S-15

9.6K 907 108
                                    

Happy Reading!

Mohon maaf jika ada typo😚

•••••••

"Wow." Satu kata keluar begitu saja dari mulut Hanbin saat melihat Lisa membuang ponselnya begitu saja hingga hancur berantakan dilindas mobil.

Ia kembali memandangi wajah Lisa, matanya begitu bengkak membuat Hanbin meneguk salivanya susah payah.

Sebenarnya ada apa dengan rumah tangganya hingga wanita itu datang ke apartemen nya dengan membawa koper besar?

"Untuk apa uang sebanyak itu?" tanya Hanbin lagi saat Lisa mengeluarkan beberapa tumpukan uang yang sepertinya baru ditarik.

"Aku mau pergi ke- Thailand." Balasnya membuat mata Hanbin melebar.

"Bagaimana dengan anakmu?"

Lisa bergeming dan memegang tangan Hanbin, "bantu aku untuk mengambil anakku." Ucapnya dengan suara memohon.

"Lis, anakmu itu bukan satu atau dua. Tetapi ada lima, kalau aku bawa kabur semuanya bisa-bisa aku gagal membawa mereka dan dibilang seorang penculik." Sungut Hanbin membuat Lisa menurunkan tangannya dan kembali menoleh pada jendela yang menjadi perantara untuk melempar ponselnya tadi.

Ya, Lisa memilih menghancurkan ponselnya sebelum Sehun bergerak menyuruh Kai untuk melacak keberadaannya.

Bahkan ia sudah melepas semua perhiasan yang Sehun berikan padanya. Bisa saja suaminya itu memasang alat pelacak pada itu semua, pikirnya.

Ia melirik jarinya, hanya ada satu cincin disana.

Ya, cincin pernikahannya. Lisa masih berat untuk melepasnya. Ia masih tidak menyangka jika suaminya itu melakukan hal seperti itu padanya.

Ia berusaha melupakan itu dan menganggap itu semua adalah mimpi buruk tetapi semakin ia ingin melupakannya, semakin perih yang ia rasakan dibagian hatinya.

"Jadi aku harus bagaimana?" tanya Lisa meminta pendapat.

Hanbin yang mendengar itu hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Jelas sekali Lisa belum bercerita apa-apa. Bagaimana bisa ia memberi pendapat jika ia tidak tahu masalah apa yang Lisa hadapi sekarang.

"Apapun masalahmu. Aku hanya berharap keputusan yang kau lakukan sekarang tidak membuatmu menyesal." Sahut Hanbin membuat Lisa bergeming dan menatap pemandangan kota Los Angeles dari atas sana.

Lisa tidak mungkin menyesal. Seharusnya Sehun yang merasa menyesal pikirnya.

Bahkan Lisa saja tidak berpikiran untuk selingkuh dari suaminya itu.

"Everyone wants you. Don't be sad." Ucap Hanbin lalu mengusap air mata Lisa yang mulai jatuh.

Ya, semua orang menginginkan Lisa termasuk dirinya. Seharusnya Sehun menyesal karena membuat istrinya hingga kabur seperti ini.

"Everyone? Itu tidak berlaku pada seorang Oh Sehun." Balas Lisa dan tertawa hambar.

Hanbin menghela nafas pelan, kalau ia bisa menjadi orang brengsek untuk sehari saja. Mungkin ia ingin merebut Lisa dari Sehun saat ini.

•••••••••••

Sehun membanting semua barang-barang yag ada dikamarnya.

"Sialan!" umpatnya.

Ya, ia melihat isi lemari Lisa hanya tinggal setengah isinya dan terlebih lagi semua perhiasan yang Sehun berikan padanya disimpan dengan rapi disana membuat ia menggeram kesal.

Dadanya naik turun.

Entah ia harus mengumpat seperti apa lagi.

Ia keluar dari kamarnya dan menyuruh baby sitter-nya itu untuk menjaga anaknya.

Rahangnya tampak mengeras dan wajahnya sudah merah padam saat ini.

Ia tidak bisa memaafkan dirinya karena membuat Lisa pergi dari rumah.

"Ini semua karena jalang itu!" pekiknya kesal lalu memukul stirnya dengan gemas.

Ia kembali menancap gas dengan laju.

Ya, tujuannya saat ini pergi kerumah Kai. Bagaimanapun caranya ia harus menemukan Lisa.

Ia benar-benar tidak bisa melepaskan wanita itu. Ia bahkan berani menerjunkan dirinya dari bangunan tinggi jika wanita itu bersikeras menceraikannya.

"Dasar bodoh!" umpatnya dan merutuki dirinya sendiri.

Bagaimana bisa ia mengkhianati istrinya sendiri hanya karena wanita bar-bar seperti Skyla?

Geez! Semua bayangan Lisa selama lima tahun terakhir mulai terbayang-bayang dipikiran Sehun.

Mulai dari awal mereka kenal hingga Sehun bisa jatuh pada wanita itu.

Semua asin, manis, pahit hubungan yang mereka jalani kembali terngiang-ngiang dipikiran Sehun saat ini.

"Kau bodoh Oh Sehun!" erangnya kesal dan memukul-mukul stir mobilnya itu dengan gemas.

Ia langsung memarkirkan mobilnya dengan asal saat sampai dipekarangan rumah Kai.

Ia mengetuk pintu rumahnya dengan tak sabaran. Padahal ini masih pagi hari tetapi ia tidak peduli.

"Geez! Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini?!" kesal Kai dengan wajah bantalnya saat melihat Sehun ada didepan rumahnya.

"Aku minta kau melacak Lisa sekarang juga."

"Lisa? Kemana dia? Shawn menculiknya lagi?" tanya Kai sedikit terkejut lalu menyuruh Sehun untuk tenang dan masuk kedalam rumah.

"Tidak. Dia kabur."

"Kabur?"

"Jangan banyak tanya, cari saja dia." Sungut Sehun membuat Kai menghela nafas pelan.

Ia mengajak Sehun ke ruangan khususnya.

"Sebenarnya kalian ada apa?"

"A-aku..."

"Selingkuh?" potong Kai langsung membuat Sehun mengangguk.

"Sudah kuduga. Kau gila, pantas saja ia meninggalkanmu." Dengus Kai lalu menyalakan komputer miliknya.

"Ck, diamlah. Cari saja dia."

Kai bergeming, jika saja bukan sahabat mungkin ia akan memukul wajah Sehun saat ini.

Tetapi Kai juga tidak mau mencampuri urusan rumah tangga mereka.

••••••••••

Lisa mengeluarkan amplop yang Shawn kemarin berikan ppadanya. Disana ada tertera nomor milik Shawn.

"Bin?" panggil Lisa membuat pria itu langsung memakai baju atasannya dan keluar dari kamar.

"Boleh aku meminjam ponselmu?"

Hanbin mengangguk lalu kembali kedalam kamar dan memberikan Lisa ponselnya.

Lisa tahu ini gila, tetapi sepertinya ia harus meminta bantuan Shawn untuk membawa semua anaknya.




















TEBECE.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang