***********Sorry For Typo*********
Seorang gadis mengendap-endap didepan jajaran loker, ini hal yang sangat menegangkan ketika untuk ke sekian kalinya ia akan menjadi cupid temannya, tidak- bukan hanya sekedar teman tapi sahabat sejatinya.
"Semoga berhasil." Ucapnya mencium surat berwarna merah jambu tersebut lalu menyelipkan lewat sela-sela loker, setelah itu berlari meninggalkan ruangan loker.
Beberapa menit kemudian segerombolan siswa berseragam kaos basket muncul, nampak mereka baru saja selesai berlatih.
"Aigoo~ ku kira tadi takkan masuk." Gumam salah satu dari mereka
"Kau harus lebih percaya diri Park Jimin, agar Jiyeon tak meledekmu habis-habisan." Ujar yang lain, semua langsung tertawa
"Yah~ aku bisa bayangkan betapa menyeramkannya dia~" dari mereka bergidik ngeri
"Ku do'akan dia jodohmu Jin~" sahut Jimin terkekeh geli, bagaimana yah~ Jin dan Jiyeon itu sudah seperti tikus dan kucing, dan menurut pandangan drama yang sering diceritakan ibu-ibu biasanya berakhir jodoh.
"Yyak!!" Pekik Jin tak terima,
"Eo~ apa ini?" Tanya salah satu dari mereka ketika membuka loker mendapati surat merah jambu, yang lain langsung mengerubungi seperti semut
"Daebakk! Ternyata masih ada yang berani memberimu surat cinta." Pekik Jimin menepuk pundaknya, sedangkan laki-laki itu mengerutkan dahi. Apa gadis ini sudah gila? Dulu dia sudah mengumumkan ke semua penduduk sekolah kalo ia akan membenci siapapun yang mengirimkan surat atau barang padanya.
"Mungkinkah dia seorang penantang?" Tanyanya membuat mereka bergidik ngeri, yah~ laki-laki dingin berstatus sebagai si no.1 di sekolah ini sungguh tak suka berurusan dengan wanita, menurutnya itu sangat merepotkan. Jika Jimin akan menerima dengan senang hati setiap cinta dari para gadis, maka layangan tajam akan diberikannya hingga para gadis meneguk ludah mereka.
*
*
"Zy, kau darimana saja?! Hampir saja Park saem muncul, beruntung Soojung dapat mengalihkan perhatiannya," ujar Jiyeon menatap gadis yang baru saja duduk dibangkunya, gadis itu nyengir lebar
"Tenang saja, aku baru saja membantu sahabatku Kang Jiyoung," sahutnya merangkul bahu gadis yang duduk disebelahnya
"Mwo? Apa maksudmu dengan kata membantu?" Tanya Jiyoung menatapnya kaget
"Hanya sekedar mengirimkan surat, aku yakin dia akan langsung jatuh cinta padamu dengan puisi yang ku tulis. Seperti katamu, dia itu suka kata-kata romantis." Jelasnya dengan suara menggebu-gebu, kedua temannya hanya menganga lebar
"Tunggu-tunggu, memangnya kau tahu lokernya Yoongi?" Tanya Jiyoung menatapnya tak percaya,
"Tentu saja, sesuai katamu no. Lokernya adalah 69. Benarkan?" Sahutnya masih tersenyum lebar, Jiyong dan Jiyeon mengangguk setuju, untung saja gadis ini tak teledor, karna gadis ini memiliki radar kepintaran dibawah mereka.
"Tenang saja semuanya pasti berjalan baik, aku yakin." Ucapnya percaya diri. Kedua temannya hanya menganghuk setuju, semoga saja dia benar.
*
*
"Kau sudah menemukan gadis yang mengirimkan surat padamu Tae?" Tanya Seokjin yang duduk disebelahnya, laki-laki itu mengedikkan bahunya lalu tak sengaja melirik pintu kantin
"Aku baru lihat gadis itu," ucapnya menunjuk segerombolan gadis memasuki kantin
"Yang mana?" Sahut Jimin, itu Jiyeon and the gank
"Masa sih? Itu kan Jiyoung dan Soojung, kau kan sring melihatnya kalo kita kerumah Jimin." Ujar Yoongi geleng-geleng kepala
"Bukan dua gadis berisik itu, tapi yang itu. Yang memiliki poni ala dora dengan jepit rambut sebesar batok kelapa," sahutnya masih mengamati gadis yang tengah tertawa bersama Soojung
"Dia Bae Suzy, kau jarang melihatnya karna dia datang disaat kau pulang. Dia sering menginap juga, tapi eh~~ kalian pernah berpapasan kok sekali, waktu tubrukan dikamar mandi rumah." Jelas Jimin membuat Taehyung mengerutkan keningnya mengingat-ngingat, matanya memandang Suzy lekat lalu bangkit dari duduknya.
"Cintaku itu sederhana. Cukup engkau menjadi milikku, maka aku akan menjadi milikmu selamanya." Ucap Taehyung tiba-tiba tepat didekat keempat gadis tersebut, keempatnya sontak menoleh lalu membulatkan matanya kaget.
"Bukan begitu Bae Suzy?" Tanyanya lagi mensejajarkan wajahnya dengan wajah Suzy, mata gadis itu hampir saja meloncat keluar. Keduanya terdiam bagaikan atmosfir di gurun pasir keadaan kantin jauh lebih hening.
Apa no. 69 dan 96 itu tertukar? Mati aku. Batin Suzy merutuki diri, kebiasaannya ketika gugup adalah menggigit bibir bawahnya.
"Jangan." Ucap Taehyung tiba-tiba
"Eo~" Suzy hanya menunjukkan wajah tak pahamnya
"Kau kekasihku mulai detik ini." Tegas Taehyung membuat seisi kantin menganga tak percaya, laki-laki itu langsung berbalik pergi sedangkan Suzy linglung seketika ia berlari mengejar.
"Tu.. tunggu. Tunggu. Tunggu. Tunggu!" Pekiknya menhaan nafas kelelahan, kau benar-benar dakam masalah Bae Suzy. Taehyung mengangkat sebelah alisnya, melihat Suzy yang merentangkan tangan dan malah membuang muka
"Aku memang menulis itu, tapi bukan untukmu. Itu dari Jinyoung untuk Yoongi, jadi... bisa...bisakah.. maksudku.. kita.. kita tidak bisa memiliki hubungan sepasang kekasih seperti yang.... kau ucapkan tadi," ucapan Suzy melemah, jelas sekali Taehyung tepat berada didepan wajahnya, ia gugup bukan main.
Taehyung, laki-laki es kutub utara yang tak pernah tersentuh siapapun malah membuat berita heboh dengan menjadikannya kekasih.
"Kau ingin ku peluk?" Tanya Taehyung
"Hah?" Suzy yakin bahwa wajahnya kali ini sangat terlihat bodoh, belum lagi ia menggigit bibir bawahnya, tatapan tajam yang menusuk hingga jantungnya berdetak cepat
"Jangan lakukan ini." Lirih Taehyung mengusap bibir Suzy dengan ibu jarinya, mata Suzy terbelak, perlahan mundur dan akhirnya ia terjebak diantara dinding dan tubuh Taehyung. Yang membuatnya semakin sial adalah takkan ada yang melewati lorong ini, karna lorong ini satu-satunya jalan menuju gudang belakang sekolah yang sudah tak terapakai. Mati saja kau.
Suzy tak mengerti dan tak paham sedikit pun ucapan Taehyung, tapi kebiasaannya bukan sesuatu yang bisa dihilangkan dalam satu jam atau bahkan satu hari. Jadi kenapa ia seperti tersangka sekarang?
"Ini akan menjadi awal kita bersama," bisik Taehyung, buku kuduk Suzy meremang, ia mencengkeram erat rok seragamnya memalingkan muka ternyata membuat laki-laki ini mencium daerah lehernya,
"Dan seperti katamu, kamu milikku~ aku milikmu selamanya." Bisik Taehyung sebelum akhirnya menekan tengkuk Suzy dan membuat gadis itu shok berat.
Seseorang, bibirku tak perawan lagi.
Untuk pertama kakinya aku memiliki candu terhadap bibir seseorang.
Dan Taehyung bagaikan seorang pamvir yang tak pernah puas menyesal habis bibir milik Suzy.
*
*
*
FIN^^
Sebel sama cerita yang akhirnya hilang dan mesti buat lagi, huuuhhh... intiny begini tapi tadi lebih panjang.. menyebalkan.
