Doubt You (2)

5.9K 510 13
                                    

[ PERHATIAN : Ini adalah sambungan dari Chapter "Finally" yang aku ganti judul jadi "Doubt You (1)". Tidak ada perubahan cerita sama sekali. Hanya perubahan Judul karena author tiba-tiba ganti ide. Maaf atas ketidak nyamanannya. ]

YN's POV

"Are you sure? Ku rasa kita sudah terlalu jauh"

Kyungsoo sudah akan menggerakkan tangannya untuk mengaitkan kembali kancing piyama ku sebelum aku menghentikannya.

Aku benar-benar tidak ingin dia berhenti.

Tidak saat ini.

"No no please... kita sudah sejauh ini. I know you desire me for a long time. Kamu tidak tahu bagaimana aku mengumpulkan banyak keberanian untuk melakukannya."

Ku tatap dalam mata bulat yang selalu bisa menghipnotisku itu. Tidak bisa ku terka apa yang ada dalam pikiran Kyungsoo tentang ku sangat ini. Ia pasti menganggap aku seperti seorang jalang.

"No! No! You are out of mind!"

Wajah Kyungsoo merah menahan amarah, tangannya dengan cepat mengancingkan piyama ku seperti orang kesetanan.

"Hikss....hiksss...hiksss. Kyungsoo...."

Air mata yang sudah ku bendung sejak tadi tak dapat ku tahan lagi. Ku tutup wajahku dengan kedua tangan, merasa malu.

"Sayang...ada apa denganmu? Hei lihat aku"

Kyungsoo membantuku untuk duduk dan perlahan ku rasakan tangannya mencoba membuka tanganku yang menutup wajah tapi tak aku biarkan. Aku tidak ingin ia melihatku seperti ini. Harga diriku rasanya tak bersisa lagi.

"Sayang ku mohon jangan seperti ini. Katakan padaku ada apa? Berhentilah menangis ku mohon"

Kyungsoo memelukku erat, ku rasakan tangan lembutnya mengelus punggungku. Suaranya begitu frustasi mencoba membuatku tenang tapi air mataku bahkan tidak berhenti malah semakin menjadi.

"Katakan padaku apa yang bisa membuatmu berhenti menangis, hmm? Katakan"

Kyungsoo menciumi kepalaku dan sayup-sayup ku dengar suara sedikit meninggi memintaku berhenti menangis karena takut sesak nafasku kambuh tapi aku tidak dapat menangkap dengan jelas karena pandanganku mengabur dan semuanya gelap.

Kyungsoo's POV

Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi. Kami hampir saja bercinta dan melewatkan malam panas sebelum akhirnya aku tersadar dan YN menangis meraung.

Apakah ini semua salahku?

Apa seharusnya aku melanjutkannya saja sampai kami melalukannya?

Apa YN merasa bahwa aku menolaknya?

Apa ia merasa dia tidak cukup indah?

Karena air matanya sungguh membuatku hancur. Sesaat lalu aku merasa senang karena YN mengizinkan aku menyentuh bagian tubuhnya yang bahkan belum pernah ku lihat sebelumnya, tapi melihatnya menangis tersedu membuatku berpikir apa ia menyesal dengan apa yang kami lakukan? Apa ia menganggap aku tidak pantas untuknya? Semua hal ini tambah membuatku gila.

YN akhirnya tertidur setelah menangis hampir setengah jam dalam pelukanku. Ku rebahkan kembali tubuhnya dan menyelimutinya.

Aku butuh udara segar dan sudah akan berjalan menuju pintu kamar sebelum lenguhan pelan YN menarik perhatianku. Ia selalu seperti ini, tidak mudah tidur dengan nyenyak.

Kembali ku dudukkan diriku di sisi tempat tidur yang kosong, mengelus punggungnya sembari menepuk-nepuknya pelan sampai ia tidak bergerak gelisah lagi dalam tidurnya.

KYUNGSOO AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang