**********Sorry For Typo**********"Zy, ngapain kita kesini?" Bisik Soojung melihat tingkah sahabatnya yang bersembunyi diantara orang-orang yang menonton basket
"Aish~ diamlah. Disana ada kookie~" sahutnya menatap penuh binar kearah pria yang kini sedang berada dilapangan
"Masih jadi stalker nih ceritanya," ujar Jiyeon
"Bukan. Aku ini penggemarnya,"
"Penggemar? Mana ada oenggemar yang sampai mengikuti kerumahnya,"
"Aku kawatir bodoh, aku kawatir dia diganggu preman,"
"Astaga~ yang harusnya takut itu kamu, preman-preman itu takkan sudi memperkosa Jeon Junhkook, Bae agassi~"
"Tapi mereka bisa membunuhnya, karna ia banyak uang. Atau menjualnya karna dia tampan,"
"Ya Tuhan.. kau benar-benar tak waras Zy, memangnya kalo dia dibunuh kenapa? Dia tahu kamu bernafas saja tidak." Gerutu Soojung menekuk wajahnya, Suzy bungkam.
Ia tersenyum lirih, memang inilah posisi seorang penggemar, apalagi penggemar yang sembunyi-sembunyi, dia memang takkan pernah tahu bahwa aku ada dan aku bernafas. Lalu apa yang aku harapkan?
"Kau harus berhenti Zy, berhenti menjadi secret admirer dan menjadi bodoh. Karna kau cukup muda untuk bisa bahagia dan menikmati masa remajamu,"
*
*
*
Selesai pelajaran olahraga semuanya kembali kek kelas kecuali Suzy, ia lupa membawa seragamnya dan memilih bolos membereskan bola-bola bekas teman-temannya. Ia juga mendapatkan tugas untuk membersihkan gudang bola."Aduuhhh... ucapan Soojung benar. Aku harusnya berhenti, okay. Kau harus melupakan perasaanmu Zy, mulai sekarang kau harus melupakannya. Kau bisa." Gumamnya menyemangati diri sendiri, lalu mendorong troli yang berisikan bola.
"Ah~~ ternyata membereskan bola-bola saja lelah, apalagi kalo aku harus membereskan perpustakaan. Aku sendiri kadang suka simpen buku sembarangan, untung saja hanya gudang ini," gerutunya dengan tangan membawa bola terakhir untuk diletakkan dipaling atas.
"Dimana kursinya?" Gumamnya, lalu menghela nafas. Karna tak menemukan, ia pun berusaha menyimpannya dengan meloncat-loncat.
"Aduuuhhh su.... lit," lirihnya ketika ada seseorang yang mengambil bolanya dan meletakannya
"Harusnya kamu meminta tolong atau mencari kursi, sudah tahu pen...."
Krek...
Bruuugg...
"Awas!" Dada Suzy bergemuruh cepat, pria ini memeluknya erat dengan posisi berjongok
"Aish~ harusnya lemari bolanya sudah diganti. Aku harus protes pada para pengurus." Gerutu pria tersebut melepaskan pelukannya tanpa menyadari sosok Suzy yang mematung karna jantungnya yang berdetak tak karuan.
"Hey! Gwaenchana?" Tanyanya sadar bahwa ia hanya menggerutu sendiri, menatap gadis yang sejak tadi menundukkan kepalanya
"Pi... pintunya..." ujar Suzy gugup
"Pintunya tertutup, wae?"
"Mwo?!" Wajah Suzy terkejut menatap pria didepannya
"Be.. benarkah tertutup?" Ia kembali gugup ketika bertemu pandang
"Ne, waeyo?"
"Padahal aku sudah mengganjal tadi dengan kayu," gumamnya
"Aku menendang kayu tersebut, ku kira itu orang iseng." Ujarnya datar
"Ki... kita terjebak. Pintunya hanya bisa dibuka dari luar," gumam Suzy
"Kau mengatakan sesuatu? Kenapa terus menunduk ketika bicara? Apa aku ini seperti hantu hingga kau takut padaku? Dan kenapa kau terus memegang dadamu? Apa kau sakit?" Tanyanya terus-terusan, Suzy menggelengkan kepalanya kuat.
"Lalu?"
Apa ini waktu yang diberikan Tuhan? Benar. Aku harus mengungkapkan perasaanku sebelum aku benar-benar melupakannya.
"Jungkook." Ucapnya dengan wajah terangkat
"Kau tahu namaku."
"Aku ingin jujur padamu, selama ini orang yang sering meletakkan note biru dilokermu adalah aku. Orang yang sering meletakkan makan siang dilokermu itu juga aku, orang yang sering mengikutimu sampai rumah itu juga aku. Awalnya aku hanya mengagumimu, kau baik, tampan dan multitalent. Aku terbiasa mengikuti langkah kakimu hingga aku mulai menyayangimu dan berpikir mungkin aku menjadi pacarmu. Tapi temanku menyadarkanku, dia mengatakan Kau tahu aku bernafas saja tidak. Ini berat ku lakukan, tapi sebelum aku benar-benar melupakanmu, aku ingin mengungkapkan perasaanku." Ujarnya panjang lebar, menarik nafas dalam-dalam laku dikekuarkan.
"Jungkook, Saranghae~" ucap Suzy menatap dalam bola mata Jungkook, yang terlihat tersenyum tipis.
"Ah~ jadi kau BZ itu. Kalao begitu kau harus berkencan denganku karna sudah berani menyatakan cinta."
"Benarkah? Kita berkencan?"
"Hmp.. kita berkencan seumur hiduo kita,"
"Hah?"
Chu~~~
"Nado saranghae~~" bisik Jungkook menekan tengkuk Suzy
Ibu.. anakmu mau berkencan. Aku laku bu, aku laku. Dan kita bisa menghasilkan anak banyak.
Ibu... matanya sepertimu makannya aku mau dia bersamaku. Selamanya.
*
*
*
FIN^^
![](https://img.wattpad.com/cover/124515982-288-k21613.jpg)