***********Sorry For Typo**********Suzy menatap garang pada sosok didepannya, sosok yang bersenang-senang setelah membuatnya kalang kabut bak orang gila, tanpa banyak kata ia berbalik pergi.
Tidak.
Ia takkan menangis lagi kali ini.
Ia putuskan untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Ia hapus air matanya, menarik ransel hitam miliknya, melirik sedikit ransel abu-abu lalu ditariknya.
"Mati saja sana." Gerutunya melempar tas tersebut keluar jendela hingga tersangkut dipohon dan Suzy tak peduli, ia memilih meninggalkan kelas dan mengabaikan sosok itu yang masih setia menebar senyum pada segerombolan gadis sekolahnya.
*
*"Jim~ diaman tasku?" Tanya Jungkook begitu tak mendapati tas abu-abu kesayangannya menghilang dari atas meja, Jimin yang menjadi teman sebangkunya menaikkan sebelah alisnya.
"Mana ku tahu? Aku kan bersamamu sejak tadi." Sahut Jimin mengangkat bahunya acuh, keduanya memang baru masuk kelas.
"Aish~ jinjja~" gerutu Jungkook menghela nafas tak mendapati tas kesayangannya, itu adalah hadiah dari seseorang makannya ia begitu menjaga baik tas tersebut, sekarang tas itu tak ada. Habislah dia.
"Eo? Bukannya itu milikmu Jung?" Tanya Jimin dengan mata melotot menunjuk pohon menjulang tinggi yang berada disisi kelas, keduanya bergerak mendekat.
"Ye? Kenapa bisa tersangkut disana? Siapa yang bera...."
Drrrrtt
Aku sudah membuangnya, jangan diambil lagi. Hubungan kita ini sampah seperti tas itu. Kau bisa lakukan yang kau mau.
Kita putus.Matanya semakin membulat begitu membaca rentetan kalimat dilayar ponselnya, apalagi dua kata terakhir yang takkan pernah diterima oleh otak dan hatinya.
"Kenapa?" Tanya Jimin melihat sahabatnya itu diam kaku mengeratkan pegangannya pada ponsel ditangannya, Jungkook tak menjawab memilih lari keluar.
Gila.
Batin Jimin ketika Jungkook berusaha mengambil tas miliknya sendiri, terlihat kesusahan tapi tetap berusaha, bahkan laki-laki itu tersenyum begitu tas itu ada ditangannya.
*
*"Apa?!" Ketus Suzy melioat tangannya didada, ibunya berteriak histeris memanggilnya karna ada sosok yang mesti ditemui melebihi tamu agaung, tahu siapa yang datang ia tak mungkin capek-capek turun dari ranjangnya.
"Hapus ini." Perintah Jungkook menunjukkan pesan singkat yang dibacanya tadi siang, Suzy hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Tak mau. Hapus aja sendiri." Ketus Suzy tajam, tak ada wanita yang tahan ketika pacarnya sama mantan pacar, apapun alasannya.
"Zy,"
"Apa?!" Bentak Suzy, bersyukur karna mereka berada ditaman belakang rumah hingga suara mereka pastinya takkan terdengar sampai kedalam rumah.
"Aku tak mau putus."
"Aku tidak peduli."
"Tapi aku peduli. Jangan egois begini Zy, cemburumu itu berle.."
"Menurutmu ciuman dengan mantan pacar itu berlebihan? Lalu aku harus aoa brengsek? Mati sana. Aku muak dengan wajahmu itu. Aku cukup sabar dengan kau baik pada semua mantan tapi tidak ketika kau memeluk dan menciumnya brengsek. Hubungan ini sampah. Dan kau bisa membuangku sekarang." Jungkook bungkam, ia tak tahu kalo gadis yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tenang bisa semarah ini, Suzy tak pernah marah seberapa besar ia kecewa tapi kali ini sangat helas wajah itu penuh dengan rasa kecewa.
"Zy,"
"Don't touch me."
Grep
Jungkook memeluk erat. Suzy berontak.
"Tidak. Semuanya salah. Semuanya tak benar. Aku hanya mencintaimu. Mencintaimu Zy. Apa yang kamu lihat itu bohong. Dia yang memelukku dan aku berusaha meleoaskan diri, dia kelilipan aku meniup matanya. Aku janji ini terakhir kali aku dekat dengan mantanku."
"Aku tidak peduli brengsek."
"Tapi aku peduli, aku sangat peduli. Jangan putus. Jangan, kecuali jika mau memisahkan. Aku sangat mencintaimu, maafkan aku."
"Brengsek." Maki Suzy memukul punggung Jungkook
"Itu duku, tidak sekarang ketika aku mencintaimu." Suzy terisak, Jungkook tahu gadisnya memaafkannya, berkali-kali ia menciumi puncak kepala kekasihnya.
"Kita putus."
"Tidak. Kita menikah saja." Kekeh Jungkook, atas kebodohannya ia benar-benar akan menjauhi para manatan, karna mantan itu orang ketiga yang mesti dibuang, teman itu hanya tindakan terselubung mereka yang ingin merusak.
*
*
*
FIN^^