk." Ketusnya
"Kau baru putus cinta yah? Sensitif sekali."
"Kau. Sudah menabrakku sekarang mengejekku. Semua gadis sama saja, menyebalkan." Kembali berbalik
"Tunggu." Teriaknya, pemuda itu menghentikan langkahnya. "Aku minta maqf, tapi bisakah kau membantuku. Sepertinya kedua kakiku terkilir," lirihnya meringis kesakitan begitu menekan betis kakinya, pemuda itu menghela nafas tanpa banyak bicara membopongnya.
"Namaku Suzy, Bae Suzy. Maaf sudah hampir menabrakmu dan membuatmu terluka. Maaf sudahembuatmu repot dengan menggendongku, padahal kita tak saling kenal tapi kau mau membantuku." Ujar Suzy berkata lirih menyembunyikan wajahnya didada pemuda tersebut.
"Aku Jungkook, Jeon Jungkook." Sahutnya datar
"Hari ini aku sedang kesal, nenek akan menjodohkanku dengan orang kota. Aku bilang aku tak mau, lalu aku kabur dari rumah dengan mengedarai sepeda. Karna sedang kesal aku lupa, kalo aku tak bisa memakai sepeda." Lirihnya menyandarkan kepalanya pada dada Jungkook, membuat pemuda itu beberapa detik menahan nafas karna rambut Suzy nyatanya wangi.
"Dimana rumahmu?" Akhirnya Jungkook buka suara
"Itu rumahku."
"Yang mana?"
"Itu yang banyak mobil plat seoul." Sahut Suzy membuat Jungkook melotot
"Adeul-ah!! Kau darimana saja? Kami semua mencarimu kawatir. Nenek Bae juga kehilangan cucunya pagi-pagi sekali, sepertinya perjodhan kalian akan ditunda sejenak sampai cucu nenek Bae ketemu." Ujar wanita tersebut berceloteh tanpa melihat Suzy yang berada dipangkuan Jungkook
"Bibi Jeon~" panggil Suzy membuat wanita yang tadi mengoceh itu menoleh, lalu kaget.
"Sejak kapan kau menggendongnya?" Tanya ny. Jeon membuat Jungkook memutar bola matanya malas.
"Aku disini sejak tadi bi. Aku cucunya nenek Bae,"
"Mwo?"
"Sayang! Suamiku! Anak-anak! Nenek Bae!" Teriak Ny. Jeon panik
"Harusnya kau diam saja." Bisik Jungkook
"Kenapa?" Tanya Suzy polos
"Suzy. Jungkook." Panggil nenek Bae
"Kami akan menjelaskannya didalam," ujar Jungkook, yangvbenar saja dia harus menjelaskan dengan posisi seperti ini. Gadis ini cukup berat, apalagi ia menggendongnya dari tempat jauh.
***
Jungkook diam melipat tangannya didada, menatap keluar jendela lalu menghela nafas berat.
Suzy juga ikut bungkam dengan posisi duduk diatas kasurnya, keduanya sudah menjelaskan perihal kecelakaan tadi dan berakhir dengan pertemuan keduanya. Lalu dua keluarga itu mengatakan bahwa keduanya akan segera bertunangan agar lebih saling mengenal, mereka hanya diam. Tidak menolak ataupun menerima.
Jungkook pamit membawa Suzy untuk istirahat, gadis itu barusaja diobati seluruh tubuhnya, kedua kakinya juga sudah diperban.
"Hmp~~ Jungkook-ssi," panggil Suzy ragu
"Apa?" Sahut Jungkook datar tanpa memalingkan wajahnya
"Jika kau tak setuju, aku akan mengatakannya pada nenek. Lagipula sejak awal aku menolaknya, perjodohan ini konyol. Mereka bahkan tak bertanya apakah kita sudah memiliki kekasih atau belum, jadi ayo kita batalkan." Ajak Suzy membuat Jungkook mengubah posisi, berbalik menghampirinya. Duduk disampingnya.
"Tidak mau." Sahut Jungkook
"Mwo?"
"Aku tidak mau menolak rezeki."
"Hah?"
"Dengar yah, aku kesini untuk bertemu calon istriku. Tentu saja aku menunggu hari ini terjadi, lalu setelah terkabul kenapa aku harus menolak?"
"Maksudmu apa?" Suzy menatapnya tak mengerti
"Sejak dulu, kau sudah menjadi istriku. Walaupun itu cuma drama anak-anak, aku tak masalah jika hari ini drama itu jadi kenyataan." Senyum Jungkook melebar
"Kau bicara apa sih?"
"Kau akan tetap menjadi istriku, karna aku tak menolak perjodohan ini, paham?"
"Waeyo? Bukankah kau tak menyukaiku?"
"Siapa yang bilang?"
"Wajahmu tetlihat jelas kalau kau menolaknya."
"Wajahku bukan mulutku."
"Aish~ berhentilah. Sebaiknya kau keluar, biar aku cari cara agar perjodohan ini batal."
"Coba saja. Akan ku buat perjodohan ini semakin terlaksana." Jungkook memyeringai mendekatkan wajahnya membuat Suzy gugup bukan main.
"Tunggu. Apa yang ingin kau lakukan? Kenapa mendekatkan wajah?" Panik Suzy, bukan sebuah jawaban tapi sebuah tindakan yang didapatnya.
Suzy hanya mampu melebarkan kedua bola mata, ia merasakannya. Merasakan bibirnya diemut dan digigit sensual, lalu berkali-kali ia merasakan sensasi aneh dari dalam perutnya. Tekanan dari belakang tengkuknya, mata yang tertutup didepannya membuat Suzy ragu-ragu membalas dan melingkarkan tangan dileher Jungkook.
Gotcha!! Seru Jungkook dalam hatinya.
"Bersabarlah, aku sudah memberimu tanda satu. Jadi secepatnya aku akan memberikan teman pada tanda dilehermu ini." Ujar Jungkook begitu ia menjauhkan wajahnya dan bangkit dari duduknya.
Suzy memegang lehernya yang sedikit perih.
"YAAK!! KEMBALI KAU? APA YANG KAU LAKUKAN PADA LEHERKU! YYAK! JUNGKOOK! YAK!!" Teriaknya seakan baru menyadari ada kissmark dilehernya, ia terus menggerutu tanpa henti.
Sedangkan Jungkook masih berdiri dideoan pintu kamar yang sudah tertutup, meraba dadanya yang berdetak cepat.
"Hampir saja aku lepas kendali, sepertinya pernikahannya harus digelar besok. Aku tak mungkin menerkamnya sebelum ia sah menjadi istriku. Bae Suzy. Jeon Suzy." Kekehnya mengusap bibirnya sensual.
*
*
*
FIN^^