A thousand years : start

468 115 20
                                    


**********Sorry For Typo**********

Right from the start
(Semenjak pertama kali kita bertemu)

I knew that I'd found ahome for my heart
(kutahu bahwa ku tlah menemukan rumah untuk hatiku)

Beats fast
(jantung ku Berdetak cepat)

Colors and promises
(Warna-warni dan janji-janji)

How to be brave?
(Bagaimana agar berani?)

How can I love when I'm afraid to fall
(Bagaimana mungkin aku mencinta jika aku takut terjatuh?)
*
*
Suzy menatap kosong suami dan anaknya yang sedang bermain di ruang tv, ia hanya berdiri tanpa melakukan apapun.

Ini sudah tahun ke-7 ia hidup mengemban sebagai seorang istri, tapi... entahlah, ia tak memiliki kekuatan untuk bergabung dengan 2 namja yang berbeda usia tersebut. Jika saja ia lebih berani, mungkin sejak dulu ia bisa ikut bercanda dan tertawa bersama mereka.

Suzy mengepalkan tangannya, tiba-tiba puing masa lalu terlintas dibenaknya.

Pria itu, pria yang bersama dengan anak laki-lakinya, bukanlah pria yang ia harapkan untuk mendampingi hari-hari barunya, ia bahkan tak tahu siapa pria itu? Atau siapa keluarganya? Darimana asalnya? Dimana rumahnya? Apa pekerjaannya? yang ia tahu, pria itu bernama Jeon Jungkook, pria yang sejak 7 tahun lalu berstatus sebagai suami serta ayah dari anaknya.

"Eomma! kemarilah," panggilan tersebut menyadarkan lamunan Suzy, wanita itu menoleh menatap datar keduanya lalu pergi tanpa berucap sedikitpun.

"Appa, kapan eomma bisa tersenyum? Jungsoo sering bertingkah aneh, tapi eomma tidak pernah tersenyum. Apa Jungsoo anak nakal? Spa eomma tidak sayang Jungsoo?" Bocah itu kini menatap pria dewasa yang duduk disampingnya, pria tersebut adalah Jeon Jungkook- suami serta ayah dari anak Suzy.

Jungkook tersenyum mengelus puncak kepala Jungsoo, menarik tubuh mungil tersebut masuk kedalam pelukannya, menciumnya penuh kasih sayang.

"Eomma sedang sakit, percayalah eomma sangat menyayangimu," sahut Jungkook

"Appa sudah sering mengatakan hal itu, tapi.. kenapa eomma tak pernah mau ikut berkumpul dengan kita. Saat appa tak ada, eomma akan duduk disini menjaga Jungsoo, tapi kalo appa ada... eomma tak pernah mau dekat dengan Jungsoo," bocah itu memeluk pinggang ayahnya, Jungkook hanya diam.

Ia tak tahu harus menjawab apa, jelas bukan kalo istrinya tak pernah menginginkan kehadirannya, apa ia hanya benalu disini?

Walaupun Suzy bersikap layaknya seorang istri, seperti menyapu dan mengepel lantai, membersihkan rumah serta halaman, menyiapkan sarapan, makan siang bahkan makan malam, menyiapkan baju kerjanya, tapi sampai detik ini wanita itu tidak pernah tersentuh olehnya. Jangankan disentuh, saling tatap untuk waktu yang lama pun tak pernah, duduk dan berdiri diruangan yang sama pun tak pernah, bagaimana bisa ia menjelaskan semua ini pada anaknya, bahkan wanita itu memilih tidur dikamar tamu yang sempit.
Setiap kali Jungkook ingin bicara, Suzy selalu menghindar.

"Ini sudah malam, appa antar kamu kekamar ya, besok kan harus sekolah," ucap Jungkook lembut menggendong anaknya menuju pintu berwarna biru langit,

Dengan hati-hati ia membaringkan tubuh mungil tersebut dikasur, menepuk-nepuk punggungnya sembari bersenandung lembut, sudah menjadi kebiasaan bagi Jungsoo diperlakukan seperti ini.

Dari luar pintu Suzy menatap keduanya, tak ada yang tahu bagaimana perasaannya. Perlahan tangannya terulur menutup pintu sembari berucap pelan,

"Selamat malam, semoga mimpi indah,"
Jungkook yang selalu menyadari hal tersebut menoleh kearah pintu yang sudah tertutup.

LovEnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang